- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»PAMERAN FOTO NEWS YANG BERAGAM
16 Jan 2012 09:48:00Pameran foto bertajuk ‘News’ digelar di Galeri Biasa sejak 12 Januari lalu. Diikuti sepuluh seniman foto yang sedang menempuh studi program pascasarjana ISI Yogyakarta. Pameran ini merupakan tugas akhir mereka.
Sepuluh seniman ini adalah Agam Bajradaram, Anin Astiti, Farhan Adityasmara, FX Damarjati, I Dewa Gede Purnama Yasa, I Putu Dudyk, Ramanda Dimas Surya Dinata, R. Sulistyo Wibowo, Stefanus Daniar Wikan, dan Susanto Umboro. Mereka berpameran dengan sepuluh kekhasannya. Artinya, jika cuma satu foto saja dari setiap seniman yang diberi caption, kita tetap bisa mengetahui karya siapa foto-foto lainnya. Ini juga berarti adanya keberagaman dalam pameran ini, baik tema, teknik maupun gaya. Sesuai dengan kepanjangan teman ‘News’,yakni North, East, West dan South yang mencerminkan beragam arah.
Irwandi, dalam pengantar pameran, membagi tiga kelompok besar. Ada Agam, Anin, Dewa, Sulistyo dan Wikan yang masih setia menampatkan fotografi dalam sui generisnya, yakni permainan momen, warna, bentuk, ruang tajam, dan berbagai permainan visual khas fotografi untuk menyampaikan makna dalm tatarannya masing-masing. Di antara mereka, Agam, Anin, Dewa bermain dengan straight photography. Ada pula Dudik, Farhan, Jati, dan Rama yang mendudukkan fotografi sebagai wadah interaksi simbol-simbol guna penyampaian makna. Kemudian ada Santo yang memakai fotografi sebagai kepanjangan mata untuk menunjukkan bentuk-bentuk yang asingbagi mata kita.
Foto-foto karya Agam Bajradaram menampilkan keindahan angkasa yang impresif: langit, awan, dan cahaya matahari dalam warna-warna mencolok yang memikat. Karya-karya digital print Agam ini menjadi berbicara ketika mewakili suasana rasa optimis, gembira, harapan maupun syukur yang positif.
Agam memilih obyek ini dengan alasan filosofi keindahan berawal dari langit, dan keindahan pun berakhir di sana. Karena itu cakrawala menjadi minat utamanya “dalam sebuah pencarian harmonisasi diri akan labirin kehidupan.” Menurut Agam, keindahan yang tanpa sengaja tampak dalam waktu tertentu menjadi sebuah momen estetis..
Jika Agam bermain dengan “obyek cahaya” secara impresif, Susanto Umboro justru masuk dan mengeksplor cahaya sebagai elemen terpenting visualnya. Ia menggunakan refleksi kaca dalam fotografi abstrak dengan teknik makro. Baginya, perpaduan visual terhadap kaca yang tersinari oleh cahaya memantulkan refleksi yang menarik. Foto-foto abstrak, menurut Susanto, menjadi menarik bila mampu mengomposisikan penataan warna atau gambaran suatu objek secara harmonis.
Susanto menuturkan bahwa eksplorasinya menggunakan berbagai teknik, seperti penggunaan kecepatan rendah dan menggoyangkannya sehingga terbentuk menjadi suatu lukisan cahaya, atau dengan menggunakan lampu kilat dan mengeksplorasikannya yang mampu mengekspesikan atau menumpahkan suasana batin ke dalam foto.
Anin Astiti dan I Dewa Gede Purnama Yasa tampil “konvensional”. Anin memotret sebuah taman ria dengan gaya street photography. Dewa memotret penari Legong, tari klasik Bali yang kondang. Karyanya ‘Menunggu Giliran’ merupakan foto hitam putih yang memikat, merekam seorang gadis penari Legong yang mengintip dari balik tiang dengan tetap menonjolkan keanggunan panggung pertunjukan.
FX Damarjati, dengan gaya minimalis, mengangkat tema ‘Bathtime Story’ yang menampilkan aksi perempuan di kamar mandi, yang kebanyakan dalam ekspresi menikmati aktivitas mandinya. Sebagian karyanya yang menggunakan siluet ataupun negatif film menyiratkan kemisteriusan di balik kamar mandi sebagai tempat yang paling pribadi. Gaya minimalis lainnya diterapkan R. Sulistyo Wibowo yang memvisualkan komponen-komponen mesin usang, yang menjelma menjadi obyek eksotis dan arkais.
Dua seniman yang mengemukakan kritik sosial adalah Ramanda Dimas Surya Dinata dan I Putu Dudyk. Ramanda memadukan koran dan figur orang dengan teknik sandwich. Teknik ini menggabungkan dua film positif (slide) atau dua film negatif (klise) dalam satu frame, untuk direproduksi atau dicetak sehingga menghasilkan multiple-exposure effect. Seperti juga Ramanda, foto-foto Dudyk kental dengan “intervensi senirupa” dalam menggambarkan konsumerisme terhadap handphone.
Gaya grafis senirupa mencuat dalam karya-karya Stefanus Daniar Wikan yang bertajuk ‘Female Red Topography’. Wikan melakukan eksperimen fotografi yang menggunakan atribut warna merah dikombinasi dengan model perempuan. Menurut Wikan, warna merah berfungsi sebagai point of interest sedangkan hitam putih sebagai aksen lain yang digunakan untuk menonjolkan obyek lainnya,
Wikan menjelaskan, bukan hanya fotografi model dan fashion namun juga disertai dengan genre hidden design photography dimana prinsip nirmana dijadikan pedoman dalam pemilihan komposisi foto. Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Karya-karya Wikan memang terasa kuat dalam komposisi dengan warna minimalis yang mencuatkan figurnya menjadi mencolok.
barata
Artikel Lainnya :
- 19 Maret 2011, Denmas Bekel(19/03)
- EPEK-EPEK (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-27)(02/03)
- 22 Nopember 2010, Kabar Anyar - KONDISI KALIURANG SELASA 16 NOVEMBER 2010(22/11)
- Damasus Panggah Ingin Cello Jadi Alat Musik Populer(05/05)
- Pameran Horor Twisted(30/04)
- 21 Juli 2010, Perpustakaan(21/07)
- 22 Oktober 2010, Kabar Anyar - CERITALAH INDONESIA KARIM(21/10)
- JARANAN (DOLANAN ANAK TRADISIONAL-8)(11/01)
- Buaian Sepanjang Masa, Musik Klasik Ala Indonesia(02/01)
- MEMBURU BERKAH DARI LIMBAH PANAS PG MADUKISMO(01/01)