Pameran Horor
Twisted

Horor tak selalu berkaitan dengan setan atau hantu, horor kali ini ditampilkan dalam gambar-gambar mengerikan seperti, wajah yang yang tercabik, kulit muka yang terkelupas sehinga terlihat jelas otot dan daging segar, suasana dapur dan seorang ibu yang sedang memasak kaki sebatas lutut dan masih banyak lagi gambar horor yang ditampilkan pada pameran bertajuk Twisted yang berlangsung sejak 20-30 April di Gedung B Galeri Nasional Indonesia. Pameran ini berangkat dari kesamaan visi dan minat tentang proses berkarya, ditengah maraknya berbagai karya seni dengan teknik digital atau computerized, sebagai anak muda yang menyukai teknik hand-drawing atau manual, maka lahirlah komunitas Manual or Dead pada pertengahan 2009.

Pameran yang isinya gambar-gambar seram dan teror ini adalah wujud dalam memberikan respon atas fenomena budaya yang berkembang di lingkungan sekitar tentang persepsi terhadap makna horor, dan ketiga seniman, Muhammad Taufiq (emte), Marendra Surya Ningtyas (reren), dan Tiar Sukma Perdana (cocot) mencoba memberi pendekatan baru tentang horor itu yang tidak selalu mahluk halus, alam gaib dan berbagai hal bersifat mistis, tetapi juga teror yang berdampak dalam keseharian. Dalam pameran ini mereka tidak hanya berbagi mimpi buruk personal mereka, tapi juga dan menantang dan mendorong interpretasi visual hingga batas batas ketakutan dan rasa nyaman, mimpi buruk dari pengalaman personal mereka ditampilkan lewat visual yang mengganggu, yang lebih jauh lagi mempertanyakan representasi dan referensi normatif kita akan sebuah kenyataan, juga ketakutan ketakutan bawah sadar masyarakat kolektif.

Hal ini terlihat dari karya Cocot, yang lukisannya menguliti figur manusia dan binatang hingga ke tulang. Dalam karyanya ini Cocot mengingatkan tentang teror dan horor yang ada dalam diri kita, dan akan terlihat ketika ia dalam keadaan terbuka atau terkuliti. Dalam catatan Ade Darmawan sang kurator, pengalaman personal lain datang dari Emte, pengalamannya sebagai desainer dan ilustrator di berbagai media, jejaknya bisa dilihat dalam karyanya Fashionista, di dalam karyanya ia mengambil pose model fashion yang banyak ditemui dimajalah fashion yang selalu memperlihatkan wajah-wajah cantik dan tampan, ditampilkan tanpa cela dan sempurna. Emte mengubah citra foto fashion itu dengan teknik gambar yang detail dan gaya ilustratif yang kuat dengan mengubahnya menjadi mengerikan, wajah tercabik, dan rusak.

Kengerian lain datang dari Reren yang sengaja memilih dua ikon produk industri hiburan Amerika yang mendunia, Mickey Mouse dan Superman. Reren menawarkan imajinasi buruk atas dua tokoh tersebut, Mickey dewasa menggenggam pisau dapur besar dan membunuh korban, dengan pesan Dont Make Me Angry. Sedangkan tokoh si penyelamat Superman digambarkan sosok yang telah tua, renta, dan duduk diatas kursi roda. Puluhan lukisan yang dipajang itu seragam menawarkan tema kengerian, dan kesemuanya adalah representasi sang seniman meyerahkan kelanjutannya alam pikiran kita sendiri untuk mengatasi ketakutan tersebut.