Nyayogjazz 2012:
Tingkatkan Swasembada Pangan Jazz Dengan Ngejazz !!

Desa Brayut yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, tiba-tiba menjadi sangat ramai oleh gelaran jazz suguhan musisi dari dalam dan luar negeri. Mereka main di atas panggung yang letaknya di dekat kandang ayam. Penonton pun menikmati sajian jazz sambil menyantap menu desa.

Ngayogjazz 2012 di Desa Brayut, Sleman, DIY, 18 November 2012, Foto: Natalia S
Panggung dibuat di pinggir kebun, becek pula tertimpa hujan

Lima tahun sudah Ngayogjazz menggelinding, dengan semangat bahwa musik diciptakan untuk dinikmati oleh semua orang. Jadi tidak ada musik untuk kelas elit atau kelas bawah. Semangat itulah yang membuat Djaduk Ferianto dan kawan-kawan menggulirkan Ngayogjazz di tempat-tempat “”tak umum”.

Diawali pada tahun 2008, dan tahun-tahun berikutnya Ngayogjazz menggelar panggung di aneka tempat antara lain pelataran rumah Djoko Pekik, Desa Sembungan, Kasihan, Bantul, juga di Pasar Seni Gabusan, Bantul; dan Desa Wisata Tembi, Bantul.

Untuk tahun 2012 ini, Ngayogjazz menyambangi Desa Wisata Brayut, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Pada Minggu Legi, 18 November 2012, di desa itu dibangun 6 panggung musik yang akan diisi oleh sekitar 40 musisi dari dalam dan luar negri, antara lain Everyday (komunitas Jazz Jogja), Solo Jazz Society, Irianti Erningpraja, Gubuk Jazz (Pekanbaru), Ketzia Laurentyna, Sinten Remen, Syaharani, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Ngayogjazz 2012 di Desa Brayut, Sleman, DIY, 18 November 2012, Foto: Natalia S)
Ketzia Laurentyna tampil di panggung Caping, yang berada di pelataran rumah warga

Panggung-panggung itu dibangun di tengah desa, ada yang berjarak beberapa meter saja dari kandang ayam, dan pohon bambu. Ada yang berada dekat dengan pohon salak yang sedang berbuah sehingga terlihat sangat unik. Panggung Ngayogjazz ini bertolak belakang dengan konsep panggung musik umumnya, yang biasanya dibuat megah dan jauh dari penontonnya. Panggung di Brayut justru menyatu dengan penontonnya. Setiap panggung diberi nama yakni Keprak, Luku, Caping, Pacul, Lesung, dan Ani-ani.

Tak hanya menikmati musik, pengunjung juga disuguhi makanan khas desa yang tersedia di stand-stand makanan. Ada juga pasar musik yang menjual CD lagu dari band-band jazz lawas, dan berbagai merchandise.

Panggung baru benar-benar hingar-bingar ketika jarum jam menyentuh pukul 14.30. Acara pembukaan terpaksa molor, yang seharusnya dimulai tepat pukul 13.00, gara-gara hujan deras mengguyur Brayut. Di panggung Keprak, Ngayogjazz dibuka oleh komunitas jazz Yogyakarta ‘Everyday’, mereka membawakan lagu-lagu ciptaan sendiri “Surya Kumbara”, “Beautiful day” dan lainnya. Lurah Brayut, Pak Bambang membuka acara dengan ucapan terima kasih karena telah membuat Desa Brayut tampil beda dengan adanya Ngayogjazz 2012.

Ngayogjazz 2012 di Desa Brayut, Sleman, DIY, 18 November 2012, Foto: Natalia S
Menjelang sore penonton bertambah banyak, apalagi hujan sudah reda

Di panggung Caping pukul 14.30, seorang penyanyi pendatang baru di komunitas jazz Yogya bernama Ketzia tampil. Ia membawakan lagu-lagu dari penyanyi senior, “My Cherie Amour” milik Stevie Wonder, dan “Unforgettable” dari Nat King Cole. Ketzia yang masih belia mampu membawakan lagu tersebut dengan baik. Di penghujung, ia membawakan lagu milik Chrisye berjudul “Kala Cinta Menggoda” yang disambut meriah oleh penonton.

Pukul 16.00 Desa Brayut semakin ramai. Penonton dari berbagai daerah sudah mulai berdatangan, maklum saja karena musisi-musisi senior memang dijadwalkan main selepas magrib. Selain ingin melihat panggung musik, beberapa pengunjung memang datang untuk sekadar berjalan-jalan menikmati pemandangan atau mampir ke warung makan dadakan.

Sayang selepas magrib, hujan deras kembali mengguyur Desa Brayut. Beberapa penonton memilih pulang, namun tak sedikit juga baru datang dan ingin tetap menikmati acara sampai selesai. Penonton yang mayoritas sudah mengenakan jas hujan tetap setia menunggu di depan panggung.

Ngayogjazz telah mendapatkan tempat di hati masyarakat Yogyakarta, terbukti sejak awal berlangsung panggung musik ini selalu ramai. Kesan eksklusif dari musik jazz pun perlahan luntur. Jadi tak berlebihan tema “Dengan Ngejazz Kita Tingkatkan Swasembada Jazz", karena dengan adanya acara ini perlahan bermunculan ide-ide kreatif dalam musik yang diciptakan oleh musisi-musisi jazz muda Indonesia.

Ngayogjazz 2012 di Desa Brayut, Sleman, DIY, 18 November 2012, Foto: Natalia S
Grup Everyday tampil di panggung Keprak

Natalia S.

Artikel Lainnya :


Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta