Membaca Cerpen-Cerpen 'KR' dengan Ekspresi
Rangkaian ucapan itu meluncur dari mulut Iqbal H Saputra, sementara kedua tangannya menutup aurat, memeragakan rangkaian kata yang dia ucapan. Iqbal tidak berkisah tentang dirinya. Namun, ia tengah membaca cerpen ‘Bulan Memerah’ karya Abednego Afriadi, sekaligus memperagakan isinya, dengan sangat ekspresif.
Jayadi Kastari, Redaktur Budaya ‘KR Minggu’ memberi penjelasan seputar cerpen KR Minggu
“Dan Baru kusadari, orang-orang memandangku jijik. Apalagi para wanita. Melihatku berdiri mematung di bawah lampu merah sembari tertawa-tawa tanpa sehelai benang pun menutup tubuhku. Tak lama kemudian serombongan orang berseragam memaksaku masuk ke dalam truk, dan membawaku ke rumah sakit jiwa.”
Rangkaian ucapan itu meluncur dari mulut Iqbal H Saputra, sementara kedua tangannya menutup aurat, memeragakan rangkaian kata yang dia ucapan. Iqbal, yang anggota ‘JAB’ kependekan dari Jaringan Anak Bahasa, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta, tidak berkisah tentang dirinya. Namun, ia tengah membaca cerpen ‘Bulan Memerah’ karya Abednego Afriadi, sekaligus memperagakan isinya, dengan sangat ekspresif.
Lain lagi gaya Rachma Nurjanah, rekan Iqbal di kampus yang sama. Ia membaca cerpen berjudul ‘Rembulan di Surau’ karya Husen Arifin sembari duduk. Rachma membiarkan panggung sepi dalam keluasaan. Agaknya, Rachma yakin betul dengan kemampuan suaranya yang bisa memproduksi imajinasi sehingga dia tidak perlu mengisi ruang panggung dengan akting. Rachma menyadari, yang dilakukan adalah membaca cerpen, bukan mementaskan cerpen.
Iqbal, dan Rachma ketika itu sedang tampil dalam perhelatan yang digelar oleh Forum Sastra Indonesia dengan tajuk ‘Membaca cerpen-cerpen KR Minggu’, yang diselenggarakan di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Jalan Pramuka, Yogyakarta, pada Rabu malam 7 November 2012. Perhelatan itu mengambil tempat di kampus memang dengan maksud untuk mendekatkan sastra pada kaum muda. Dan ternyata sambutan dari kalangan mahasiswa UAD cukup menggembirakan.
Rachma Nurjanah membacakan cerpen yang berjudul ‘Rembulan Di Surau’
Cerita pendek yang digunakan adalah yang sudah diterbitkan oleh ‘KR Minggu’. KR adalah singkatan kondang dari koran tertua di Yogyakarta: Kedaulatan Rakyat. Pada edisi Minggu terdapat rubrik budaya, yang didalamnya memuat cerpen.
Dua judul cerpen yang Iqbal dan Rachma tersebut dimuat bulan Oktober 2012 dan November 2012. Dua jenis judul cerpen yang dipilih, setidaknya untuk menunjukkan, bahwa cerpen bisa mengambil tema yang sama, hanya latarnya berbeda.
Tegoeh Ranusastra Asmara, seorang sastrawan dan salah satu penyelenggara acara menilai bahwa yang dilakukan oleh Rachma dan Iqbal cukup bagus, hanya saja masih seperti membaca puisi. Padahal, demikian Tegoeh melanjutkan, membaca cerpen berbeda dengan membaca puisi.
Setelah Rachma dan Iqbal selesai membaca cerpen, Jayadi Kastari, redaktur budaya ‘KR Minggu’ tampil berbagi pengalamannya dalam “menyortir” tulisan dalam rubrik budaya, termasuk cerpen kiriman dari para penulis. Ia menjelaskan bahwa rubrik ini memberi ruang untuk tiga jenis tulisan, yakni cerpen, puisi dan catatatan budaya.
“Ada beberapa hal yang menjadikan suatu tulisan dapat dimuat, antara lain aktualitas, isi, nilai tambah sebagai katarsis atau pencerahan, mempertimbangkan keterbatasan ruang halaman koran. Untuk cerpen, panjang tulisan sekitar 4.000 kata, dan sekitar 3.000 kata untuk catatan budaya,” kata Jayadi. Semua jenis tulisan itu, termasuk cerpen, terbuka bagi cerpenis muda yang ingin karyanya tampil di KR Minggu.
Iqbal H Saputra membacakan cerpen ‘Bulan Memerah’ sambil memeragakan isinya
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- Letak Pintu Rumah(16/09)
- 8 Nopember 2010, Klangenan - MERAPI, MBAH MARIJAN DAN MEDIA(08/11)
- 3 Januari 2011, Kuliner - AYAM BETUTU DI YOGYA(03/01)
- SUARA GEROBAK DAN GENTA ITU TIDAK ADA LAGI(07/01)
- SENDANG SARI MULYO DAN LEGENDA(15/09)
- Slenco, Kegelisahan Seniman pada Minimnya Kejujuran dan Integritas(18/10)
- 8 Juni 2010, Bothekan - MUBRA MUBRU MBLABAR MADU(08/06)
- Kali Ini, Kunjungn SD Kristen Kalam Kudus Solo Di Tembi Rumah Budaya(07/03)
- 21 Juni 2010, Kabar Anyar - Perumpamaan Biji Padi(21/06)
- Bagong Kussudiardja. Dari Klasik hingga Kontemporer.(18/02)