- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»MANCING, BERSENANG SEKALIGUS BERSABAR
10 Nov 2011 07:41:00Kegiatan mancing seringkali dianggap sebagai jenis kegiatan yang hanya membuang-buang waktu. Apalagi, ketika mancing memilih waktu malam hari dan dini hari baru pulang dari mincing. Padahal, ada sesuatu yang menyenangkan dari kegiatan mancing. Mancing, memang tidak hanya di sungai. Kini ada kolam pemancingan yang disediakan, bahkan untuk lomba mancing sekalian. Memang berbeda nuansanya memancing di sungai dengan di kolam.
Namun, memancing tidak hanya di sungai dan kolam. Di laut pun banyak pemancing, apalagi laut yang ombaknya tidak besar, sehingga bisa menggunakan kapal dan memancing ikan agak ke tengah laut. Kalau ombaknya besar dan tidak memungkinkan memancing di tengah, bisa memancing di tepi pantai, setidaknya seperti apa yang dilakukan para pemancing di pantai Kuwaru, Bantul, Yogyakarta. Para pemancing ini melempar kailnya agak jauh dari pantai, dan di tepi pantai sambil merokok, para pemancing ini menunggu umpannya dimakan ikan.
Laut memang banyak ikannya. Karena itu nelayan di Kuwaru, jika ombak tidak besar, membawa kapalnya ke laut untuk menjaring ikan, setidaknya seperti Minggu siang (6/11) lalu, beberapa kapal nelayan berlayar mencari ikan di laut. Di tengah laut, beberapa kapal beberapa kali terlihat jaringnya menghasilkan ikan. Di tepi pantai, beberapa pemacing umpannya dimakan ikan. Maka, seperti disampaikan dimuka, laut selatan ada banyak ikannya.
Seperti sering disampaikan oleh para pemancing, termasuk pemancing di Kuwaru, memancing bukanlah aktivitas membuang-buang waktu, melainkan memancing memiliki kebahagiannya tersendiri, dan sekaligus melatih kesabaran. Memancing bisa sekaligus untuk mengelola emosi.
Apa maksudnya menjaga kesabaran?
Ya, karena duduk dalam waktu yang tidak sebentar, bahkanberjam-jam, untuk menunggu kail yang dilempar ke tengah laut berulang-ulang, bisa mendapatkan ikan. Terkadang, bahkan terlalu sering, sudah lama memancing, tak satupun ikan memakan umpannya. Atau, kalau memakan, hanya ikan kecil yang didapat.
Sungai-sungai di Yogya, selain laut selatan, kerapkali menjadi lokasi mancing. Misalnya, tempuran dua sungai antara sungai Progo dan sungai Bedog di Mangir, Pajangan, seringkali menjadi lokasi mancing. Atau juga sungai Winongo, sungai Code, sungai Opak, tidak luput dari ‘tujuan’ para pemancing. Pilihan waktunya yang diambil, terkadang malam hari. Barangkali, malam hari membuat ikan mudah ‘menyantap’ umpan yang diberikan.
Selain laut selatan pada titik pantai Kuwaru, pada titik yang lain, termasuk di pantai Glagah di Kulonprogo, menjadi pilihan untuk memancing. Para pemacing di Yogya, meski tidak dalam ‘persatuan pemancing’, tetapi masing-masing memiliki favorit lokasi memancing. Bahkan saling tukar informasi lokasi memancing, yang dari segi tempat mudah dijangkau dan ikannya termasuk banyak.
Hanya saja, para pemancing ini sering ‘tersaingi’ dengan pencari ikan yang bukan dengan cara memancing, yang bisa memberikan ‘kebahagian’ sekaligus kesabaran. Pencari ikan itu dengan cara nyetrum. Pencari ikan seperti ini malam hari menyusuri sungai dengan membawa strum yang biasanya menggunakan accu, meyusuri sungai, membawa bateri yang diikatkan dikepalanya.
Pencari ikan strum, sebut saja begitu, dengan pemancing dua hal yang berbeda. Pada penyetrum biasanya sebagai jenis pekerjaan, karena itu butuh hasil banyak dan bisa dijual. Para pemancing, kebanyakan hasilnya dinikimati bersama, dan tidak selalu dijual. Hasil ikan pemancing merupakan ‘kenikmatan’ dari ketrampilan pemacing. Apalagi hasilnya dimasak dan dinikmati bersama diantara teman pemancing.
Jadi, dua tipologi pencari ikan dan pemancing adalah dua hal yang berbeda, meski sama-sama mencari ikan, tetapi yang mendasarinya berbeda. Maka, adai baiknya menjaga dan membiarkan pemancing untuk melemparkan kailnya ke sungai atau ke laut. Dan memberi tahu penyetrum ikan untuk mengganti cara mencari ikan bukan dengan menyetrum, apalagi meracuni ikan adalah hal yang lebih baik lagi.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- 27 Januari 2010, Perpustakaan - Teater Lenong Betawi. Studi Perbandingan Diakronik(27/01)
- Gua-Gua Jepang di Pundong, Bantul, Jogja, Tantangan Petualangan yang Lain(17/10)
- Stupa Glagah, Kulon Progo(02/08)
- PSK Malioboro Baca Puisi Meneguhkan Hati(04/04)
- SELARONG PADA ABAD 19(17/11)
- Reog Kubro(19/09)
- Kitab Si Taloe. Gambar Watjan Botjah 1909 - 1961(30/11)
- MENGISI HIDUP DENGAN PERBUATAN BAIK(04/07)
- PENGANGKUT MERIAM PADA PERANG JAWA (1825-1830)(03/11)
- 27 Oktober 2010, Perpustakaan - Oudheidkundig verslag(27/10)