Tembi

Berita-budaya»KISAH DARI STABELAN

31 May 2011 07:39:00

KISAH DARI STABELANSelama ini, kita menerima gunung sebagai satu kenyataan yang indah. Warnanya biru, indah dipandang dari kejauhan. Namun rupanya, apa yang kita mengerti sebagai kenyataan seperti halnya gunung, sesungguhnya adalah fiksi. Karena gunung adalah konstruksi dari kumpulan fakta-fakta, yang masing-masing orang akan memiliki minat berbeda. Orang arkeologi akan tertarik pada batu-batu. Orang kehutanan dan pertanian akan tertarik pada tanaman, dan antropolog akan tertarik pada kehidupan masyarakat yang tinggal di lereng gunung. Dalam kata lain, gunung adalah kenyataan yang dilihat dari jauh.

Salah satu dusun yang bisa ditemukan di lereng Merapi, bahkan dalam jarak yang sangat dekat dari puncak Merapi, yakni hanya 3,5 km, ialah dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. Bisa dibayaKISAH DARI STABELANngkan, karena jaraknya dengan puncak hanya 3, 5 km, ketika Merapi meletus, dusun ini pastilah tidak aman dari erupsi Merapi.

Satu kisah, termasuk puing-puing sisa erupsi Merapi, dipublikasikan ke publik dalam bentuk pameran di Bentara Budaya (28-31 Mei 2011) Selain foto yang dibuat oleh para aktivis/relavan dari Gelanggang Emergency Response, puing-puing barang yang tersisa juga ikut dipamerkan, seperti alat untuk memasak air (ceret, jawa), cermin yang sudah pecah, sisa-sisa kayu dan sebagainya. Pendeknya, kisah Stabelan ini memberikan narasi, bukan hanya mengenai dusun kecil dilereng Merapi, tetapi sekaligus mengimajinasikan seluruh wilayah Merapi yang dihuni warga masyarakat dan menjadi korban erupsi Merapi.

Melihat karya foto yang dipamerkan, misalnya karya foto Hasto AtKISAH DARI STABELANmoko, dua orang anak kecil yang berjalan di tanah kering. Tumbuhan tampak menguning, bukan sebagai padi menguning, melainkan tumbuhan yang tidak lagi hidup. Karya foto ini memberikan imajinasi keteguhan yang direpresentasikan oleh anak-anak dalam situasi yang merana.

Kisah Stabelan ini, kiranya memberikan bukti, bahwa masih ada kehidupan di dusun kecil dipuncak Merapi, termasuk masih hidupnya mitos di dusun ini yang ‘dihidupi’ oleh kisah tutur. Mbah Bagor, pendiri dusun Stabelan, diyakini, sampai sekarang arwahnya masih menjaga warga dusun yang masih tinggal di dusun ini. Petikan tulisan Irfanudin Gozali, untuk mengantarkan pemeran ini barangkali bisa memberikan gambaran. Demikian bunyi petikan ini bisa disimak:

“Sampai saat ini MbaKISAH DARI STABELANh Bagor masih menjaga dan memberikan keyakinan kepada warga soal keselamatan hidup di Stabelan. Asal warga masih menjaga kesetiaan, maka hidup di Stabelan justru akan dipenuhi dengan keberkahan.

Kuburan Mbah Bagor terletak beberapa ratus meter di utara dusun. Setiap malam Jum’at, warga maupun orang luar berziarah mencari berkah di kuburannya. Menurut Pak Tugimin, khusus untuk warga, Mbah Bagor meminta setidaknya 7 orang peziarah tiap minggunya. Selain itu, warga juga diminta untuk tidak membangun petilasan kuburan secara mewah dan tertutup. Hal itu dilakukan supaya komunikasi dan hubungan antara Mbah Bagor dan Mah Petruk (penunggu Merapi) tetap terjagaKISAH DARI STABELAN dengan baik. Pada setiap ritual (kelahiran bayi, pernikahan, menolak bala, dll), sesaji Sego Gunung (tumpeng dari nasi jagung) beserta ubo rampe (kelengkapan) dipersembahkan kepada Mbah Bagor. Yang paling meriah adalagh ritual Merti Desa di bulan rejeb. Berbagai macam Sego Gunung dibuat untuk diserahkan kepada Mbah Bagor. Sanak saudara yang berada di luar dusun diundang datang. Sapi hasil iuran disembelih, dagingnya dibagi rata. Juga ada pertunjukkan wayang dan campursari”.

Dari pameran ‘Stabelan’ ini, setidaknya kita bisa mengenali dusun Stabelan di puncak Merapi, yang selama ini jarang, atau malah bahkan tidak, disebut. Kita bisa mengerti kisah Stabelan yang memiliki narasi sejarah dan, hampir-hampir tidak terpublikasikan.

Di Merapi, sebenarnya ada banyak hal yang perlu untuk dikenali dan dikenalkan pada khalayak yang lebih luas. Stabelan adalah salah satu dusun dari sejumlah dusun yang dekat dengan puncak Merapi.

Kita tahu kini, ada Stabelan di Merapi.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta