Kelinci Roby yang Imajinatif

Kelinci Roby yang ImajinatifKarya-karya Roby Dwi Antono dalam pameran tunggalnya ‘Imajinasi’ memang imajinatif. Divisualkan sebagai drawing dengan menggunakan pensil, karya-karya Roby memang tampil kuat dalam warna hitam putih. Selain itu pinsil dapat memberinya keleluasaan untuk menggarap detail. Dari 20 karya yang dipamerkan Tirana House & Artspace pada 21/4–30/5/12 ini hanya 1 karya yang berwarna.

Sosok kelinci ala Roby campuran imut dan misterius. Benar seperti yang dikatakan Nunuk AKelinci Roby yang Imajinatifmbarwati yang menguratorinya, “Ketika melihat karya-karya Roby, karyanya serasa campuran antara unsur lucu, imut, bahagia namun juga tragis, sedih dan pilu. Lebih kearah dunia mimpi. Unsur misteri dihadirkan untuk orang lain supaya orang bebas merenung dan menarik kesimpulan mereka sendiri atas karya-karyanya.”

Bagi Roby sendiri, kelincinya adalah hewan yang menyimbolkan kesenian, sensitif terhadap keindahan, kenyamanan dan menyukai rahasia; meski kelinci kadang murung dan masa bodoh. Kelincinya membenci keputusan, kekerasan, kritik, ketidakrapian dan hal yang kotor. Kelinci Roby, yang dinamakannya Si Kinci, ternyata alter ego Roby sendiri.Kelinci Roby yang Imajinatif

Secara teknis, Nunuk menilai, karya-karya Roby sangat terpengaruh oleh seniman senior seperti Marion Peck, Nicoletta Ceccoli, Ray Caesar, Jana Brike, Dilka Bear, terutama Mark Ryden, raja gerakan pop surealisme. Apa yang dikatakan Nunuk memang tampak jika dicari titik singgung kekhasan karya-karya mereka. Sebagai karya drawing yang bernuansa dongeng atau pun surealis, figur dan atmosfirnya ngepop dan mengundang imajinasi lebih daripada sekadar yang kelihatan. Menurut Nunuk, meskipun karya-karya Roby termasuk dalam aliran surealis, namun eksekusi karyanya terinspirasi dari kejadian sehari-hari (realis) yang dialaminya.

Roby melakukan survei secara acak kepada teman-temannya untuk mengetahui impian merekaKelinci Roby yang Imajinatifketika kecil. Kemudian Roby memilih dan memilah impian-impian yang menurutnya menarik dan sangat imajinatif. Baru kemudian ia mulai menuangkan setiap imajinasi ke dalam karya, dengan dibalut karakter, gaya khas Roby serta dibumbui dengan imajinasi-imajinasi Roby sendiri. Tak kalah penting, Roby ingin berbagi tentang indahnya imajinasi anak-anak dan supaya kita selalu menjaga impian-impian tersebut agar tetap ada.

Yang juga menarik, kata Nunuk, dalam karyanya Roby selalu menyisakan ruang kosong (space). Tuturnya, “Menurutnya dengan ruang kosong tersebut ia bisa lebih membuat subyek dalam karyanya mendapatkan fokus yang tepat. Sehingga audience lebih mudah untuk membedah apa maksud yang disampaikan di balik karyanya. Meskipun mungkin karyanya beraliran surealis cukup susah untuk dipahami. Baginya ruang kosong dalam sebuah karya adalah udara untuk ‘bernafas’ si subyek karya. Argumentasi-argumentasi di atas berdasarkan latar belakang pendidikannya di dunia desain grafis.”

Pada 26 Mei, seniman belia kelahiran 1990 ini akan berbicara dalam acara artis talk, sekaligus grandlaunching Tirana House & Artspace.

barata




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta