Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan Lalu Lintas

Pada pagi hari, 13 Mei lalu, di jalan Wates km 9 ada mobil diparkir ditepi jalan dalam kedaan ringsek. Disekitar jalan banyak pecahan kaca dan jalan aspal lecet-lecet laiknya tubuh manusia. Kecalakaan memang sering terjadi di Yogyakarta. Dibanyak tempat, seringkali kecelakaan, tabarakan kendaaran: antara roda dua dengan roda dua. Mobil dengan mobil, atau mobil dengan sepeda motor. Atau kecelakaan tunggal: mobil menabrak pembatas jalan misalnya.

Tidak hanya di Yogya kecakalaan lalu lintas terjadi. Tetapi dibanyak daerah di Indonesia, kecelakaan yang membawa korban meninggal, atau luka, seringkali terjadi. Kita miris melihat korban tabrakan. Sepertinya, di tengah jalanan padat dan laju kendaraan cepat-cepat, nyawa manusia terasa tidak berharga. Hanya dalam hitungan pendek, karena menjadi korban kecelakaan, nyawa melayang, dan tentu saja disertai duka bagi keluarga yang ditinggalkan.

Lalu lintas di Yogya, atau kota-kota besar lainnya, semakin padat. Kendaraan melaju dengan kencang seolah tidak peduli orang disekitarnya. Di Jakarta, trotoar seringkali digunakan untuk lewat kendaraan. Khusus untuk Yogya, disejumlah titik jalur lalu lintas, setiap hari selalu macet. Padahal, jalur lalu lintas tersebut, 30 tahun lalu, atau malah 20 tahun lalu masih lengang, tak ada kemacetan. Tetapi hari-hari ini, seperti di jalan Goedean sampai pasar Godean, tidak pernah sepi dari kendaraan yang lewat.

Pada lokasi yang lain, jalan Kaliurang sepanjang dari jalan Terban sampai Kaliurang, kendaraan memadat dan tidak lagi lengang. Kawasan jalur jalan ini sudah padat pemukiman, dan karena itu jalur jalan menjadi macet. Di jalan Gejayan, yang sekarang dikenal dengan nama jalan Moses, sudah padat kendaraan, dan jalur menjadi sesak.

Kecelakaan Lalu Lintas

Kendaraan yang padat, dan kecelakaan sering terjadi, setidaknya beberapa bulan sepanjang tahun 2012, dari data yang bisa dibaca dan sudah dipublikasikan melalui media cetak, jumlah kecelakaan di DIY sampai bulan April 2012 sebanyak 564 kasus, yang terdiri dari 52 korban meninggal dunia, dan 909 menderita luka, seperti ditulis Haria Jogja.

Rasanya, kita sering melihat, bahwa pengendara kendaraan, motor atau mobil, seringkali tidak mau mengalah. Masing-masing seperti ingin cepat, dan karena itu melaju dengan cepat, atau tidak memberi kesempatan pengdara lain untuk lewat duluan, meski keluar dari jalan gang, tak diberi kesempatan. Atau juga melanggar aturan lampu merah, sehingga seringkali menerobos lampu merah. Hal-hal seperti ini yang memberi kemungkinan terjadi kecelakaan.

Agaknya, bagi pengendara kendaraan, perlu ditumbuhkan sikap solidaritas bagi pengendara lainnya. Selain itu perlu ada kampanye etika berlalu lintas. Kita sering menemukan, pengendara mobil, dan mobilnya jenis mobil mewah, tapi dengan enteng menerabas lampu merah dan tidak mau mengalah dengan kendaraan lain seperti motor dan sepeda onthel. Seolah, lalu lintas jalan hanya untuk mobil mewahnya, yang lain tidak diberi kesempatan.

Apabila kita mencermati kendaraan yang berhenti menunggu lampu merah, bisa kita lihat, masing-masing seperti ingin cepat untuk lolos. Dalam menunggu lampu merah pun seringkali melampai garis marka jalan sehingga memberi ruang sempit pada kendaraan yang akan lewat, karena garis marka jalannya untuk menunggu lampu merah oleh kendaraan lainnya.

Mengendarai kendaraan, khususnya mobil, bukan hanya persoalan teknis, tetapi menyangkut etika berlalu lintas. Pengedara kendaraan, apapun jenis kendaraannya, motor, mobil, sepeda onthel, becak, andong, perlu memiliki etika berlalu lintas sehingga bisa menghormati pengendara kendaraan lainnya.

Kita rasa, kalau pengendara kendaraan, yang secara teknis sudah mampu dan memiliki etika berlalu lintas, kecelakaan kendaraan di jalan akan bisa teratasi. Salah satu ciri etika berlalu lintas, bersedia menghormati pengguna jalan lainnya, karena mereka mempunyai hak yang sama.

Mestinya lebih sayang nyawanya ketimbang kendaraannya. Maka, etika berlalu lintas perlu untuk dimiliki.

Ons Untoro




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta