Karya Bhakti Musik: Penghargaan Musik Setelah 15 Tahun Berjuang
Sejak ditetapkan pemerintah 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, setiap tahun pemerintah akan memberikan penghargaan kepada musisi, tokoh musik sebagai apresiasi pemerintah terhadap insan kreatif industri musik. Penghargaan pertama Karya Bhakti Musik tahun ini diberikan kepada 5 tokoh musik Indonesia.
Para penerima penghargaan Karya Bhakti Musik 2013
Mungkin harus menunggu persetujuan pemerintah dan ditetapkan tanggal 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, baru ada apresiasi terhadap insan kreatif musik Tanah Air. Kabarnya 15 tahun perjuangan mereka yang berada di PAPPRI (Persatuan Artis Penyanyi, Pencipta Lagu, dan Pemusik Republik Indonesia) untuk meminta pemerintah menetapkan Hari Musik Indonesia.
Faktanya banyak musisi Tanah Air yang mampu membanggakan negeri ini tanpa dukungan moril dan materil dari pemerintah, sebut saja Gugun Blues and Shelter, White Shoes and The Couples Company, dan yang terbaru duo Endah dan Rhesa yang berhasil berangkat ke ajang Midem Festival 2013, Cannes, Perancis setelah mendapat sumbangan dana dari masyarakat yang peduli dengan nasib musik Indonesia.
Namun apapun itu, meski terdengar terlambat, usaha dari pemerintah, khususnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu ini patut diapresiasi. Ia menggelar sebuah ajang penghargaan bernama Karya Bhakti Musik yang berlangsung di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pada Jumat 17 Mei 2013.
Ada lima tokoh musik yang dinilai punya kontribusi besar terhadap musik di Indonesia yang mendapatkan penghargaan tersebut. Mereka adalah Slamet Abdul Syukur (tokoh musik kontemporer), Heins Enteng Tanamal (produser dan pejuang hak kekayaan inteletual bidang musik), Waldjinah (penyanyi keroncong legendaris yang memiliki gaya khas dalam perkembangan musik keroncong Indonesia), Peter F Gontha (pengusaha yang penggagas Java Jazz Festival), dan Virgiawan Listianto atau yang lebih dikenal dengan Iwan Fals (pengarang lagu dan penyanyi bergaya balada).
Mari Elka Pangestu antusias dengan penghargaan musik ini
Saat pemberian penghargaan Iwan Fals harus diwakilkan istrinya karena ia sedang berada di luar kota, sementara Waldjinah diwakilkan cucunya karena ia ada keperluan lain.
Penilaian terhadap kelima tokoh musik ini tentunya sudah melalui berbagai pertimbangan oleh tim juri yang diantaranya adalah Bens Leo, Adib Hidayat, Mia Yohanes dan tim juri dari PAPPRI. Kriterianya antara lain, mempunyai karya yang unggul, memanfaatkan kearifan lokal, memiliki kemampuan kreatif dan inovatif, mempunyai pengaruh dan lainnya.
Ditemui secara terpisah, Peter F Gontha sebagai penggagas Java Jazz Festival mengaku kaget menerima penghargaan ini. “Saya bahagia karena hobi yang saya kerjakan ternyata berguna bagi industri kreatif dan juga bagi negara,” katanya.
Ia menambahkan bahwa sejak Java Jazz digelar tahun 1995, ia merasa terpanggil, apalagi saat itu Indonesia dicap sebagai negara yang tidak aman. Peter pun ingin mengubah persepsi tersebut.
Sementara itu, Mari Elka Pangestu mengatakan, ajang ini akan berlangsung rutin setiap tahun, tentu dengan berbagai perbaikan di segala sisi karena ini adalah tahun pertama. “Bayangkan betapa sunyinya dunia tanpa musik, dan musik adalah bahasa universal yang mampu melintasi negara tanpa batas. Semoga penghargaan ini mampu memotivasi insan kreatif musik Tanah Air, khususnya generasi muda untuk terus menghasilkan karya, sehingga dapat berkontribusi dan memperkaya perkembangan industri musik Indonesia,” kata Bu Menteri.
Peter F Gontha salah satu penerima penghargaan
Karya Bhakti Musik
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Festival Dalang Anak dan Remaja Tingkat DIY di Tembi Rumah Budaya(17/05)
- Butet, Leilla, dan Semendawai Membaca Puisi di Tembi Rumah Budaya(16/05)
- Malam Ini Di Tembi Rumah Budaya Membaca Puisi Membaca Indonesia(14/05)
- Seminar Wayang di Universitas Negeri Yogyakarta, Mendapatkan Pencerahan dari Ajaran Wayang(15/05)
- Selasa Malam Butet Kertaredjasa Baca Puisi Di Tembi Rumah Budaya(13/05)
- PRAJURIT KERATON YOGYA DI TENGAH SUASANA SANTAI(23/04)
- PEYEK JINGKING MAKANAN KHAS BANTUL YANG NYARIS DILUPAKAN(16/04)
- UPACARA GAREBEG DI KERATON YOGYAKARTA, 12 MULUD TAHUN EHE(07/04)
- ENDHOG ABANG SEKATENAN(01/04)
- Juru Kunci(25/03)
![Bale Inap](https://tembi.net/assets/box-baleinap.jpg)
![Bale Dokumentasi](https://tembi.net/assets/box-baledokumentasi.jpg)
![Bale Karya](https://tembi.net/assets/box-balekarya.jpg)
![Bale Rupa](https://tembi.net/assets/box-balerupa.jpg)
![Yogyakarta](https://tembi.net/assets/yogyakarta.jpg)