Jalan Terang

Pilihan tajuk “Jalan Terang” untuk sebuah pameran senirupa yang diusung oleh tujuh perupa muda dari Sekolah Menengah Senirupa yaitu: Adnan Aditya Kusuma, Heri Laksono, Yudha Avid, Condong, Lisa, Felix JSA dan Lono tersebut mempunyai maksud bahwa, pameran yang digelar ini merupakan sarana atau jalan untuk menuju masa depan yang terang gemilang. Oleh karenanya yang diutamakan bukanlah target apa yang dihasilkan, melainkan bagaimana sebuah proses kreatif itu berlangsung. Karya-karya yang dipamerkan adalah tanda, sejauh mana proses kreatif itu digodog, di sharingkan dan di ekspresikan.

Berkaitan dengan proses kreatif mereka, Bapak Antok Abri menuturkan, bahwa sebagian besar dari anak-anak yang berpameran ini sehari-hari berada di studio sekolah. Pernah suatu ketika aturan sekolah tidak memperbolehkan siswa-siswinya berada di dalam lingkungan sekolah sampai malam. Aturan tersebut diberlakukan karena selama ini banyak siswa menyalah-gunakan kelonggaran yang diberikan oleh sekolah. Oleh karenanya sekarang aturan lebih diperketat. Selepas jam sekolah, para siswa tidak boleh berada di studio sekolah sampai malam, kecuali dalam pengawasan guru yang bersangkutan. Selain dalam pengawasan guru, para siswa, baik secara sendiri-sendiri atau pun kelompok, bertanggung jawab atas fasilitas yang diberikan.

Oleh karenanya pameran yang digelar oleh anak-anak yang sering ‘nongkrong’ di studio di Tembi Rumah Budayapada hari Minggu 2 September lalu menepis kecurigaan para pendidik selolah seni tingkat menengah ini yang berkaitan dengan penyalahgunaan lingkungan sekolah, khususnya studio. Karya-karya hasil olahan kreatif akan muncul di studio sekolah, jikalau ada kerjasama yang baik antara para pendidik dan anak didik dalam menciptakan ruang dan suasana nyaman.

Melaui pameran bersama di luar lingkungan sekolah, ke tujuh perupa muda tersebut ingin membagikan pengalaman dan hasil yang selama ini telah diupayakan melalui proses kreatif di lingkungan sekolah kepada masyarakat pada umumnya, pekerja dan pemerhati seni pada khususnya. Apapun hasilnya dan bagaimana pun responya pameran tersebut adalah tanda bahwa mereka telah berhasil melalui sepenggal perjalanan dari sebuah perjalannan yang amat panjang.

Seperti yang diungkapkan oleh Adnan Aditya Kusuma sebagai berikut: Jika dalam perjalanan menuju titik terang kita mampu menemukan kebahagiaan maka itulah jalan terang...

Di dalam kehidupan ini terkadang kita memang sering bingung untuk mencari jalan yang benar. Seperti apa kebaikan itu, yang bagaimana dll.

Banyak yang mengatakan itu sebagai pencarian titk terang.

Dan perjalanan sebelum mencari titik terang kita harus menemukan jalan terang terlebih dahulu. Sebagaimana manusia yang telah diciptakan dengan akal, pikiran, pengetahuan dan Nurani, ada baiknya dalam perjalanan ini kita menggunakan nurani untuk menemukan jawaban yang benar atas semua; dalam keidupan ini. Berikut ini adalah sebagian dari karya-karya yang dipamerkan:

Jalan Terang
CONSCIENCE
karya Adnan

Bersama awan ku telusuri angan
Di bawah matahari kan ku raih semua mimpi
Di antara hembusan angin ku menghembus
Dengan mengalir ku kan menggertak

Melewati bayang-bayang masa lalu
Menghadirkan senyuman untuk masa datang
Tentang... sebuah perjalanan waktu
Tentang... arti dari kehidupan

Jalan Terang
Berpikir Apa, 2011, oil, acrilik on canvas 100x60 cm
karya Heri

konsep:
Apakah kita itu akan bias merasakan yang mereka rasakan?
Apakah kehidupan ini memang benar keadilannya?
Apa penguasa itu selalu benar?
Apa orang lain bias member i kebahagiaan?
Apa mereka yang kita percaya bisa merubah hidup ini?
Salahkah jika aku bertanya?
Inilah sepenggal pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu, tapi disetiap perjalanan hidup untuk mencapai kemuliaan pertanyaan seperti ini pasti selalu terpikirkan.

Jalan Terang
Lissa Bhonnet
“Jejak Perjalanan”
80 cm x 90 cm
Acrylic on Canvas

Sebuah penggambaran visual tentang perjalanan hidup dimana jejak langkah anak yang bebas, tidak tentu arah, berjalan kemana saja, menyimbolkan bahwa anak-anak adalah generasi penerus bangsa, mereka harus dilindungi dan diarahkan jalannya agar tidak tersesat. Perjalanan mereka masih panjang dan jauh untuk menuju masa depan dan keinginan yang ingin diraih. Sayang jika mereka salah jalan. Jejak kaki yang berarti langkah, garis yang melingkar diartikan sebagai garis kehidupan. Daun hijau adalah symbol dari kehidupan, dan anak adalah elemen penting dalam kehidupan sebagai penerus bangsa yang akan datang.

Pameran yang dihadiri oleh sebagian besar siswa Sekolah Menegah Senirupa Jogyakarta dibuka oleh Totok Buchori ketua Sanggar Bambu Jogyakarta

herjaka HS




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta