"Gandamayu"
Dikutuk Karena Patuh Dan Setia

"Gandamayu" Dikutuk Karena Patuh Dan Setia

Sebuah cerita novel karya Putu Fajar Arcana, berjudul Gandamayu yang terinspirasi dari kisah Sundamala, yang merupakan mitologi hidup di Pulau Jawa. Kisah Sundamala ini juga terdapat dalam relief-relief di Candi Sukuh dan Candi Tigawangi. Secara apik kisah ini kemarin dipentaskan dalam wujud teater bertajuk ‘Gandamayu’, yang dilakonkan oleh kelompok teater Garasi, Jogjakarta. Kisah ini disajikan dalam sudut pandang berbingkai, ayah (Semar) yang diperankan oleh Landung Simatupang, mengisahkan mitologi Gandamayu kepada anaknyanya dalam perjalanan mereka menuju Desa Kaliakah, Bali Barat. Dalam perjalanannya si ayah dengan membawa sepedanya menceritakannya kisah tersebut sambil berjalan menuju desa yang dituju.

"Gandamayu" Dikutuk Karena Patuh Dan Setia

Kisah diawali dengan Dewa Siwa, sang penguasa Suralaya yang diceritakan tengah mengalami sakit parah, yang hanya bisa disembuhkan dengan segelas air susu yang keluar dari sapi putih. Karena rasa cinta yang besar kepada sang suami, Dewi Uma turun ke bumi dan mencari obat untuk menyembuhkan suaminya. Saat sedang kesusahan mencari air susu dari sapi putih, Dewi Uma bertemu dengan seorang peternak sapi yang memiliki sapi putih, dengan baik Dewi Uma meminta air susu sapi itu, tetapi si peternak meminta syarat, kalau Dewi Uma mau susu sapi miliknya, ia harus tidur dengannya. Awalnya Dewi Uma menolak dan marah besar, tapi karena rasa cintanya, dan ingin menyembuhkan suaminya, Uma bersedia. Tak disangka semua hanya sandiwara Dewa Siwa, dengan cara menyamar sebagai peternak ia menguji kesetiaannya istrinya. Uma pun dikutuk menjadi Durga dan menghuni hutan Gandamayu selama 12 tahun.

"Gandamayu" Dikutuk Karena Patuh Dan Setia

Durga menurut kepercayaan umat Hindu, adalah ibu dari Dewa Ganesa dan Dewa Kumara, kadangkala disebut Uma atau Parwati. Biasanya ia digambarkan sebagai seorang wanita cantik berkulit kuning yang mengendarai seekor harimau, ia juga memiliki banyak tangan dengan gerak tangan sakral yang biasanya dilakukan oleh para pendeta Hindu. Namun dalam lakon malam itu, Durga yang diperankan oleh Ine Febrianti, digambarkan sebagai seorang raksasa yang hidup di hutan yang gelap dan bau bergelimang kebusukan. Durga menanti Dalam penantiannya selama 12 tahun menanti diruwat agar kembali menjadi Dewa Uma. Didalam Hutan Gandamayu, Durga ditemai Kalika yang diperankan oleh Ayu Laksmi yang kerap bersenandung mencurahkan isi hatinya.

"Gandamayu" Dikutuk Karena Patuh Dan Setia

Tidak ada kesan seram dan menakutkan dari dua sosok raksasa, Durga dan Kalika, mereka justru mengenakan pakaian warna warni yang glamour dan indah. Tata panggung yang sangat mendukung cerita, musik dan bahasa percakapannya sangat mudah dimengerti. Singkat cerita, Durga akhirnya diruwat oleh suaminya sendiri, Siwa yang merasa bersalah telah menguji kesetiaan istrinya dengan cara yang salah. Siwa meruwat Durga lewat tubuh Sahadewa, Putra bungsu Pandawa. Durga kembali menjadi Dewi Uma, namun ia tak kembali kepada suaminya, Dewi Uma memilih untuk menemani Kalika yang dikutuk 34 tahun sebagai penghuni hutan Gandamayu. Semenjak ditinggal Dewi Uma, hidup Siwa semakin tak menentu, namun itulah cara Uma membalas kutukan setelah dicap tidak setia sebagai istri. Lakon Gandamayu malam itu, sukses dibawakan dengan baik oleh mereka, kisah ini pun diangkat sebagai persembahan untuk perempuan, ibu sejati langit dan bumi.

Natalia S.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta