Festival Upacara Adat DI. Yogyakarta

Festival Upacara Adat DI. Yogyakarta

Kebudayaan adalah salah satu poin keistimewaan Yogyakarta seperti tertuang dalam UUK DIY yang disahkan pada 30 Agustus 2012 lalu. DI. Yogyakarta pantas memperoleh keistimewaan, yang salah satunya di bidang kebudayaan, karena hingga saat ini, kebudayaan lokal tetap tumbuh subur di berbagai wilayah di DIY, yang terdiri dari 4 kabupaten dan 1 kota, yakni Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. Bahkan DIY, salah satunya terkenal sebagai kota budaya.

Hampir di setiap pelosok desa di DI. Yogyakarta, kebudayaan hingga kini masih tetap dilestarikan dan dilakukan oleh masyarakat. Berbagai kegiatan upacara adat tradisi yang berhubungan dengan “manunggaling kawula gusti” sebagai ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta, meminta perlindungan dari Sang Khalik, atau sejenisnya, masih terus dilakukan. Sebut saja kegiatan Nyadran, Bersih Desa, Grebeg, Suran, dan lain sebagainya, adalah kegiatan upacara adat di DIY yang masih terus berlangsung dan rutin diselenggarakan oleh berbagai kelompok masyarakat.

Festival Upacara Adat DI. Yogyakarta

Semaraknya upacara adat tradisi yang masih berlangsung hingga kini, selain untuk melestarikan kebudayaan lokal, juga untuk memberikan apresiasi kepada generasi muda untuk mau melestarikan, karena kebudayaan lokal tersebut sebenarnya sarat dengan nilai ajaran moral. Selain itu tentu juga untuk membentengi diri dari pengaruh budaya global yang dapat merusak moral generasi muda. Walaupun di masa globalisasi ini, pengaruh negatif budaya asing tetap akan mempengaruhi moral generasi muda masyarakat lokal. Namun setidaknya dengan adanya kegiatan pelestarian budaya lokal, akan mengurangi dampak negatif budaya asing tersebut.

Banyaknya kegiatan upacara adat tradisi di DIY, selain untuk melestarikan budaya lokal dan sebagai benteng pertahanan atas pengaruh negatif budaya asing, juga dapat berfungsi sebagai pendukung kegiatan pariwisata di DIY, yang hingga kini juga terkenal sebagai daerah tujuan pariwisata nusantara, selain Bali. Maka untuk tetap memberikan peluang kepada masyarakat untuk melestarikan upacara adat tradisi, maka pemerintah daerah DIY setiap tahun menggelar festival upacara adat, seperti yang dilakukan pada Minggu (16/9) lalu, yang dilaksanakan di Alun-Alun Utara Kraton Kasultanan Yogyakarta.

Festival Upacara Adat DI. Yogyakarta

Festival upacara adat yang digelar rutin setiap tahun tersebut diberi judul “Festival Bentara Upacara Adat 2012”. Kegiatan ini diikuti oleh paguyuban atau kelompok upacara adat yang berasal dari 4 kabupaten dan 1 kota. Kegiatan ini setiap tahun akan diikuti oleh kelompok upacara adat yang terus berbeda, tentunya yang masih tetap eksis dilakukan oleh masyarakat setempat. Selain digelar di tempatnya masing-masing, dilakukannya festival yang dipusatkan di alun-alun ini agar masyarakat lain yang tidak bisa melihat langsung di lokasi asalnya, bisa melihat di tempat ini, selain juga untuk menarik para wisatawan lokal dan mancanegara.

Untuk tahun 2012, diikuti oleh 5 kelompok upacara adat, yakni: 1) kelompok masyarakat dari Sendangtirto, Berbah, Sleman yang menampilkan upacara adat “Sadranan Agung Pangeran Poeroeboyo”; 2) kelompok masyarakat dari Srimulyo, Piyungan, Bantul yang menampilkan upacara adat “Kupatan Jolosutro”; 3) kelompok masyarakat Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo menampilkan upacara adat “Nggumbregi”; 4) kelompok masyarakat Notoprajan, Ngampilan, Kota Yogyakarta menampilkan upacara adat “Jogo Kalijogo Winongo”; dan 5) kelompok masyarakat Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul yang menampilkan upacara adat “Bersih Kali Gunungbang”.

Festival Upacara Adat DI. Yogyakarta

Setelah penampilan para peserta, para yuri menetapkan 3 peserta berpenampilan unggulan, yakni dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kabupaten Sleman.

Suwandi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta