Tembi

Berita-budaya»FESTIVAL DALANG ANAK 2011

30 May 2011 08:44:00

FESTIVAL DALANG ANAK 2011Festival Dalang Anak dan Remaja 2011 di Yogyakarta baru saja diselenggarakan di Pendapa Tembi Rumah Budaya. Acara diselenggarakan hari Sabtu, 14 Mei 2011 mulai jam 09.00-17.30 WIB. Salah satu tujuan festival adalah untuk melestarikan warisan kebudayaan yang bernilai tinggi, khususnya kesenian wayang kulit. Selain itu, diharapkan festival ini bisa turut mendongkrak dunia pariwisata di Bantul khususnya danYogyakarta pada umumnya.

Acara ini dilaksanakan sekaligus sebagai bentuk peringatan akan Hari Pendidiukan Nasional yang jatuh pada tanggal 20 Mei. Festival ini diikuti oleh 16FESTIVAL DALANG ANAK 2011 dalang cilik yang ada di Yogyakarta. Acara itu sendiri diadakan oleh Dinas Pariwisata DIY, Pemda Kabupaten Bantul, dan Sanggar Seni Pedalangan Wira Budaya Bantul serta didukung oleh puluhan sponsor.

Seni pedalangan (wayang) disebut-sebut mengandung sapta (7) maha seni, yakni seni tari, seni sastra, seni pahat, seni lukis, seni suara, seni drama, dan seni musik. Seni wayang juga dapat menjadi media bagi pendidikan, penerangan, dan hiburan. Dengan kandungan kekayaan dan fungsi yang demikian banyak sudah selayaknya seni wayang ini terus dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan semacam itu tidak bisa meninggalkan peran generasi muda (penerus).

Festival Dalang Anak dan Remaja 2011 ini merupakan salah satu acara untuk pelestarian dan pengembangan jenis kesenian wayang/pedalangan. Selain itu hal tersebut dilaksanakan sebagai bentuk atau upaya untuk membentuk karakter bangsa melalui generasi muda. Hal tersebut menjadi sangat mungkin mengingat di dalam jagad seni pewayangan terkandung berbagai nilai aatau aFESTIVAL DALANG ANAK 2011jaran yang sangat berguna bagi pembentukan watak atau budi pekerti luhur. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah nilai idiologi, etika, estetika, logika, sosial, religi, ekonomi, teknologi, dan sebagainya.

UNESCO pun telah mengakui kesenian wayang sebagai salah satu kesenian agung milik Indonesia. Jika telah demikian, siapa lagi yang akan mewarisi dan mengelola kekayaan ini jika bukan generasi muda kita sendiri. Untuk itu anak-anak dan remaja perlu diperkenalkan dengan warisan budaya ini.

Pada kesempatan Bupati Kabupaten Bantul, Hj. Sri SuryoFESTIVAL DALANG ANAK 2011Widati (Bu Ida) memberikan sambutan yang dibacakan oleh Asekda II Bantul menyatakan bahwa dengan adanya Festival Dalang Anak-anak dan remaja ini diharapkan bahwa kearifan lokal bisa terus digali dan ditumbuhkembangkan untuk kesejahteraan dan kesatuan NKRI. Festival ini juga diharapkan mampu memupuk dan memekarkan bakat serta talenta anak dan remaja sehingga menumbuhkan Indonesia yang semakin berkarakter. Dengan berbekal pengetahuan tentang wayang diharapkan kepribadian anak-anak dan remaja akan tumbuh seimbang. PribadFESTIVAL DALANG ANAK 2011i yang seimbang itu di antaranya bisa dijelaskan setidaknya terdiri dari cerdas-berakhlak mulia-dan berkepribadian Indonesia.

Anak-anak dan remaja yang mengikuti kegiatan ini berasal dari murid-murid SD dan SMP yang ada di Propinsi DIY. Ada pun lakon-lakon yang dimainkan di antaranya adalah Senggana Dhuta, Aji Narantaka, Brajadhenta Lena, Gatotkaca Ratu, Wahyu Katentreman, Niwatakawaca Gugur, Tumurune Wahyu Purba Sejati, Semar Mbangung Kayangan, Dursala Gugur, Kangsa Adu Jago, dan lain-lain. Sementara durasi pementasan adalah 20 menit. Mulai dan berakhirnya pementasan ditFESTIVAL DALANG ANAK 2011andai dengan pemukulan bendhe oleh panitia.

Festival dalang ini diikuti oleh 16 dalang cilik. Pementasan mereka diiringi musik gamelan dengan penabuh anak-anak dari SDN Tirtosari, Kretek, Bantul. Tentu saja fenomena yang demikian itu menumbuhkan rasa bangga tersendiri di kalangan pecinta seni pedalangan. Lebih membanggakan lagi, anak-anak yang berdiri sebagai pengrawit tersebut 95 prosen terdiri dari murid-murid putri. Bahkan mereka mengiringi seluruh pementasan dalam festival tersebut nyaris tanpa henti mulai jam 09.00-17.30 WIB.

Sekalipun secara keseluruhan suara anak-anak tersebut belum bisa menyamai suara dalang-dalang dewasa, termasuk dalam hal antawacana, janturan, sulukan, dan sabetan, namun semangat dan upaya mereka untuk mencoba menjadi bisa seperti dalang sungguhan adalah sebuah semangat yang luar biasa. Bagaimana pun mereka telah ”bisa” mendalang.

Festival itu sendiri menghasilkan juara-juara sebagai berikut. Juara I ,II, III, Harapan I dan II (kelompok SD) adalah Hanan Wisnu Dwi Atmaja (SD Kanisius Sang Timur Yogyakarta). Juara II, Pradita Atmaja (SDN Trucuk, Pajangan, Bantul). Juara III, WahyuFESTIVAL DALANG ANAK 2011Catur Pamungkas (SDN Parangtritis, Bantul). Juara Harapan I, Ragil Jalu Pangestu (SDN Patalan Baru, bantul). Juara Harapan II, Rendy (SDN Klidon, Sleman).

Sedangkan untuk kategori SMP yang berhasil menjadi Juara I ialah Aldi Priambodo (SMP N 8 Yogyakarta). Juara II, Putra Laksana Tanjung (SMP N II Kretek, Bantul). Juara III, Rahmat Basuki (SMP N IV Sewon, Bantul). Juara Harapan I, Waluyo (SMPN II Imogiri, Bantul). Juara Harapan II, Galih Ari Prabowo (SMP N II Pundong, Bantul).

Panitia festival menyediakan hadiah berupa tropi, piagam penghargaan, dan uang pembinaan. Juara I, II, III diparingi uang pembinaan 250.000, 150.000, dan 125.000 rupiah. Juara harapan I dan II diberikan uang pembinaan sebesar 100.000 dan 75.000 rupiah. Ada pun dalam festival ini ialah Purwadi, S.Sn., R. Suhartono, S.Sn., dan Sri Mulyono, S.Sn.

a.sartono




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta