Drama Musikal Timun Mas Bikin Cerita Rakyat Tidak Jadul Lagi
Satu cerita rakyat dari Jawa Tengah berjudul Timun Mas, dikemas menjadi drama musikal yang menghibur, menarik juga edukatif. Legenda rakyat ini dikemas dalam konsep ‘kekinian’ dengan sentuhan drama, opera, orkestra dan multimedia.
Rama Soeprapto, sutradara drama musikal Timun Mas, foto: www.timunmas.com
Belakangan pertunjukan drama musikal yang diambil dari legenda atau cerita rakyat gencar dilakukan. Sebut saja “Sangkuriang”, legenda rakyat Jawa Barat yang belum lama ini digelar, “Bawang Merah Bawang Putih”, dan yang terbaru dari Synergism Entertainment bersama Djarum Apresiasi Budaya, menggarap “Timun Mas”, yang akan digelar pada 29-30 Juni 2013, di Istora Senayan, Jakarta.
“Timun Mas” dalam legenda rakyat bercerita tentang pasangan suami-istri petani miskin yang sudah lama mendambakan untuk memiliki seorang anak, sampai pada suatu hari, ada seorang raksasa yang lewat mendengar doa mereka. Si raksasa memberikan biji mentimun yang akan berbuah anak kepada suami-istri, namun syaratnya pada usia 17 tahun anak itu harus diserahkan kepada raksasa. Pada akhir cerita si anak berhasil kabur dari raksasa dan kembali ke ayah-ibunya.
Suguhan cerita yang diberikan dalam drama musikal Timun Mas kali ini, dibuat sedikit berbeda dengan cerita aslinya. Alkisah ada satu kerajaan yang sedang berbahagia menyambut kelahiran putri pertama, Timun Mas, yang telah lama dinantikan oleh Raja dan Ratu. Namun kebahagiaan ini tidak dirasakan oleh kakak Raja, Bude Tami. Selama ini putrinya, Mawar, sudah dianggap seperti anak sendiri oleh Raja dan Ratu serta dijanjikan akan menjadi penerus tahta.
Singkat cerita, Timun Mas diculik oleh penyihir dan serigala yang disuruh oleh Bude Tami, dan dibuang di hutan. Timun Mas ditemukan oleh 4 nyonya baik budi dan merawatnya dengan penuh cinta. Namun Timus Mas masih diburu oleh serigala yang siap memakannya hidup-hidup.
Rangkaian cerita tersebut akan dibuat tidak terlalu kedaerahan, atau hanya menjadi cerita drama musikal biasa saja, kata sang sutradara Rama Soeprapto. Ide yang sudah digarap selama 5 tahun itu akan diramu dengan mengusung teknologi seperti kecanggihan tata lampu, properti panggung, dan musik orkestra sebagai pengiring. Didalamnya akan ada unsur komedi, edukasi, dan alur cerita yang dikemas dengan ringan agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik. Jadi dikemas dengan ramuan kekinian, sehingga tidak jadul lagi.
Angel Pieters (Timun Mas) menyanyikan salah satu lagu di drama musikal
Timun Mas, foto : imageDynamicPR
Rama bilang, meskipun cerita ini legenda rakyat para penonton seolah-olah disuguhkan ‘cerita baru’. “Namun kami akan tetap menonjolkan aspek Indonesia, salah satunya lewat kostum Raja dan kebaya Ratu yang didesain perancang Anne Avantie,” tambahnya.
Rama Soeprapto, sutradara pagelaran ini, pernah menjadi Assistant Director dari Robert Wilson untuk Bugis Epic Musical berjudul “I La Galigo” yang telah dipentaskan di beberapa negara dan music theater yang bertajuk “Temptation of Saint Anthony”. Terakhir, pada bulan Mei 2013 bersama maestro tari Tom Ibnur, ia menggarap Legendra Tari “Padusi” di Jakarta.
Untuk komposer dan penata musik, ia menggandeng Thoersi Argeswara, yang dikenal sebagai penata musik film. Beberapa karya musik film diantaranya, Kuldesak, Pasir Berbisik, dan lainnya. Pria yang senang memasak itu pernah menerima penghargaan sebagai The Best Music pada California State University Summer Music Festival di California, AS, pada 1990 dan 1992. Juga penghargaan The Most Authentic Compositions tahun 1993.
Drama Musikal “Timun Mas” ini akan melibatkan artis-artis papan atas Indonesia, antara lain, Angel Pieters (sebagai Timun Mas), Nola Be3 (Ibunda Timun Mas), Chandra Satria (Ayah Timun Mas), Raline Shah (sepupu Timun Mas), Ria Irawan (Bude Timun Mas), Indra Birowo (Butho Ijo/ Siluman Jahat), Ibu-ibu Sahita Group (sebagai Empat Nyonya), Maera (Penyihir).
“saya sangat excited mempersiapkan pagelaran ini, dimana kejayaan Indonesia ada di tangan kita semua. Oleh karena itu, mari kita rajut bersama," lanjut Rama dengan penuh semangat.
Seluruh narasumber dan pemain drama musikal Timun Mas, foto: www.timunmas.com
Natalia S.
Artikel ini merupakan Hak Cipta yang dilindungi Undang Undang - Silahkan Mencopy Content dengan menyertakan Credit atau link website https://tembi.net/
Baca Juga Artikel Lainnya :
- Peh Cun Bantul , Tanda Harmoni Dalam Keberagaman Yogyakarta(18/06)
- Bakdi Sumanto Membaca Ulang Rama Mangun Sebagai Manusia Dan Sastrawan(15/06)
- Wayang Orang Sriwedari Sudah 102 Tahun Manggung, Siap Tampil di Gedung Kesenian Jakarta 22 Juni(17/06)
- ANCAMAN BAGI LAHAN TANAMAN PADI DI JAWA(20/08)
- PASAR SENI GABUSAN DAN BANTUL EKSPO(12/08)
- SUNGAI OPAK DAN OYA BAGI MASYARAKAT BANTUL(06/08)
- PLASTIK, TEMUAN MANUSIA YANG MEMBAWA PROBLEMATIKA JANGKA PANJANG(29/07)
- MAS MUR YANG JANGKUNG(22/07)
- BANGSA/SUKU BANGSA JAWA SATU ABAD SEBELUM MASEHI(15/07)
- DOMINASI BUMBU KIMIA DALAM DUNIA KULINER(08/07)