Demonstrasi Menolak Kenaikan Harga BBM
Rasanya, pemerintah, siapapun yang memimpin, setiapkali mempunyai kebijakan menaikkan harga BBM selalu saja ada perlawanan dari masyarakat. Demonstrasi pasti merebak diseluruh wilayah Indonesia, dan tidak bisa menghindarkan bentrokan antara aparat pemeintah dan kelompok demonstran. Tapi pemerintah tidak pernah menggubrisnya. Alasannya selalu sama: mencabut subsidi. Padahal pemerintah tahu, ketika subsidi BBM dicabut rakyat akan menderita, karena harga-harga lainnya akan naik. Jadi, pencabutan subsidi BBM adalah cara lain untuk ‘menaikan’ harga-harga barang. Yang pasti ongkos transportasi naik, dan berakibat barang-barang yang diangkut menggunakan kendaran bermesin menaikkan harganya. Misalnya, pencabutan subsidi BBM membuat harga cabe juga naik.
Saya kira, orang pasti melihat, bahwa kebijakan pemernitah dengan mencabut subsidi BBM sekaligus mempengaruhi pola hidup keluarga, setidaknya rakyat kecil akan menghitung ulang kebutuhan kesehariannya. Memang, bagi orang-orang kaya, apalagi kekayaannya diperoleh secara korupsi, tidak akan terpengaruh dengan pencabutan subsidi.
Memang pencabutan subsidi BBM tahun 2012 ini belum dilaksanakan. Tapi rakyat sudah mendapat kabar, setidaknya media telah mendistribusikan informasi, bahwa pada tanggal 1 April 2012 pencabutan subsidi BBM akan dilaksanakan. Merespon atas kebijakan itu, kelompok mahasiswa dibanyak daerah, termasuk kelompok mahasiswa di Yogya melakukan demonstrasi menolak kenaikan harga BBM. Karena mereka, para mahasiswa tahu, bahwa kenaikan harga BBM, yang dalam bahasa pemerintah pencabutan subsidi BBM akan membuat rakyat tambah sengsara.
Barangkali pemerintah tidak mempunyai pilihan lain, setidaknya seperti apa yang dikatakan oleh SBY dalam keterangan pers usai melakukan pertemuan konsultasi dengan pimpinan partai politik koalisi, di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat, Rabu malam (14/3). Pertemuan juga dihadiri Wapres Boediono dan sejumlah mentri. Kita kutipkan apa yang dikatakan SBY seperti juga dikutip pada tulisan Dr. H. Usman Yatim MPd. MSc. Dengarkan kutipan itu:
“Banyak yang berpandangan yang tidak lengkap seolah-olah yang kita selamatkan ini hanya urusan fiskal, hanya urusan APBN. Bukan," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung soal rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Padahal, demikian presiden SBY melanjutkan, opsi menaikkan BBM bukan semata urusan fiskal atau perubahan asumsi pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2012. Lebih dari itu, persoalan ini untuk menyelamatkan perekonomian nasional dimana didalamnya terdapat hajat hidup orang banyak”
Kalimat ‘hajat hidup orang banyak’ yang disampaikan oleh SBY, sepertinya pencabutan subsidi BBM memang untuk kepentingan rakyat banyak, bukan sekedar asumsi perubahan APBN 2012. Yang membuat rakyat tidak pernah tahu, kenapa untuk kepentingan ‘hajat hidup orang banyak’, tetapi rakyat banyak yang harus ‘menderita’. Kenapa tidak orang kaya, yang jumlah sedikit dibandingkan jumlah penduduk di negeri kita, ‘diminta menanggung’ hajat hidup orang banyak itu.
Dalam kata lain, kenapa pencaburtan subsidi oleh pemerintah tidak dibarengi dengan pemberantasan korupsi secara gencar. Rasanya, rakyat akan menerima dengan lega, sebagaimana biasanya rakyat selalu lega, apabila pencabutan subsidi BBM, pada saat yang sama para koruptor ditangkapi dan hartanya diambil untuk kepentingan Negara. Kekayaan koruptor yang tidak masuk akal semua disita Negara. Melihat hal seperti ini, saya kira rakyat akan rela menderita demi subsidi BBM dicabut.
Namun, hal yang bisa kita lihat, korupasi tidak pernah ditangani secara tuntas. Bahkan, perilaku korupsi semakin menyebar dari pusat sampai daerah. Selain itu kita juga heran, kenapa para elit politik tidak merasa risih menggunakan uang rakyat untuk kepentingan yang tidak substansial, seperti misalnya untuk pengadaan kursi DPR yang harganya diluar kewajaran harga sebuah kursi.
Jadi, demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menentang kenaikan harga BBM tidak perlu dijawab dengan menghadirkan aparat kemanan secara berlebihan. Cukup dijawab dengan penangkapan koruptor secara besar-besar dan dalam waktu yang sama kenaikkan harga BBM dijalankan, saya kira rakyat akan menerima pencabutan subsidi itu.
Yang tejadi malah sebaliknya, pencabutan subsidi BBM dengan tegas dinaikkan, tetapi pemebarantasan korupsi tidak dilakukan dengan tegas.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- KAWASAN SELOKAN MATARAM TERUS DIBENAHI(01/01)
- Daftar judul buku(18/05)
- PANTAI CEMPLON, SALAH SATU PANTAI DI SLEMAN(08/04)
- 20 Januari 2011, Kabar Anyar - MENGINGAT UNTUK TIDAK (ME)LUPA(KAN)(20/01)
- Daftar buku(18/03)
- Greget dari Tanah Air Pusaka(14/06)
- Tepung Umbi-Umbian Hadir di Festival Pendidikan (07/07)
- 15 Februari 2010, Kabar Anyar - BELAJAR DARI PISANG, KIK WAHYU PESHANG MENGHASILKAN KARYA SENI RUPA(15/02)
- 5 Januari 2011, Perpustakaan - Pembinaan Budaya dalam Lingkungan Keluarga Daerah Istimewa Yogyakarta(05/01)
- 3 Mei 2010, Suguhan - SOP (DI) BACOK(03/05)