- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»BEBATUAN DI KALI OPAK
29 Sep 2011 07:34:00Suatu siang, kami menyusuri sungai Opak, atau di Yogya lebih dikenal dengan sebutan kali Opak. Sungai ini melintasi dua wilayah Kapuaten, yakini Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Ujung dari kali Opak ada di Merapi, dan ‘berakhir’ di laut selatan. Jadi, kali Opak menghubungkan dua simbol yang berbeda, yakni gunung dan laut.
Penyusuran tidak dilakukan dari awal, tetapi mengambil daerah kali Opak yang mungkin belum banyak dikenali dan memiliki keindahaan yang, rasanya menakjubkan. Masuk melalui dusun Klenggotan, Kalurahan Trimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul. Dari lokasi ini, kami menyusuri lewat tepian sungai, dan bertemu dengan penambang pasir yang menggunakan ban. Meski terik matahari masih panas, tetapi di tepian kali Opak ada banyak pepohonan, maka panas Matahari bisa dihalangi oleh pepohonan sehingga tidak langsung menyentuh kulit.
Air kali Opak yang melintasi dusun Klenggotan masih terlihatjernih, tak ada sampah terbawa air. Agaknya, sampah dari utara tidak terbawa sampai ke kali Opak yang melintasi dusun ini. Sebelum ada erupsi Merapi, kali Opak digenangi air yang cukup banyak, bahkan sampai pada tepian kali. Namun, setelah erupsi Merapi, yang membawa pasir serta tanah melalui sungai-sungai yang ujungnya dari Merapi, kali Opak, di dusun Klenggotan, pada bagian tengahnya ada gundukan tanah Merapi, bukan pasir, melainkan tanah, sehingga sebagian dari kali Opak berubah menjadi daratan.
“Sebelum erupsi Merapi ditengah kalu itu air sampai pinggiran sungai, tetapi sekarang berubah menjadi daratan, karena erupsi Merapi membawa tanah, bukan pasir” kata Jadul Maulana, pengasuh Pesantren Kaliopak sambil tertawa.
Ketika kemudian ‘perjalanan’ diteruskan ke utara, dengan menyusuri tepi sungai, tak jarang melompati bebatuan besar yang ada ditengah sungai, ada suasana menakjubkan dari kali Opak. Rindang pepohonan membawa keteduhan dan kesejukan, dan yang menarik, di tengah dan di tepi kali Opak ada bebatuanbesar, sehingga membuat air kali opak terhalang oleh bebatuan, dan air berkelok menghindari bebatuan besar.
Bebatuan besar yang ada di kali Opak bukan dibawa oleh Merapi beberapa bulan atau tahun lalu. Juga bukan ada orang yang menaruhnya disitu, karena ukurannya besar, jadj tidak mungkin ada orang yang membawa batu dalam ukuran besar seperti itu. Sekedar dugaan saja, bebatuan besar di Kali Opak, mungkin dibawa oleh Merapi yang meletus 1000 tahun lalu. Jadi, pada masa itu, kali Opak masih luas dan belum banyak penghuni disekitarnya, atau karena di Yogya masih berupa hutan yang dilintasi sungai, salah satunya kali Opak, sehingga letusan Merapi besar pada 1000 tahun lalu, yang barangkali membawa bebatuan besar itu melalui kali Opak. Okeylah, ini hanyalah imajinasi mengenai bebatuan yang ada di kali Opak.
Hal yang menarik, menyusuri kali Opak, kita seperti mendapatkan obyek wisatayang belum digarap. Seolah, kali Opak yang melintasi dusun Klenggotan tidak memiliki potensi wisata, padahal kalau dikelola bisa menarik untuk dikunjungi. Pada setiap bebatuan yang terletak ditengah sungai, dibuatkan ‘sambungan’ berupa jembatan, bisa dari bambu, sehingga orang yang ingin menyusuri kali Opak bisa melintasi jembatan bambu yang ada di tengah sungai dan menghubungkan dari batu yang satu ke batu lainnya.
Apalagi, saat lelah menyusuri kali Opak, kami bisa duduk di atas bebatuan melepas lelah, sambil merendam kaki ke air kali Opak. Teduh pepohonan memberikan suasana kali Opak tidak panas.
Karena air kali Opak yang melintasi dusun Klenggotan masih jernih serta tidak membawa sampah, saat sore hari tiba, terlihat ibu-ibu mencuci baju. Bahkan ada yang mandi di kali Opak. Barangkali merasakan kesegaran air kali Opak di sore hari.
Selain ibu-ibu, ada banyak anak-anak yang mandi di sungai sambil bermain-main. Mereka melompat, atau dalam bahasa Jawa disebut ambyur, dari batu besar yang ada di kali Opak. Anak-anak tertawa riang sambil bergantian ambyur ke sungai dari batu besar.
Kali Opak yang melintasi dusun Klenggotan dan sekitarnya, agaknya dusun-dusun lain di Kalurahan yang sama, air kali Opak masih jernih, dan lokasinya memiliki potensi untuk diubah menjadi tempat wisata. Tinggal bagaimana mengolahnya.
Ons Untoro
Artikel Lainnya :
- 7 Agustus 2010, Jaringan Museum - SENAM BARAHMUS DI BP3 YOGYAKARTA DAN KUNJUNGAN KE CANDI IJO(07/08)
- Kuliner Kuno dari Serat Centhini(29/01)
- 20 Agustus 2010, Figur Wayang - Kesedihan Kunthi(20/08)
- Ekspedisi Anjer - Panaroekan. Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan, Jalan (untuk) Perubahan (25/11)
- 4 Oktober 2010, Kabar Anyar - PENDIDIKAN DI INDONESIA DALAM NEGARA KESEJAHTERAAN(04/10)
- 11 Februari 2010, Situs - KI AGENG WONOLELO, PENYEBAR AGAMA ISLAM DI NGEMPLAK SLEMAN(11/02)
- KAYA DHENGKUL IKET-IKETAN(23/08)
- DOLANAN POT(16/08)
- JUDUL BUKU 77 (24/08)
- 28 Januari 2010, Primbon - Midodareni(27/01)