Tembi

Berita-budaya»ANAK MUDA INDONESIA, GENERASI PENUH KEKERASAN

06 Jun 2011 08:39:00

Darah muda, ketika mendengarkan kata tersebut kesan pertama yang muncul dalam pikiran kita mungkin sesuatu yang penuh dengan semangat. Memang benar bahwa kata tersebut sangat identik dengan anak-anak muda, penuh semangat dan jiwa yang bergelora. Kita tidak bisa memungkiri hal tersebut, bahkan kita pun pernah mengalami masa tersebut selama menjalani dinamika kehidupan.

Anak-anak muda sekarang ini memang penuh dengan semangat, daya mereka berkreasi pun makin “liar”. Kreatifitas tanpa henti terus diciptakan, dan berbagai macam karya hasil dari imajinasi mereka bisa kita saksikan. Namun apa jadinya ketika anak-anak muda ini tidak memiliki ruang untuk mewadahi mereka?

Hal ini kemudian terjawab dengan munculnya geng anak-anak muda baik pelajar SMP dan SMA. Geng ini terbentuk sebagai “pelarian” dari ekspresi mereka yang tidak bisa ditampung dalam sekolah. Geng yang ada, tidak sedikit yang muatan di dalamnya berisi hal-hal negatif. Mereka dibentuk untuk rusuh atau tawuran, menghabiskan waktu untuk hal-hal yang tidak jelas, mabuk-mabukan, bahkan tidak menutup kemungkinan dalam penggunaan drugs.

ANAK MUDA INDONESIA, GENERASI PENUH KEKERASAN?
(Foto : Google.com)

Belum lama ini dalam sebuah media dikabarkan adanya tawuran antar sekolah yang menyebabkan tewasnya seorang pelajar dari salah satu sekolah. Korban meninggal karena tebasan clurit yang tepat mengenai jantung. Beberapa waktu lalu dalam sebuah event olahraga, tawuran juga terjadi antar dua sekolah yang menyebabkan kerugian dari pihak event dan penonton yang tidak tahu menahu penyebab tawuran.

Dari beberapa kasus di atas kita mendapat sebuah gambaran betapa menyedihkan sebenarnya, hal-hal yang terjadi di kalangan pelajar ini. Seharusnya sekolah memiliki wadah supaya anak-anak tersebut tidak terjerumus dalam sebuah geng yang dibentuk hanya untuk rusuh. Sekolah sebagai media pendidikan berperan aktif dalam pembentukan pribadi siswa untuk menjadi manusia yang utuh, tidak melulu pendidikan kognitif.

Ketika sekolah memiliki wadah yang baik, setidaknya hal tersebut mengurangi potensi adanya kerusuhan yang kemudian bisa mencoreng nama baik sekolah. Beberapa sekolah tampaknya juga sudah mulai memberikan penanaman nilai-nilai dan wadah untuk menampung semangat “berlebih” anak-anak muda. Penanaman nilai-nilai tanggung jawab dan jiwa kesatria agaknya juga bisa meredam kemungkinan terjadinya pembentukan geng dan tawuran.

Semangat anak muda memang bukan sesuatu yang bisa disalahkan, tapi cara mereka menyalurkan semangat itulah yang harus dibenahi cara pandangnya. Setidaknya mereka tidak melihat tawuran sebagai hal “biasa”, tapi melihatnya sebagai efek jangka panjang dan mampu membawa mereka ke dalam jurang permasalahan.

Ketika generasi muda ini kemudian di arah yang lebih kreatif, jelas ada sebuah pandangan yang cukup cerah untuk negeri ini. Generasi penerus bangsa yang tidak melulu identik dengan kekerasan dan hal-hal negatif, tapi generasi kreatif yang patut dibanggakan oleh negeri ini. Semoga ini menjadi refleksi bagi anak-anak muda di negeri ini. Salam merdeka!

RESA SETODEWO




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta