- Beranda
- Acara
- Berita Budaya
- Berita Tembi
- Jaringan Museum
- Karikatur
- Makan Yuk
- Temen
- Tentang Tembi
- Video Tembi
- Kontak Kami
Berita-budaya»SYAWALAN Tembi 2011
14 Sep 2011 07:14:00Tembi Rumah Budaya kembali menggelar “Syawalan 2011” pada hari Selasa (13/9) lalu di Pendopo Yudanegaran. Syawalan kali ini bertema “Menjalin Silaturahmi Karyawan dan Masyarakat Sekitar Tembi Rumah Budaya”. Keberadaan Tembi tidak bisa lepas dari masyarakatnya. Maka dari itu, untuk tetap menjalin hubungan baik yang saling menguntungkan dan menghilangkan kesalahan yang mungkin selama ini terjadi, Tembi harus selalu menjaga mitra kerja dengan orang lain, tidak terkecuali dengan masyarakat setempat. Bagaimana pun juga masyarakat setempat menjadi bagian tak terpisahkan dari Tembi untuk mengembangkan budaya yang selama ini menjadi visinya.
Kali ini ustadz yang memberikan tauziyah adalah Ustadz Sigit Nur Sahid dari Minggir, Kabupaten Sleman. Ia pengelola Panti Asuhan Bina Insani Sleman. Tauziah ini dikemas dalam Dakwah dan Nada dan diberi judul “Bratasena Mbangun Paseduluran”. Penampilan ustadz kali ini berbeda dengan sebelumnya. Unsur budaya sangat kental dalam tauziahnya. Maka tidak heran, tauziyah kali ini mendapat sambutan dan perhatian penuh dari undangan yang hadir. Tidak jarang tamu undangan terpingkal-pingkal mendengarkan guyonan dari Pak Ustadz. Ustadz berceramah sambil diselingi menyanyi campursari dan menampilkan beberapa tokoh wayang kulit. Lagu campursari yang digubah judul dan liriknya, misalnya “Ngidhamsari” diganti “Ngidham Swarga”. Berikut contoh gubahan liriknya: //upama sliramu lali mring Gusti/ uripmu ya bakal rugi/ upama sliramu eling suk mati/ gawe dosa mesthi wedi/..../..//. Dalam menyanyikan langgam campursari, ia diiringi oleh musik elekton dan kendang.
Demikian pula di akhir tauziahnya, Ustadz Sigit Nur Sahid menampilkan tokoh wayang Bratasena atau Werkudara yang mengalahkan para buta atau raksasa. Setelah itu, Bratasena diwejang oleh Kresna. Isinya, agar Bratasena sebagai simbol kebenaran bisa mengalahkan keangkaramurkaan yang disimbolkan oleh para raksasa. Selain itu, sebagai manusia, harus bisa mengalahkan hawa nafsu, mudah melupakan hinaan orang lain yang menimpa diri kita, memaafkan kesalahan orang lain, dan selalu mengingat kebaikan orang lain. Juga ajaran menghormati orang lain sangat penting, apalagi menghormati orang tua, yang menjadi perantara keberadaan kita hidup di dunia. Itulah inti ajaran orang hidup untuk saling menghormati sesamanya.
Hadir dalam acara syawalan, antara lain para pimpinan Muspika Kecamatan Sewon, Lurah Desa Timbulharo dan aparatnya, Presiden Direktur Tembi Rumah Budaya, N. Nuranto, masyarakat petani organik Tembi, karyawan RBT, dan juga tamu undangan lainnya. Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al Qu’ran oleh Jumairi. Tidak lupa, RM. Basmara Pradipta mewakili Kepala Tembi Rumah Budaya dalam acara selanjutnya menyatakan ikrar syawalan dan dijawab oleh Kyai Haji RM. Zabidi Faturrohman, Lurah Desa Timbulharho, Sewon, Bantul. Hadir dalam acara syawalan sekitar 125 orang. Setelah acara tauziah, dilanjutkan dengan acara halal bihalal, bermaaf-maafan dan berjabat tangan. Sebelum acara ditutup, dilanjutkan makan bersama. Acara dipandu oleh Achmad Sarwidi.
Naskah: Suwandi
Foto : Sartono
Artikel Lainnya :
- 22 Juni 2010, Bothekan - MILIH-MILIH TEBU OLEH BOLENG(22/06)
- Andap Asooy(21/04)
- GEROBAK PENGANGKUT TEBU DI MASA LALU(21/07)
- REGEJEGAN BAB LEMAH(13/01)
- 12 Juni 2010, Denmas Bekel(12/06)
- 12 Juni 2010, Kabar Anyar - CAPULET BAR, FINE ART ROCK(12/06)
- Kartamarma(17/02)
- 4 Agustus 2010, Yogya-mu - KEMBARAN TUGU JOGJA(04/08)
- Bebek Bakar atau Goreng Bumbu Melayu Tidak Amis, Rendah Kolesterol(19/03)
- 8 Maret 2010, Kabar Anyar - 'HE……HE KONSPIRASI ON' DI BENTARA(08/03)