Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Monumen Nasional. Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia

02 Jun 2010 11:03:00

Perpustakaan

Judul : Monumen Nasional. Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia
Penulis : H. Ekki Husein Katili, dkk
Penerbit : Kantor Pengelola Monumen Nasional, 1997, Jakarta
Bahasa : Indonesia dan Inggris
Jumlah halaman : xiii + 134
Ringkasan isi :

Monumen Nasional (Monas) dibangun di lapangan Taman Medan Merdeka Jakarta. Arsitektur dan dimensi Tugu Monumen Nasional melambangkan kias dan kekhususan Indonesia. Maksud dan tujuan pembangunan Tugu Monumen Nasional adalah:

  1. Memperingati dan mengabadikan nilai-nilai perjuangan bangsa dan Proklamasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

  2. Mencerminkan jiwa perjuangan dalam menegakkan semangat dan mempertinggi keagungan Revolusi Kemerdekaan RI (dilambangkan dalam bentuk tugu yang menjulang ke angkasa dengan lidah api yang tak pernah padam).

  3. Memberikan inspirasi dan mendidik generasi sekarang dan yang akan datang mengenai arti kebesaran perjuangan, kepribadian, kebudayaan dan martabat bangsa Indonesia (ditampilkan dalam bentuk diorama di Ruang Museum Sejarah Tugu Monumen Nasional).

  4. Memperkenalkan Tugu Monumen Nasional kepada dunia internasional secara keseluruhan sebagai salah satu unsur obyek wisata.

Bagian-bagian Monumen Nasional adalah :

  1. Pintu gerbang utama

  2. Ruang Museum Sejarah. Terletak 3 meter di bawah halaman Tugu Nasional, sedang atapnya terletak 5 m di atas halaman Tugu. Luasanya 80 x 80 m, pada keempat sisi dindingnya masing-masimg terdapat 12 buah diorama yang menggambarkan kehidupan masyarakat Indonesia.

  3. Ruang Kemerdekaan.Terletak di dalam Cawan Tugu Monumen Nasional, berbentuk amphiteater tertutup. Pada keempat dinding yang ada di tengah ruangan terpasang empat buah atribut kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu pada dinding sebelah timur Sang Saka Merah Putih berukuran 2 m x 3 m; sebelah utara peta wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia terbuat dari perunggu dilapisi emas; sebelah barat terdapat lemari berbentuk pintu gapura terbuat dari perunggu ukir dilapisi emas, untuk menyimpan naskah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia; dan sebelah selatan lambang negara berbentuk burung Garuda dengan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang mengandung ideologi negara “Pancasila”.

  4. Pelataran cawan. Berbentuk segi empat yang melingkari badan Tugu Monumen Nasional. Luasnya 45 m x 45 m, dan berada di ketinggian 17 m. Dari pelataran ini pengunjung dapat melihat Taman Medan Merdeka.

  5. Pelataran Puncak Tugu Monumen Nasional. Terletak pada ketinggian 115 m dengan luas 11 m x 11 m. Dari pelataran ini pengunjung dapat melihat panorama Jakarta.

  6. Lidah api kemerdekaan. Terletak di atap pelataran puncak Tugu terbuat dari perunggu berlapis emas murni, berbentuk kerucut dengan tinggi 14 m. Ketinggian Tugu dari halaman Tugu sampai titik puncak lidah api 132 m, sedangkan tinggi dari pelataran puncak sampai titik puncak lidah api 17 m.

  7. Kolam pendingin. Berukuran 45 m x 45 m, berfungsi untuk mendinginkan air yang telah dipakai untuk AC dan penghias Taman Medan Merdeka.

  8. Ruang mesin. Terletak di bawah tanah di bagian utara Taman Medan Merdeka.

  9. Patung Pangeran Diponegoro. Terletak di bagian utara Taman Medan Merdeka, sumbangan Konsul Jenderal Kehormatan Indonesia, Dr. Mario Pitto dari Italia.

Posisi strategis Taman Medan Merdeka yang berada di jantung ibukota menjadi sangat penting artinya terutama karena kedudukan Jakarta sebagai ibukota negara. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan. Tujuan dari pengembangan tersebut adalah menjadikan Medan Merdeka sebagai pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan martabat Tugu Monumen Nasional di dalam tatanan kota dan memperkuat identitas kota serta melestarikan kota. Sebagai kawasan pusat pemerintahan dan kegiatan masyarakat Taman Medan Merdeka harus dilengkapi dengan berbagai komponen penunjang untuk lingkup kota, nasional dan internasional. Secara garis besar penataan ruang Medan Merdeka adalah wilayah Medan Merdeka, kawasan Medan Merdeka dan Taman Medan Merdeka. Konsep peruntukan lahan dalam rencana pengembangan Taman Medan Merdeka dikelompokkan menjadi:

  1. Sektor tengah, merupakan daerah Tugu Monumen Nasional

  2. Sektor utara merupakan wilayah antara Tugu Monumen Nasional dan kawasan Jalan Medan Merdeka Utara, di mana terdapat kegiatan pemerintah pusat yang bersifat kenegaraan dan tempat diadakan acara-acara kenegaraan, defile dan parade.

  3. Sektor selatan, merupakan wilayah antara Tugu Monumen Nasional dan kawasan Jalan Medan Merdeka Selatan di mana terdapat kegiatan pemerintah daerah ibukota Jakarta dan masyarakat. Di sektor ini ditanam pohon-pohon yang berasal dari berbagai propinsi di Indonesia.

  4. Sektor timur, merupakan wilayah antara Tugu Monumen Nasional dan kawasan Jalan Medan Merdeka Timur merupakan pusat kegiatan bisnis dan ekonomi.

  5. Sektor barat, merupakan wilayah antara Tugu Monumen Nasional dan kawasan Jalan Medan Merdeka barat merupakan pusat kegiatan olah raga dan rekreasi.

Monumen Pahlawan Proklamator Soekarno-Hatta yang terletak di Jalan Proklamasi 56 Jakarta, juga merupakan monumen untuk mengenang keagungan perjuangan bangsa. Monumen ini dibangun sebagai ucapan terima kasih bangsa Indonesia kepada perjuangan dan pengorbanan patriot bangsa. Untuk mengusahakan agar suasananya sesuai dengan aslinya, maka monumen ini dibangun dalam satu kesatuan dengan Tugu Proklamasi dan Tugu Kilat.

Monumen Soekarno-Hatta terdiri dari :

  1. Patung Bung Karno (tinggi 4,60 m) dan Bung Hatta (tinggi 4,30 m) terbuat dari perunggu.

  2. Naskah Proklamasi. Diukir pada perunggu seberat 600 kg berukuran 290 m x 196 m.

  3. Elemen latar belakang. Bentuk keseluruhan elemen latar belakang merupakan susunan dari sirip-sirip segitiga yang membentuk satu massa segitiga dan mengembang kipas. Jumlah dan ukuran unsur-unsur bentuknya melambangkan Proklamasi 17 Agustus 1945 (sirip berjumlah 17, tinggi 8 m, jumlah gelombang pada tebing air terjun 45 buah). Balok-balok yang merentang dari sirip-sirip tengah berjumlah 5 buah melambangkan Pancasila.

Lokasi di mana sekarang berdiri Tugu Kilat adalah tempat Bung Karno berdiri ketika membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945. Tinggi tugu 17 m simbol dari gerak pembangunan, kilat di puncak tugu lambang gelegar gema proklamasi. Sedangkan Tugu Peringatan Satu Tahun Kemerdekaan (Tugu Proklamasi) berbentuk jarum, simbol perkembangan kemajuan. Tugu ini dibangun untuk menyambut Hari Ulang Tahun Pertama Republik Indonesia.

Teks : Kusalamani




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta