Judul : Komunikasi dan Kaderisasi dalam Pembangunan Pedesaan
Editor : Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Penerbit : UGM, 1984, Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : vi + 117
Ringkasan isi :
Pada masa pembangunan ini pemerintah berusaha menumbuhkan partisipasi masyarakat secara maksimal. Usaha ini akan berhasil kalau dapat dikomunikasikan kepada masyarakat, sehingga timbul kesadaran akan pentingnya pembangunan. Untuk itu diperlukan media komunikasi yang efektif sebagai saluran penyampaian pesan, yang dapat menjangkau masyarakat luas dari berbagai kalangan dan lapisan. Media yang intensif dan ekstensif tidak hanya berupa media massa seperti televisi, surat kabar atau radio. Tetapi dapat juga berupa media seni yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat dan berakar pada kebudayaan lokal, antara lain bahasanya, adat istiadatnya, nilai-nilai yang tercermin di dalamnya dan lain-lain. Media seni yang dianggap efektif untuk menyampaikan pesan-pesan pembangunan adalah media seni tradisional, antara lain seni pertunjukan rakyat, karena mempunyai unsur komunikasi yang menggunakan percakapan dan masih ada sampai saat ini. Tentu saja harus dipilih seni pertunjukan rakyat yang dapat diselingi pesan pembangunan, karena tidak semua dapat diselingi pesan pembangunan. Seni pertunjukan rakyat yang dapat diselingi pesan pembangunan tersebut, antara lain ketoprak, wayang (Jawa Tengah dan DIY), ludruk (Jawa Timur), dul muluk (sandiwara tradisional Sumatera Selatan), wayang golek, calung (Jawa Barat). Tentu saja pesan tersebut disampaikan pada saat adegan yang tepat.
Selain seni pertunjukan rakyat tradisional, pemuka-pemuka masyarakat juga memegang peranan penting sebagai media komunikasi untuk menyalurkan pesan-pesan pembangunan, terutama kepada rakyat yang dipimpinnya. Pemuka-pemuka masyarakat ini dapat bersifat formal (misal kepala desa dan stafnya) atau non formal (misal tetua kampung). Selain itu terdapat juga kader atau penyuluh lapangan yang memang secara khusus bertugas sebagai penyampai program pemerintah kepada masyarakat. Salah satu tugas kader sebagai juru penerang adalah memberi pengetahuan kepada masyarakat tentang ketatanegaraan, kebangsaan, ideologi nasional dan sebagainya dengan harapan pada masyarakat tumbuh kesadaran nasional, yaitu kesadaran akan hidup sebagai warga negara dengan segala hak dan kewajibannya.
Agar lebih efektif dalam rangka pembangunan daerah pedesaan maka dibentuk berbagai macam lembaga (sesuai kebutuhan masyarakat) di samping lembaga-lembaga yang sudah ada. Kalau pertunjukan rakyat tradisional dan pemuka masyarakat berperanan sebagai penyalur atau penyampai pesan-pesan pembangunan yang sudah direncanakan oleh pihak pembuat kebijaksanaan, maka lembaga-lembaga tersebut berperan sebagai pemberi informasi dan juga penyalur program yang konkrit serta operasional serta menjadi wadah aktifitas dan kreatifitas masyarakat untuk mewujudkan pesan dan program yang ditawarkan. Lembaga tersebut dibentuk berdasarkan tugas dan bidang yang ditangani. Lembaga tersebut antara lain LSD (Lembaga Sosial Desa), BUUD/KUD (Badan Usaha Unit Desa / Koperasi Unit Desa) Koperasi, Bimas, PKK (Pembinaan Kesejahteraan Keluarga).
Agar program pembangunan pedesaan lebih berhasil maka, pembangunan desa didorong dengan program terpadu dan komprehensif, melatih pemuka masyarakat yang akan bertugas meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta menyempurnakan penyelenggaraan komunikasi pembangunan. Dan yang lebih penting adalah peran aktif masyarakat pedesaan itu sendiri.
Teks : Kusalamani
Artikel Lainnya :
- 21 Juli 2010, Yogya-mu - BONG SUPIT, LARIS MANIS DI KALA LIBURAN(21/07)
- 19 Juni 2010, Jaringan Museum - MUSEUM AFFANDI DAN MUSEUM BENTENG VREDEBURG TAK BERDAYA MENGHADAPI LAWAN-LAWANNYA(19/06)
- Ini Buku Apa Ya, Kok Tulisannya Aksara Jawa(14/11)
- Harry Patra Bawa Angklung Keliling Dunia(28/07)
- 6 September 2010, Klangenan - LAGI-LAGI MUDIK(06/09)
- Hope Beyond Absurdity, Bentuk Kegelisahan Seorang Seniman(10/09)
- DESA WISATA SROWOLAN SLEMAN, MENIKMATI KEINDAHAN ALAM, MENGENANG SEJARAH PERJUANGAN(01/07)
- BATIK (5) Motif-motif batik dalam upacara mitoni(06/01)
- 21 September 2010, Ensiklopedi - DOLANAN DHING-DHINGAN(21/09)
- 2 Juni 2010, Perpustakaan - Monumen Nasional. Monumen Keagungan Perjuangan Bangsa Indonesia(02/06)