Tembi

Bale-dokumentasi-resensi-buku»Kearifan Tradisional Masyarakat

18 May 2008 10:19:00

Perpustakaan

Judul : Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan. Pemeliharaan Lingkungan Hidup Daerah Istimewa Yogyakarta
Penulis : Dra. Sumintarsih , dkk
Penerbit : Jarahnitra, 1993/1994, Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Halaman : x + 152
Ringkasan isi :

Lingkungan hidup manusia terdiri dari lingkungan fisikal (sungai, udara, air, rumah, dan sebagainya), lingkungan biologis (organisme hidup berupa hewan, tumbuhan dan manusia) dan lingkungan sosial (sikap kemasyarakatan dan sebagainya). Antara manusia dan lingkungan terjalin hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi. Manusia adalah makhluk yang paling bisa beradaptasi dengan lingkungan. Dalam beradaptasi manusia berusaha memanfaatkan sumber-sumber alam yang berguna untuk menunjang hidupnya. Adanya ikatan antara manusia dengan alam memberikan pengetahuan dan pikiran bagaimana memperlakukan alam lingkungan. Salah satunya adalah dengan mengembangkan etika, sikap kelakuan, gaya hidup dan tradisi-tradisi yang mempunyai dampak positif terhadap pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. Petani melakukan strategi untuk kelangsungan hidup berdasarkan pengalaman secara turun-temurun sehingga membudaya. Pengaturan tersebut landasannya adalah kebudayaan yang dimiliki berdasarkan warisan dari leluhur mereka.

Dalam buku ini penelitian berfokus pada strategi masyarakat pedesaan dalam pemanfaatan lingkungan. Kearifan tradisional adalah pengetahuan yang mereka miliki dalam mengelola lingkungan, yaitu pengetahuan yang melahirkan perilaku hasil adaptasi mereka terhadap lingkungan yang implikasinya adalah kelestarian atau kelangsungan lingkungan untuk jangka panjang. Lingkungan alam adalah segala sesuatu yang mendukung hidup manusia atau semua yang ada di sekitarnya. Selama berinteraksi dengan lingkungan mereka mendapatkan pengalaman dan pengertian tentang jenis-jenis sumberdaya yang masih melimpah untuk dimanfaatkan dan sumberdaya yang semakin berkurang. Kesadaran mereka tercermin pada tindakan pemeliharaan lingkungan. Pemanfaatan lingkungan hendaknya hanya seperlunya saja, mengingat keperluan generasi berikutnya.

Tanah merupakan salah satu faktor terpenting dalam kehidupan manusia. Tanah bagi petani mempunyai fungsi sebagai : modal bertani, tempat tinggal, bentuk kekayaan, sebagai pusaka dan pemberi rasa tentram. Petani memakai “pranatamangsa” dalam menggarap lahan. Pranatamangsa ini untuk menentukan jenis tanaman, masa bertanam, mengantisipasi hama dan lain-lain. Dalam pemakaian pupuk petani memakai kombinasi pupuk prabrik dan pupuk alamiah, demikian juga untuk pembasmian hama memakai buatan pabrik, buatan sendiri dan pembasmi alami seperti burung hantu dan ular. Petani biasanya juga memahami jenis tanah/lahan yang dikerjakan. Sifat, jenis dan kualitas tanah akan mempengaruhi jenis tumbuhan yang akan ditanam serta cara perawatannya. Tanah dapat berkurang kesuburannya karena : sering diolah tetapi pemberian pupuk kurang, penggunaan dan pengolahan tanah tidak teratur untuk jangka lama, sering erosi, penggunaan pupuk pabrik yang berlebihan, tanaman penghasil pupuk kurang, tanaman hanya sejenis dan menebang pohon tanpa peremajaan. Maka tanah perlu diolah sebaik-baiknya. Misal dengan tumpangsari. Tumpangsari menyebabkan bahaya kerusakan atau kerapuhan tanah dan erosi berkurang, serta menguntungkan petani (satu lahan bisa dua atau tiga tanaman).

Air adalah kebutuhan pokok makhluk hidup. Sawah atau ladang tidak berarti tanpa air sehingga air perlu dimanfaatkan dan dipelihara sebaik-baiknya. Sumber air (tuk: bahasa Jawa) dipelihara dengan membuat bak penampung air untuk disalurkan, pohon-pohon di sekitarnya tidak boleh ditebang, dibersihkan pada waktu-waktu tertentu dan lain-lain. Untuk menjaga lingkungan “hutan” penebangan pohon dilakukan secara cermat, memperhitungkan usia pohon, waktu dan lokasi, jenis pohon dan disertai penanaman kembali. Khusus sekitar sumber air tidak boleh ditebang. Sawah atau ladang berteras adalah salah satu contoh dari usaha manusia untuk meningkatkan dan menjaga kualitas lingkungan.

Petani di samping bertani biasanya juga beternak. Hewan ternak berfungsi antara lain: kotorannya sebagai pupuk, untuk tabungan, dagingnya untuk konsumsi gizi keluarga (ayam, itik dan yang lain), sebagai klangenan/hobi (misal perkutut), sumber tenaga kerja (sapi dan kerbau untuk membajak).

Dalam pemeliharaan lingkungan hidup tersebut mereka melakukan secara sendiri-sendiri maupun secara gotong royong. Lingkungan adalah tanggung jawab bersama untuk kepentingan bersama baik saat ini maupun masa mendatang.




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta