Tembi

Bale-dokumentasi-aneka-rupa»LEMBAGA PEMERHATI BATIK DI YOGYAKARTA BATIK (18)

07 Apr 2009 09:46:00

Ensiklopedi

LEMBAGA PEMERHATI BATIK DI YOGYAKARTA
BATIK (18)

Kraton kasulatanan Yogyakarta sebagai benteng segala bentuk seni budaya tradisional Jawa juga tidak lepas dari kepeduliannya terhadap batik. Batik yang tumbuh dari dalam kraton juga tetap dilestarikan di tempat ini. Maka tidak ayal lagi jika di Kraton Kasultanan Yogyakarta juga berdiri sebuah Museum Batik Kraton. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Oktober 2005 oleh Sri Sultan Hamengkubuwana X ini menempati salah satu bangunan di dalam Kraton Yogyakarta, sebelah utara Museum HB IX. Koleksi-koleksi batik yang dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri Sultan, khususnya HB VIII hingga HB IX. Selain itu, ada juga koleksi berupa peralatan membatik, seperti canting, gawangan, anglo, wajan, dan sebagainya. Sementara koleksi lainnya berupa patung, lukisan, topeng batik, foto-foto, bahan-bahan pewarna. Ada juga koleksi sepeda tua yang dipakai sebagai sarana pengangkut batik dari masa pemerintahan HB VIII hingga HB X. Sebagian koleksi batik lainnya yang dipamerkan adalah sumbangan dari beberapa kerabat kraton dan pengusaha batik di Yogyakarta maupun sekitarnya.

Museum Batik Kraton lebih banyak mengoleksi batik-batik tradisional motif Yogyakarta dengan khas putih dan coklat tua. Ratusan motif batik terdapat di museum ini, seperti motif Parangrusak, Parangkusuma, Truntum, Kawung, Udan Riris, dan sebagainya. Museum Batik Kraton dan museum-museum lain di lingkungan Kraton Kasultanan Yogyakarta bisa dikunjungi oleh para wisatawan setiap hari, kecuali jika pihak kraton sedang melaksanakan upacara khusus. Jam kunjungan mulai jam 08.00—14.00 WIB, kecuali hari Jumat, tutup jam 13.00 WIB. Tiket masuk untuk wisatawan lokal Rp 5.000,00 dan wisatawan asing Rp 12.500,00.

Di samping itu, pihak institusi dari masyarakat yang peduli terhadap batik di lingkungan Yogyakarta contohnya Museum Batik Yogyakarta. Museum ini beralamat di Jalan Dr. Sutomo 13 Bausasran, tepatnya di sebelah selatanjembatan layang Lempuyangan Yogyakarta. Awal mulanya, museum ini didirikan oleh keturunan pengusaha batik tradisional dari keluarga Hadi Nugroho. Keluarganya adalah pecinta batik. Maka sebagian koleksi adalah hasil warisan dari leluhurnya yang berprofesi sebagai pengusaha batik. Koleksi di Museum Batik Yogyakarta ini sebanyak 1.219 buah, di antaranya berupa kain batik 500 lembar, 600 jenis cap batik, 124 canting, dan 35 buah koleksi yang berkaitan dengan alat dan perlengkapan membatik (seperti: wajan, anglo, pewarna alam, pacar banyu, kulit pohon mengkudu, kayu pohon tegeran, dan gondorukem).

Museum milik swasta yang dikelola keluarga ini didirikan 12 Mei 1977, sekitar 32 tahun yang lalu dan sekarang menempati areal tanah 600 meter dan bangunan seluas 400 meter. Di tempat ini juga terdapat koleksi karya van Zuylen (Belanda) dengan ciri khas warna merah dan biru, Oey Soe Tjoen (Cina) dan batik-batik buatan sekitar 1970-an. Motif-motif batik sebagian khas Yogyakarta dan sebagian khas pesisiran.

Ternyata di Museum Batik Yogyakarta ini juga terdapat berbagai koleksi sulaman karya istri Hadi Nugroho. Ada ratusan koleksi sulaman termasuk sebuah karya sulaman yang telah mendapat rekor MURI Indonesia dengan ukuran sulaman 400 x 90 cm. Museum ini dibuka untuk umum, pada hari Senin—Sabtu pukul 09.00—15.00 WIB. Tiket masuk untuk dewasa dan wisatawan asing Rp 15.000/per orang, untuk rombongan Rp 12.500/per orang, dan untuk anak-anak Rp 10.000/per anak.

bersambung

Teks dan foto : Suwandi
Data diambil dari berbagai sumber referensi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta