Dolanan Pong-Pong Bolong-1
(Permainan Anak Tradisional-80)

Dolanan Pong-Pong Bolong-1

Dolanan yang satu ini sungguh sangat menghibur bagi anak-anak kecil yang berumur antara 5—8 tahun, yaitu dolanan Pong-Pong Bolong. Dolanan ini bersifat menghibur saja dan sangat mudah dimainkan oleh anak-anak. Selain menggunakan nyanyian, juga menggunakan gerakan-gerakan tangan yang sederhana. Nyanyian menggunakan bahasa Jawa. Tentu dolanan ini sangat bermanfaat bagi anak-anak, selain sebagai sarana bersosialisasi, juga mendidik anak-anak untuk mengenal nama-nama bunga. Setelah itu, anak yang dijadikan sebagai ketua atau pemimpin dolanan harus memiliki daya kreatif yang tinggi sesuai dengan nama bunga yang disebut oleh anak.

Bahkan hingga saat ini, dolanan Pong-Pong Bolong masih dimainkan oleh anak-anak, khususnya di daerah pedesaan, seperti di daerah Bantul Yogyakarta. Hanya tidak diketahui secara pasti, kapan dolanan ini mulai muncul dan dikenal oleh anak-anak di dalam masyarakat Jawa. Menurut sebuah informan yang sekarang berumur 38 tahun, ia sudah mengenal dolanan ini sejak masih TK. Berarti sampai sekarang sudah 30 tahun lebih. Demikian penulis di masa kecil juga pernah mengenal dolanan ini. Jadi, tentu sebelum tahun 1970-an, dolanan ini juga sudah dikenal oleh masyarakat Jawa.

Dolanan Pong-Pong Bolong-1

Biasanya anak-anak bermain dolanan ini serangkaian dengan dolanan lainnya yang sejenis, artinya menggunakan tempat yang sama, seperti cublak-cublak suweng, sobyung, dan sejenisnya. Tempat yang dipakai tentu yang nyaman, leluasa, tidak panas, dan bersih. Bisa bertempat di teras rumah, di kebun, atau tempat-tempat lain. Waktu yang dipakai untuk bermain biasanya pagi, siang, sore, atau petang. Yang jelas dimainkan di tempat yang terang. Bisa pula dimainkan di pelataran rumah saat bulan purnama dengan menggelar tikar.

Anak-anak yang bermain Pong-pong Bolong tidak perlu membutuhkan alat bermain, kecuali tikar untuk alas, jika dimainkan di lantai tanah. Selain itu anak-anak tidak perlu hompimpah saat mengawali dolanan. Sementara dibutuhkan satu pemimpin permainan. Biasanya yang berumur paling tua, agar sekaligus bisa mengasuh anak-anak yang lebih kecil. Dolanan ini idealnya dimainkan sekitar 3—4 anak. Jika lebih, maka bisa dibagi dua kelompok atau bergantian pemain.

bersambung

Suwandi

Sumber informan: Slamet (38), karyawan Tembi; Pengamatan dan Pengalaman Pribadi




Artikel Lainnya :



Bale Inap Bale Dokumentasi Bale Karya Bale Rupa Yogyakarta