Langgar Ijo Parangtritis, Sepi dalam Kesendirian

Author:editortembi / Date:11-03-2014 / Tag: yogyakarta, Tembi, parangtritis, prasasti /

Situs-Situs

Langgar Ijo Parangtritis, Sepi dalam Kesendirian

Langgar Ijo merupakan bangunan milik pribadi. Menilik angka tahun yang dituliskan di dinding sisi utara (kiri) bangunan, maka kemungkinan besar langgar ini dibangun atau diresmikan pada tahun 1931.\

1.	(Langgar Ijo Parangtritis dilihat dari sisi depan, difoto: 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Langgar Ijo Parangtritis dilihat dari sisi depan

Langgar Ijo terletak di Dusun Mancingan, Kelurahan Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasi langgar ini sangat mudah dicapai dari Kota Yogyakarta dengan mengikuti Jl Parangtritis hingga sampai di lokasi Pantai Parangtritis. Letak Langgar Ijo berada di sisi barat lapangan parkir bus wisata Parangtritis. Jarak lokasi dengan Kota Yogyakarta sekitar 30 kilometer.

Langgar Ijo adalah bangunan yang terbuat dari tembok yang digunakan sebagai tempat ibadah umat Islam. Langgar ini memiliki ukuran panjang sekitar 6 meter dan lebar 4 meter. Langgar atau surau ini dinamakan Langgar Ijo karena warna cat yang mendominasi perwajahan dan interior bangunan ini berwarna hijau.

Ruang utama Langgar Ijo Parangtritis, difoto: 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Ruang utama Langgar Ijo Parangtritis

Ruang dari Langgar Ijo secara garis besar terbagi dua. Ruang pertama terletak di depan mihrab. Sementara ruang lainnya terletak agak ke sisi kanan (selatan) dari mihrab. Lantai dari Langgar Ijo diperkeras dengan tegel abu-abu ukuran 15 cm x 15 cm. Keseluruhan ruang dari Langgar Ijo bisa dikatakan dalam keadaaan selalu terbuka. Konstruksi atap atau bangunan Langgar Ijo berbentuk Kampung Pacul Gowang.

Mungkin ruang di sisi kanan mihrab atau di sisi selatan ruang utama dulu digunakan untuk jamaah wanita. Namun dalam perkembangannya ruangan tersebut digunakan untuk menyimpan aneka macam barang atau difungsikan sebagai gudang.

Pada saat ini Langgar Ijo bisa dikatakan terbengkalai dan tidak lagi digunakan untuk aktivitas peribadatan. Bangunan ini bisa dikatakan kurang terperhatikan dan menjadi tempat untuk menyimpan atau meletakkan segala macam barang.

Langgar Ijo Parangtritis dilihat dari sisi utara (Jl. Parangtritis), difoto: 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Langgar Ijo Parangtritis dilihat dari sisi utara (Jl Parangtritis)

Pergerakan pasir pantai akibat tiupan angin ke arah utara di antaranya menyebabkan dinding sisi selatan dari langgar ini hampir separuh. Demikian pula pada sisi depan atau halaman. Dengan demikian, keberadaan Langgar Ijo seperti akan terbenam oleh pasir pantai.

Langgar Ijo merupakan bangunan milik pribadi. Menilik angka tahun yang dituliskan di dinding sisi utara (kiri) bangunan, maka kemungkinan besar langgar ini dibangun atau diresmikan pada tahun 1931.

Pada sisi utara atau dinding kanan luar dari bangunan langgar ini terdapat prasasti yang dituliskan dengan huruf Jawa dan bahasa Jawa. Prasasti tersebut bila dibaca akan berbunyi Panti Panembah Prawira Separta Kaping 10 Rejeb Je 1862.

Prasasti ini menunjukkan bahwa kemungkinan besar Prawira Separta dulu merupakan orang yang membangun atau mendirikan Langgar Ijo yang dalam prasasti itu disebut sebagai panti panembah atau tempat untuk bersembah (sujud) alias bersembayang. Sedangkan tanggal dan angka tahun dituliskan dalam prasasti mungkin merupakan tanggal peresmian atau mungkin juga tanggal pendirian bangunan.

Prasasti di tembok sisi kiri (utara) luar dari Langgar Ijo Parangtritis, difoto: 11 Februari 2014, foto: a.sartono
Prasasti di tembok sisi kiri (utara) luar Langgar Ijo Parangtritis

Sekalipun demikian, tidak ada sumber atau keterangan yang pasti mengenai siapa sesungguhnya Prawira Separta ini. Demikian pun tentang titi mangsa yang dituliskan di akhir prasasti tersebut.

Informasi terakhir yang didapatkan di lapangan menyebutkan bahwa Langgar Ijo ini telah dibeli oleh orang yang bernama Kasdi yang beralamat di Jejeran, Pleret, Bantul, Yogyakarta.

Naskah dan foto:A. Sartono
pembaca prasasti:Suwandi

Ensiklopedi Situs

Post new comment

Latest News

  • 14-03-14

    ARTE 2014 dengan Tem

    Sukses dengan festival pertama ARTE 2013 dengan 32 ribu pengunjung dan ratusan karya yang dikirim para seniman Tanah Air, festival yang digelar untuk... more »
  • 14-03-14

    Riwayat KH Ahmad Dah

    Karena KH Ahmad Dahlan sangat berjasa bagi bangsa Indonesia dan sekaligus seorang tokoh yang ikut dalam pergerakan nasional, maka kisah pribadinya... more »
  • 14-03-14

    Batara Sambu

    Dalam sejarah hidupnya, Batara Sambu pernah turun ke dunia dan menitis kepada Sri Maharaja Maladewa, raja di Negeri Medangprawa, dengan patihnya... more »
  • 14-03-14

    Menu Spesial Maret,

    Gurih yang cukup nyamleng (sempurna) dalam perpaduan rempah yang seimbang serta kenikmatan dan kepuasan perut yang disuguhkan oleh menu ini cukup... more »
  • 13-03-14

    Menyaksikan Tari Kec

    Menyaksikan Tari Kecak di Uluwatu Saat Senja Hari Di Kompleks Pura Uluwatu yang dibangun sekitar tahun 1032-1036 Masehi oleh Mpu... more »
  • 13-03-14

    Ketoprak Lakon Jende

    Ketoprak Lakon Jenderal Besar, Sarat Kritik dan Humor Lakon Jenderal Besar ini pada galibnya mengkritisi atau bahkan menelanjangi... more »
  • 13-03-14

    Pentas Lima Tarian S

    Pentas Lima Tarian Serambi Mekah Di Aceh tidak hanya ada Tari Saman, ada banyak tarian lain yang tak kalah menarik, unik dan... more »
  • 12-03-14

    Bukan 350 Tahun Dija

    Judul : Bukan 350 Tahun Dijajah Penulis : G.J. Resink Penerbit : Komunitas Bambu, 2013, Jakarta Bahasa : Indonesia Jumlah halaman : xxxiv... more »
  • 12-03-14

    Denmas Bekel

        more »
  • 12-03-14

    Melihat Sejarah Indo

    Foto-foto yang dipamerkan Kantor Berita IPPHOS bukan hanya saja merekam peristiwa, tetapi sekaligus memproduksi sejarah. Foto IPPHOS beserta... more »