Kyai Putih Cojoyo Pendiri Dusun Jetis

Author:editorTembi / Date:19-03-2015 / Nama Kyai Putih sebenarnya merupakan nama julukan atau sebutan kehormatan. Sedangkan nama aslinya adalah Kyai Cojoyo atau Kyai Setyojoyo. Ia dijuluki Kyai Putih karena profesinya sebagai penjual gamping atau kapur di masa lalu.

Gerbang kompleks makam Dusun Jetis, Murtigading, Sanden, Bantul, tempat Kyai Putih Cojoyo dimakamkan, difoto: Kamis, 12 Maret 2015, foto: a.sartono
Gerbang kompleks makam Dusun Jetis, Murtigading, 
Sanden, Bantul, tempat Kyai Putih 
Cojoyo dimakamkan

Ada banyak tokoh yang memiliki nilai penting bagi masyarakat tertentu. Dalam skala yang tidak terlalu besar, misalnya di lingkup kampung atau dusun ada pula tokoh-tokoh yang dihormati karena tokoh tersebut memiliki peran tertentu terhadap kampung atau dusun yang bersangkutan. Salah satu tokoh yang dipercaya sebagai cikal bakal atau peletak dasar berdirinya Dusun Jetis di Kelurahan Murtigading, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Kyai dan Nyai Putih Cojoyo (Setyojoyo).

Kedua tokoh yang dipercaya membuka hutan di wilayah Jetis yang kemudian menjadi pemukiman itu dimakamkam di dusun tersebut. Lokasi makam dapat dijangkau melalui Perempatan Palbapang ke barat (arah Srandakan/Brosot). Setelah sampai di Pertigaan Sapu Angin pengunjung dapat mengambil arah ke kiri (selatan) lurus (arah Kecamatan Sanden). Setelah sampai di kompleks Kantor Kecamatan Sanden ambil arah lurus (masuk kampung). Setelah sampai di pertigaan kampung, ambil arah ke kanan (barat) hingga sampai saluran irigasi di tengah kampung. Ikuti jalan di sisi aliran irigasi tersebut ke arah kiri (selatan). Lokasi makam Kyai dan Nyai Putih berada sekitar 25 meter dari pertigaan jalan kampung dengan irigasi tersebut.

Nisan Kyai dan Nyai Putih telah mengalami rehabilitasi dari kondisi semula. Pada awalnya nisan keduanya terbuat dari batu putih, kini telah digantikan dengan cor beton berlapiskan keramik berwarna putih. Nisan keduanya berukuran sama, yakni panjang 160 cm, lebar 62 cm, dan tinggi 40 cm. Kedua nisan tersebut telah ditinggikan dari permukaan tanah sekitar 18 cm. Letak nisan keduanya berada di bagian tengah sisi timur dari kompleks makam Dusun Jetis. Kompleks makam Dusun Jetis sendiri telah diberi pagar tembok keliling dengan ketinggian sekitar 75 cm. Gerbang kompleks makam berada di sisi selatan dari kompleks tersebut.

Nisan makam Kyai dan Nyai Putih Cojoyo, difoto: Kamis, 12 Maret 2015, foto: a.sartono
Nisan makam Kyai dan Nyai Putih Cojoyo

Menurut Wakidi (90), yang merupakan keturunan Kyai Putih, nama Kyai Putih sebenarnya merupakan nama julukan atau sebutan kehormatan. Sedangkan nama aslinya adalah Kyai Cojoyo atau Kyai Setyojoyo. Ia dijuluki Kyai Putih karena profesinya sebagai penjual gamping atau kapur di masa lalu. Usaha sebaga pedagang batu kapur atau batu gamping ini dilakukan oleh Kyai Cojoyo karena waktu itu kapur atau batu gamping dibutuhkan secara meluas di wilayah pesisir selatan untuk pembuatan garam.

Garam menjadi komoditas yang dibutuhkan saat itu mengingat garam dari luar daerah masih terbilang mahal karena transportasi saat itu masih relatif sulit. Produksi garam di wilayah pesisir selatan Bantul pun di zaman itu dilarang oleh pihak Belanda karena mungkin Belanda ingin memonopoli produksi tersebut dan membuat rakyat tergantung padanya. Akan tetapi hal ini dilawan oleh rakyat dengan terus memproduksi garam secara diam-diam. Pasokan gamping atau kapur dari Kyai Putih yang juga dilakukan dengan diam-diam inilah yang akhirnya mampu menghidupkan produksi garam dan pemenuhan akan kebutuhan garam di wilayah pantai selatan Jawa dan sekitarnya.

Sumber setempat menyatakan bahwa Kyai dan Nyai Putih Cojoyo merupakan bangsawan pelarian dari Majapahit. Akan tetapi jika hal ini dikaitkan dengan aktivitas produksi garam di pantai selatan dan penjajahan Belanda, tampaknya kurang sinkron. Sumber lain mengatakan bahwa Kyai Putih Cojoyo merupakan pelarian dari Kartasura ketika terjadi Geger Pecinan (1741-1743) dan kemudian babat alas serta mendirikan pemukiman (dusun) Jetis.

Kompleks makam Dusun Jetis, Murtigading, Sanden, Bantul, difoto: Kamis, 12 Maret 2015, foto: a.sartono
Kompleks makam Dusun Jetis, Murtigading, Sanden, Bantul, 
dan Wakidi, keturunan Kyai Putih

Kyai Putih Cojoyo menurunkan Kyi Onggojoyo, Kyai Onggojoyo menurunkan Kyai Towijoyo, Kyai Towijoyo menurunkan Kyai Sowinangun, Kyai Sowinangun menurunkan Kyai Ahmad Idris, dan Kyai Ahmar Idris menurunkan Wakidi yang pernah menjabat sebagai pengurus makam Dusun Jetis.

Naskah dan foto: A. Sartono

Ensiklopedi Situs

Latest News

  • 23-03-15

    Begini Caranya Memba

    Kompleks Candi Prambanan kembali mengalami kerusakan berat akibat gempa bumi bulan Mei 2006. Kerusakannya cukup bervariasi namun secara keseluruhan... more »
  • 23-03-15

    Aneka Corong Bernyan

    Pameran tersebut tidak saja memamerkan koleksi benda kuno, namun benda-benda kuno tersebut juga mendapat sentuhan lain dari para perupa. Tidak aneh... more »
  • 23-03-15

    Majalah Pria Esquire

    Sejak tahun 2007 majalah pria Esquire memberikan ruang kepada para cerpenis untuk menyumbangkan karya-karya mereka. Dua buah buku yang berisi... more »
  • 20-03-15

    Narayana (7): Menjad

    Kresna menjadi pertapa bernama Bagawan Kesawasidi, bertempat di pertapaan Kutharunggu. Sang Bagawan dihadap oeh Anoman, Resi Maenaka, Yaksendra dan... more »
  • 20-03-15

    Akar Timur Pameran D

    Akar Timur merupakan komunitas perupa yang berasal dari Jawa Timur: Surabaya, Sidoarjo, Pasuruhan, Banyuwangi dan seterusnya. Tetapi mereka tidak... more »
  • 20-03-15

    Slamet Widodo dan Ri

    Dua orang yang berkolaborasi ini memiliki latar belakang yang berbeda. Slamet Widodo adalah seorang pebisnis properti namun memiliki minat pada... more »
  • 19-03-15

    Swing Jazz Boss Tamp

    Membalut lagu yang kental dengan tradisi Jawa dengan musik Jazz, itu yang disuguhkan Swing Boss Jazz bersama penyanyi Sruti Respati. Dengan langgam... more »
  • 19-03-15

    Kyai Putih Cojoyo Pe

    Nama Kyai Putih sebenarnya merupakan nama julukan atau sebutan kehormatan. Sedangkan nama aslinya adalah Kyai Cojoyo atau Kyai Setyojoyo. Ia dijuluki... more »
  • 19-03-15

    Krishna Miharja, Pen

    Penyair kan tidak harus tampil lusuh, seperti orang lain pada umumnya, penyair perlu tampil bersih, meski tidak harus mewah. Karena sebagai penyair... more »
  • 18-03-15

    Dwi Sasono Kenalkan

    Aktor Indonesia, Dwi Sasono ingin anak-anaknya mengenal cerita wayang sejak kecil, sehingga ia menceritakan wayang saat malam sebelum anak-anak tidur... more »