Hari Sangat Baik bagi Orang Wuku Kurantil adalah Sabtu Wage (30 Maret – 5 April 2014)

29 Mar 2014 Orang Wuku Kurantil teguh pendiriannya, rajin, disenangi banyak orang, namun boros dan tidak dapat dijadikan pelindung. Agar terhindar dari mara bahaya, orang Wuku Kurantil perlu memotong ayam putih blorok dimasak pecel. Dewa yang menaungi Wuku Wukir adalah Batara Langsur.

Kitab Primbon Betaljemur Adammakna adalah kumpulan pengetahuan berdasarkan ‘ilmu titen’ yang berlangsung turun-temurun dalam masyarakat Jawa. Kitab tersebut memuat 337 bab, salah satu diantaranya adalah pengetahuan untuk menghitung, memilah dan memilih hari.

Berdasarkan kitab itu dalam sepekan ini, ada 3 hari baik untuk upacara penting dalam keluarga, dengan perincian sebagai berikut:

Minggu Pon, 30 Maret 2014, kalender Jawa tanggal 28, bulan Jumadilawal tahun 1947 Alip, (terhitung mulai Sabtu sore pukul 18.00 s/d Minggu sore pukul 18.00), hari baik untuk menyelenggarakan upacara penting dan untuk bepergian,

Senin Wage, 31 Maret 2014, kalender Jawa tanggal 29, bulan Jumadilawal tahun 1947 Alip, (terhitung mulai Minggu sore pukul 18.00 s/d Senin sore pukul 18.00), baik untuk menyelenggarakan upacara penting dan untuk bepergian.

Selasa Kliwon 1 April 2014, kalender Jawa tanggal 30, bulan Jumadilawal, tahun 1947 Alip, (terhitung mulai Senin sore pukul 18.00 s/d Selasa sore pukul 18.00), kurang baik untuk menyelenggarakan upacara penting, dan untuk bepergian.

Rabu Legi, 2 April 2014, kalender Jawa tanggal 1, bulan Jumadilakir, tahun 1947 Alip (terhitung mulai Selasa sore pukul 18.00 s/d Rabu Sore pukul 18.00)tidak baik untuk menyelenggarakan upacara penting dan untuk bepergian.

Kamis Paing, 3 April 2014, kalender Jawa tanggal 2, bulan Jumadilakir, tahun 1947 Alip (terhitung mulai Rabu sore pukul 18.00 s/d Kamis Sore pukul 18.00), baik untuk menyelenggarakan upacara penting, dan untuk bepergian.

Jumat Pon, 4 April 2014, kalender Jawa tanggal 3, bulan Jumadilakir, tahun 1947 Alip (terhitung mulai Kamis sore pukul 18.00 s/d Senin Sore pukul 18.00), baik untuk menyelenggarakan upacara penting dan untuk bepergian.

Sabtu Wage, 5 April 2014, kalender Jawa tanggal 4, bulan Jumadilakir, tahun 1947 Alip (terhitung mulai Jumat sore pukul 18.00 s/d Sabtu sore pukul 18.00), baik untuk menyelenggarakan upacara penting dan untuk bepergian. Khusus untuk orang wuku Kurantil, hari sangat baik.

Orang yang dilahirkan pada kurun waktu 30 Maret sampai dengan 5 April, masuk dalam Wuku Kurantil, wuku dengan nomor urut 4.

Hari Sangat Baik bagi Orang Wuku Kurantil adalah Sabtu Wage
Kurantil (kiri) menghadap Batara Langsur yang membawa umbul-umbul (mulia). 
Bokor air ada di sebelah kirinya,(selingkuh) 
Rumah gedong di depan dalam keadaan ngglimpang, (boros) 
Burung Slindhitan (ubed) hinggap di atas pohon ingas (panas).

Ciri-ciri Wuku Kurantil adalah sebagai berikut :

  • Dewa yang menaungi Wuku Kurantil adalah Batara Langsur.
  • Kelebihannya: teguh pendiriannya, rajin bekerja, disenangi teman-temannya, termasuk juga atasannya.
  • Kekurangannya: pemarah, pemboros, sehingga mudah celaka karena sifat borosnya. Jika menjadi pemimpin ia tidak dapat melindungi bawahannya dan tidak dapat memberi pengarahan yang baik.
  • Kayunya adalah kayu ingas, wataknya walaupun gampang panas tetapi sabar.
  • Burungnya adalah burung Slindhitan, wataknya ‘ubed’ tidak mau diam, tidak mau menganggur, ringan tangan.
  • Lambang wuku Kurantil adalah ‘anggara kasih nuju wogan’ artinya dari hari Selasa Kliwon menuju hari Wogan, tidak langgeng budinya atau tidak stabil dalam berperilaku menyikapi hidup dan kehidupannya.
  • Gedhongnya di depan artinya pradah dan tidak bisa menyimpan harta-bendanya.
  • Air yang ditempatkan di sebelah kiri, artinya budinya selingkuh, ada hal-hal yang disembunyikan.
  • Memanggul umbul-umbul artinya mempunyai kamulyan.

Datangnya bahaya : karena jatuh 
Hari nahas : tidak jelas 
Hari baik : Sabtu Wage

Untuk mencegah agar terhindar dari celaka jatuh, orang Wuku Kurantil perlu mengupayakan slametan. Caranya adalah membuat tumpeng, lauknya adalah daging ayam putih blorok kemanggang, dimasak pecel.

Selain itu, selama 7 hari, saat datangnya siklus waktu wuku Kurantil (30 Maret – 5 April 2014) yang bersangkutan tidak boleh memanjat pohon dan bangunan.

Herjaka HS

PRIMBON

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 21-10-15

    Slank Ingin Bawa Reo

    Jakarta menjadi kota ke-3 dalam rangkaian konser Slank 10 kota bertajuk ‘Reog & Roll’. Membawa konsep baru dalam konsernya, Slank menyuguhkan... more »
  • 21-10-15

    Lukisan Kerik Karya

    Lukisan Wonny seperti cermin yang mengajak kita untuk merefleksi kembali hati dan sikap hidup kita yang pada gilirannya mengajak kita untuk semakin... more »
  • 21-10-15

    Hamemayu Hayuning Ba

    Inti dari Deklarasi Ganjuran adalah mengajak masyarakat untuk membangun pertanian dan pedesaan yang lestari, yang berwawasan lingkungan, murah secara... more »
  • 20-10-15

    Maudy Koesnaedi, Cin

    Meski memiliki darah Sunda, wanita yang dikenal dengan perannya sebagai Zaenab dalam serial Si Doel Anak Sekolah ini mengaku sangat mencintai budaya... more »
  • 20-10-15

    Dalem Bupati Puroloy

    Dalem Bupati Puroloyo merupakan rumah dinas bupati juru kunci di kompleks makam raja-raja Imogiri. Dalem Bupati Puroloyo sebenarnya merupakan... more »
  • 19-10-15

    Teater Abnon Jakarta

    Pada pertunjukan kali ini, mereka mengangkat ilmu bela diri silat Betawi yang berjudul: "Jawara Langgam Hati dari Marunda". Pertunjukan tersebut... more »
  • 19-10-15

    Mengajarkan Semangat

    Pameran ini juga sekaligus digelar dalam rangka memperingati “Hari Museum Nasional” yang diperingati setiap tanggal 12 Oktober. Tahun ini adalah... more »
  • 19-10-15

    Wayang Menatap Masa

    Ada 40-an karya seni rupa, yang semuanya menyajikan wayang. Pameran diselenggarakan 14-21 Oktober 2015 di Pendapa Art Space, Jl. Ring Road Selatan,... more »
  • 17-10-15

    Roro Mendut, Ketangg

    Sanggar seni Universitas Sanata Dharma Yogyakarta mengangkat kisah Roro Mendut dimaksudkan untuk menyampaikan pesan kepada anak muda agar memiliki... more »
  • 17-10-15

    Tari Edan-edanan Mus

    Tari Edan-edanan itu mengiringi penampilan “Loro Bonyo”, sepasang pangantin yang naik andong. Sepasang pengantin yang mengenakan busana pengantin... more »