Wisrawa (3): Sastrajendra Rahasia Alam Semesta
08 Apr 2016 Ada tiga tujuan mengapa Prabu Sumali yang berwajah raksasa bersikukuh menggelar sayembara ‘Sastrajendra’? Padahal tidak ada yang dapat menjabarkan Sastrajendra kecuali Wisrawa sahabatnya. Yang pertama untuk menyingkirkan Jambumangli keponakannya, dan yang kedua, Sumali ingin meruwat dirinya yang berwajah raksasa menjadi manusia. Karena ia tahu, daya gaib ilmu Sastrajendra dapat meruwat diyu (raksasa). Barang siapa, yang berwajah raksasa mendengar serta menyaksikan penjabaran Sastrajendra, niscaya wajahnya berubah menjadi wajah manusia. Sedangkan yang ketiga, Sumali berharap agar Dewi Sukesi putrinya diperistri oleh seorang raja muda Negara Lokapala yaitu Prabu Danaraja alias Wisrawana, yanga artinya seorang dewa yang cemerlang.Apakah dalam hal ini Sukesi tahu yang menjadi tujuan ayahnya. Paling tidak ada satu tujuan yang sepakat antara Sukesi maupun Sumali yaitu sama-sama menolak Jambumangli. Sedangkan dua tujuan selebihnya, hanya Prabu Sumali yang tahu.
Pada hari yang ditentukan Wisrawa datang di Negara Alengka untuk mengikuti sayembara. Tidak ada orang lain yang datang dengan tujuan sama. Hal itu memang disengaja oleh Sumali. Karena hanya Wisrawalah yang diharapkan memenangkan sayembara. Kedatangannya diterima dengan penuh sukacita oleh Prabu Sumali. Begawan Wisrawa menyatakan kesediaannya untuk membuka tabir rahasia ilmu gaib Sastrajendra di hadapan Sukesi. Karena kedatangannya mengikuti sayembara semata-mata hanya mewakili Prabu Danaraja anaknya, maka yang ada di benaknya bahwa Sukesi adalah calon menantunya.
Menjelang tengah malam, waktu yang disyaratkan untuk membuka rahasia Sastrajendra, Wisrawa dan Sukesi berjalan beriringan memasuki sebuah bangunan kecil di tengah taman Argasoka yang asri. Tidak boleh ada orang lain di dalam ruangan itu selain Wisrawa dan Sukesi. Seperti remaja pada umumnya, Sukesi yang masih belia, memiliki hasrat besar untuk mengetahui rahasia ilmu gaib Sastrajendra, tanpa pernah menanyakan serta memikirkan akibat dan risikonya.
Prabu Sumali pun tak ingin membuang kesempatan yang telah lama dinanti-nanti. Inilah saatnya, wujud diyu yang ada pada dirinya bakal diruwat. Karena Sastrajendra adalah Pangruwating Diyu. Dengan diam-diam ia mendekati bangunan kecil tempat Wisrawa akan membeberkan Sastrajendra kepada Sukesi. Tidak hanya Sumali, di sisi yang lain, Bambang Presta, adik Sukesi penasaran, ingin mendengar dan menyaksikan ada rahasia apa di balik ilmu Sastrajendra.
Malam pun merambat pelan. Wisrawa mulai mempersiapkan batinnya untuk membuka tabir Sastrajendra. Demikian pula Sukesi dengan gemetaran telah menata hati untuk mengetahui rahasia Sastrajendra.
Sementara itu, di Kahyangan Jonggringsaloka, Batara Guru cemas akan apa yang akan terjadi. Sastrajendra adalah ilmu gaib rahasia alam semesta. Hanya dewalah yang boleh mengetahui rahasia Sastrajendra. Apa jadinya jika manusia semuda Sukesi mengetahui ilmu keramat tersebut. Maka untuk mencegah hal itu, Batara Guru turun menuju taman Argasoka, dan dengan tergesa-gesa memasuki jiwa Wisrawa, untuk menggagalkan wejangan Sastrajendra.
Wisrawa merasakan ada kekuatan yang tiba-tiba membuyarkan budi serta pikiran yang telah dipersiapkan untuk memulai menjabarkan Sastrajendra. Wisrawa yang sudah mengawali bahwasanya Sastrajendra itu bermula dari Stri-sakti dan mantra, mencoba untuk membuka tabir rahasia lebih lanjut. Stri, estri atau wanita yang mengandung energi dan kekuatan dewa disebut sakti. Sedangkan sakti adalah devi yang bersinar dan cemerlang. Seperti hakikat seorang ibu, ia memberikan kebahagiaan kepada anak-anaknya. Dengan kekuatan mantra, rahim stri akan menjadi asal-usul segala sesuatu dan kembalinya segala sesuatu.
Sampai di situ kata-kata Wisrawa terputus. Tiba-tiba budi serta pikirannya gelap. Yang ia ingat bahwa rahim Sukesi adalah salah satunya yang menjadi asal usul segala sesuatu. Perilaku Wisrawa selanjutnya tidak lagi seperti seorang begawan yang mumpuni. Ia layaknya seorang laki-laki perkasa yang berhadapan dengan dara jelita nan ranum.
Untunglah, walaupun masih belia, Sukesi dapat merasakan ada yang tidak beres pada diri Wisrawa. Maka Sukesi pun berusaha mengingatkan Sang Begawan, agar kembali kepada alur yang benar. Membuka tabir Sastrajendra setahap, demi setahap.
Batara Guru kecewa, usahanya belum berhasil. Maka kemudian diputuskan untuk merubah strategi. Ia keluar dari jiwa Wisrawa dan berpindah memasuki jiwa Sukesi. Keadaan pun menjadi berkebalikan. Kini gantian pikiran Sukesi yang dikacaukan. Ia memandang Wisrawa sebagai lawan jenisnya, tempat melampiaskan gejolak hasratnya Namun Wisrawalah yang gantian menolak. Ia yang sudah menemukan jati dirinya kembali, ingin menuntaskan penjabarannya mengenai Sastrajendra yang dapat meruwat diyu.
Herjaka HS
Wisrawa membuka tabir Sastrajendra di hadapan Sukesi, karya herjaka HS
Baca Juga
- 15-04-16
Belajar dari Kegigihan Dr Sardjito, Pemilik Hak Paten Obat Ginjal
Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more » - 14-04-16
Upaya Keras Melestarikan Peninggalan Majapahit
Judul : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis :... more » - 13-04-16
Denmas Bekel 13 April 2016
Denmas Bekel 13 April 2016 more » - 12-04-16
Bercermin dari Kehancuran VOC Akibat Korupsi
Memasuki ruang pamer di Museum Perjuangan Yogyakarta, pertama-tama koleksi yang dihadirkan adalah replika kapal layar VOC, hasil rempah-rempah, dan... more » - 11-04-16
Kesaksian Tentang Letusan Gunung Kelud Tahun 1919
Konon letusannya terdengar berkali-kali sampai terdengar di Prambanan. Pagi harinya terjadi hujan abu dan berlangsung selama dua hari. Ketebalannya... more » - 10-04-16
Yoni Karanggede setelah Satu Dekade yang Lalu
Yoni di situs Karanggede terletak di Kring Karanggede, Pedukuhan Ngireng-ireng, Kalurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Propinsi... more » - 08-04-16
Gambar Lama Jalan Nagreg yang Legendaris
Foto tahun 1880 ini menunjukkan tentang pegawai bangsa Belanda dengan rombongannya yang tengah berada di Pos Nagreg di wilayah Cicalengka, Bandung,... more » - 07-04-16
Siswi ACICIS Ogah Menangkap Belut
“Ada yang tahu apa itu gula pasir ?” demikian salah satu pertanyaan yang dilontarkan pendamping 10 siswa-siswi ACICIS (Australian Consortium for ‘In... more » - 07-04-16
Buku “Serat Sarasedya” Mengupas tentang Ilmu Kesempurnaan Hidup
Satu lagi buku kuno unik tentang filsafat Jawa yang menjadi koleksi Perpustakaan Tembi Rumah Budaya adalah buku berjudul “Serat Sarasedya”. Buku ini... more » - 06-04-16
Hukum yang Berlaku di Zaman Kerajaan Bali
Judul : Nog Eenige Verordeningen en Overeenkomsten van Balische Vorsten Penulis : F.A. Liefrinck Penerbit... more »
Artikel Terbaru
- 15-04-16
Panyutra, Sejarah Ka
Sejarah kampung merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari warga yang menghuninya. Ia menjadi identitas, kebanggan, dan bahkan tali pengikat... more » - 15-04-16
Belajar dari Kegigih
Nama Dr Sardjito bagi masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya, tentu sudah tidak asing lagi. Karena nama itu, sekarang ini dijadikan nama Rumah Sakit... more » - 14-04-16
Upaya Keras Melestar
Judul : Upaya Pelestarian Situs Kota Kerajaan Majapahit di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur 1983 – 1995 Penulis :... more » - 14-04-16
100 Puisi Yuliani Ku
Antologi puisi yang diberi judul ‘100 Puisi Yuliani Kumudaswari’ karya Yuliani Kumudaswari, penyair yang tinggal di Sidoarjo, akan di-launching di... more » - 14-04-16
Menu Vegan Serba Seh
Makan sehat dan nikmat tentu menjadi dambaan semua orang. Nah, untuk bulan April 2016 ini secara khusus Warung Dhahar Pulo Segaran Tembi Rumah Budaya... more » - 13-04-16
Denmas Bekel 13 Apri
Denmas Bekel 13 April 2016 more » - 13-04-16
Pameran Keramik Tiga
Pameran keramik di Tirana House yang berakhir pada 5 April lalu bisa dikatakan sebagai penegasan atas lahirnya sarjana perupa. Perupa yang dihasilkan... more » - 13-04-16
Iqbal, Puisi dan Bio
Penyair muda penuh bakat ini namanya Iqbal H Saputra, yang biasa dipanggil Iqbal. Lahir di Belitong, 8 November 1989, dan kini tinggal di Yogya.... more » - 12-04-16
Eksplorasi Tanpa Beb
Berkesenian sejatinya adalah sebuah proses. Penegasan pada proses ini berulang kali disampaikan sejumlah seniman terkemuka, baik sastrawan, pemain... more » - 12-04-16
Bercermin dari Kehan
Memasuki ruang pamer di Museum Perjuangan Yogyakarta, pertama-tama koleksi yang dihadirkan adalah replika kapal layar VOC, hasil rempah-rempah, dan... more »