Ritual Sakral di Desa Kuno Bali

15 Mar 2016 Judul             : Kajian Bentuk Ritual dan Kepercayaan Masyarakat di Desa Sidetapa

Penulis                   : I Made Purna, I Putu Kamasan Sanjaya, RAJ. Riana Dyah Prawitasari

Penerbit         : BPNB Bali + Ombak, 2014, Yogyakarta

Bahasa                  : Indonesia

Jumlah halaman  : x + 86

Desa Sidetapa berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Desa Sidetapa merupakan salah satu desa kuno, yang disebut dengan nama DesaBali MulaatauBali Aga.Sebuah desa yang memiliki otonomi sosial  budaya sebelum kerajaan Majapahit menancapkan kekuasaannya di Bali. Masyarakat Bali Aga biasanya tinggal di daerah pedalaman atau pegunungan. Masyarakat Desa Sidetapa terdiri dari beberapa klan atau marga yaitu Patih, Pasek, Batur, Ularan, Buda Keling.

Masyarakat Desa Sidetapa memiliki ritual atau upacara yang hanya dilaksanakan tiga tahun sekali yaitubriyang agung.Tujuan upacara ini adalah untuk peringatan turunnya para dewa dewi(bhatara turun kabeh)dari masing-masingpangemongyang dipusatkan di Pura Desa Bale Agung Desa Sidetapa. Selain itu juga untuk menyucikan desa dari segala kekotoran(mala)dari pengaruh makhluk halus yang bersifat buruk(bhuta kala),sehingga desa, masyarakat, tumbuhan, hewan menjadi suci kembali.

Upacarabriyang agungadalah upacara yang sangat sakral. Pelaksanaanya melalui tahapan dan proses yang panjang. Untuk melaksanakan upacara ini diperlukan syarat-syarat tertentu yang harus terpenuhi. Apabila ada salah satu syarat yang tidak terpenuhi upacara dibatalkan atau ditunda.

Pada intinya ritualbriyang agungmerupakan simbol solidaritas dan penyatuan masyarakat Desa Sidetapa, serta sebagai simbol rasa syukur atas anugerah kehidupan yang telah diberikan oleh Ida Panembahan terhadap kemakmuran dan keselamatan masyarakat. Oleh karena itu upacara juga berfungsi sebagai persembahan kepada Ida Panembahan, sebutan masyarakat Desa Sidetapa kepada Tuhan.

Melalui buku ini kita akan mengetahui bagaimana upacarabriyang agungdilaksanakan, latar belakangnya, dan mengapa masih dipegang teguh hingga saat ini.

Kusalamani

EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 16-03-16

    Denmas Bekel 16 Mare

    Denmas Bekel 16 Maret 2016 more »
  • 16-03-16

    23 Perupa Menangkap

    Fenomena alam yang luar biasa selalu disikapi oleh manusia dengan berbagai cara dan keyakinannya. Gerhana matahari seperti yang terjadi tanggal 9... more »
  • 16-03-16

    Donan Satria Yudha I

    Kepala Museum Biologi  UGM Yogyakarta Donan Satria Yudha Msc sedang membenahi museum yang dikelolanya itu supaya lebih maju, lebih dikenal, dan... more »
  • 15-03-16

    Ritual Sakral di Des

    Judul             : Kajian Bentuk Ritual dan Kepercayaan Masyarakat di Desa Sidetapa Penulis... more »
  • 15-03-16

    Upacara Tawur Agung,

    Ramainya wisatawan yang mengunjungi Candi Prambanan, Yogyakarta, tak mengurangi kekhidmatan umat Hindu dalam melangsungkan upacara Tawur Agung pada... more »
  • 15-03-16

    Tari Garba, Ungkapan

    Dalam pembukaan pameran seni rupa di PKKH UGM, Yogyakarta, Sabtu malam 27 Februari 2016, Sri Astari Rasjid juga mengundang koreografer dari Solo,... more »
  • 14-03-16

    Mahasiswa Jepang Bel

    Hari Jumat siang, 5 Maret 2016,  Tembi Rumah Budaya Yogyakarta dikunjungi oleh 8 mahasiswa dan 2 dosen kedokteran gigi  dari Jepang yang... more »
  • 14-03-16

    Belajar Membuat Laya

    Rasanya semakin jarang terlihat anak-anak yang bermain layang-layang. Mungkin karena lahan bermain yang semakin sempit, atau desakan hiburan dan... more »
  • 14-03-16

    Masjid Al Huda Pucun

    Masjid kuno Al Huda Pucung secara administratif terletak di Dusun Dengkeng Pucung, Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah... more »
  • 12-03-16

    Launching Antologi P

    Antologi puisi rupa berjudul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, karya dari beberapa penyair, yang pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, Sabtu malam, 5... more »