Langgeng Tan Ana Susah Tan Ana Bungah

07 Mar 2016 Pepatah atau peribahasa Jawa di atas secara harafiah berarti abadi tidak ada susah tidak ada kegembiraan/kesenangan.   Secara lebih jauh pepatah ini ingin menyampaikan bahwa kehidupan manusia di dunia ini terdiri dari perputaran, ganti berganti, antara susah dan gembira. Tidak ada kesusahan yang abadi dan tidak ada kegembiraan yang juga abadi. Akan selalu ada kesusahan dan kegembiraan entah dalam skala besar ataupun kecil. Hanya saja manusia sering tidak tahan atau tidak siap dengan hal-hal yang menyusahkan yang menimpa dirinya.    Sebaliknya manusia setiap saat selalu mengharapkan semua hal yang menyenangkan dirinya. Harapan macam dianggap umum, lumrah, dan wajar. Tidak ada seorang pun yang mengharapkan secuil kesusahan menghampiri dirinya. Oleh karena itu dalam sepanjang hidupnya manusia bekerja sekeras-kerasnya agar dirinya mendapat kesusahan atau penderitaan.    Manusia sering lupa bahwa susah dan senang sebenarnya telah menjadi semacam sandangan atau ‘pakaian’ yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan. Hanya saja kadarnya berbeda-beda, juga suasana, waktu, dan tempat kejadiannya. Jika hal demikian disadari sepenuhnya, maka sesungguhnya suasana senang dan susah pada hakikatnya adalah sesuatu yang tidak perlu disikapi berlebihan.    Jika kesusahan dan kegembiraan disikapi dalam porsi yang sama, maka sesungguhnya semua sama saja, seperti unsur positif dan negatif. Feminin dan maskulin. Apabila manusia bisa mendudukkan semuanya dalam porsi yang sama, adil, dan jujur, maka sesungguhnya susah itu tidak ada, senang juga tidak ada karena keduanya adalah unsur yang tidak bisa dilenyapkan dalam kehidupan manusia. Kedatangannya bisa siklis, ganti-berganti dan tidak terhindarkan.   a.sartono EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 12-03-16

    Launching Antologi P

    Antologi puisi rupa berjudul ‘Anakku Sayang Ibu Pulang’, karya dari beberapa penyair, yang pernah tampil di Sastra Bulan Purnama, Sabtu malam, 5... more »
  • 12-03-16

    Kamis Legi Hari Baik

    Pranatamangsa masuk mangsa Kasanga (9), umurnya 25 hari, mulai 1 s/d 25 Maret, curah hujan mulai berkurang. Masa birahi anjing dan sejenisnya.... more »
  • 12-03-16

    Bubur Koyor Srikandi

    Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more »
  • 12-03-16

    FIB UGM Gelar Festiv

    Tari Reog Ponorogo yang dipentaskan di depan hall lantai dasar Grha Sabha Pramana UGM, Yogyakarta, pada Selasa, 1 Maret 2016, mengundang perhatian... more »
  • 11-03-16

    Jupri Abdullah Pamer

    Setelah menggelar karyanya di ruang pamer Tembi Rumah Budaya, Jupri Abdullah memajang karyanya di Museum Negeri Banten, Jl Brigjen K.H. Syama’un No.... more »
  • 11-03-16

    Pesan Kebersamaan Ki

    Kirab atau pawai senantiasa menjadi acara yang dinanti-nanti masyarakat. Pada setiap kirab selalu saja di sekitar rute yang dilaluinya disesaki... more »
  • 11-03-16

    Atraksi Barongsai di

    Barongsai kini menjadi pertunjukan ‘live’yang mudah ditonton. Pada masa Orde Baru, seni tradisi ini hanya bisa dinikmati lewat film. Misalnya yang... more »
  • 11-03-16

    Denmas Bekel 11 Mare

    Denmas Bekel 11 Maret 2016 more »
  • 10-03-16

    Nana Ernawati, Penya

    Namanya Nana Ernawati, biasa dipanggil Nana. Anak-anak yang lebih muda sering memanggilnya Bu Nana. Penyair era tahun 1980-an, rasanya kenal dengan... more »
  • 10-03-16

    Wisrawa (1): Berada

    Anak lelaki bernama Wisrawa tersebut lahir, tumbuh dan menjadi besar di pertapaan. Maklum saja karena ia anak seorang Begawan pinunjul bernama... more »