Raden Ngabei Ranggawarsita, Pujangga Jawa Yang Terakhir
19 Jun 2015Dalam Majalah Kajawen Nomor 24 tanggal 25 Maret 1931 halaman 384, diberitakan bahwa untuk memperingati 60 tahun meninggalnya RNg Ranggawarsita di tahun 1931 (tepatnya Tahun Je 1861), Panitia Peringatan Ranggawarsita (tertulis: Komite Pengetan Ranggawarsitan) Surakarta hendak mengadakan syukuran.
Kepopuleran Raden Ngabei (RNg) Ranggawarsita sebagai pujangga Jawa dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat di kalangan masyarakat Jawa tidak pernah surut hingga saat ini. Jauh sebelumnya, ketika masih di zaman penjajahan Belanda, Ranggawasita juga sudah terkenal. Bahkan beritanya sering menghiasi majalah yang terbit di kala itu, yaitu Majalah Kajawen. Salah satu berita kepopuleran pujangga Jawa yang dianggap sebagai pujangga penutup ini dimuat di Majalah Kajawen Nomor 24 tanggal 25 Maret 1931.
Dalam majalah tersebut di halaman 384, diberitakan bahwa untuk memperingati 60 tahun meninggalnya RNg Ranggawarsita di tahun 1931 (tepatnya Tahun Je 1861), Panitia Peringatan Ranggawarsita (tertulis: Komite Pengetan Ranggawarsitan) Surakarta hendak mengadakan syukuran. Syukuran akan digelar jika mendapat dukungan dari masyarakat, khususnya pencinta budaya dan sastra Jawa. Selain itu akan membuat buku biografi Ranggawarsita, mulai dari lahir, perjalanan hidup, karya-karyanya, dan juga saat wafat.
Untuk menyukseskan peringatan tersebut, panitia meminta kepada semua pihak yang mempunyai kepedulian terhadap sastra dan budaya Jawa untuk berkenan menyumbang rencana kegiatan tersebut. Juga disampaikan oleh panitia, semua penyumbang nanti akan mendapatkan kenang-kenangan berupa terbitan buku biografi RNg Ranggawarsita. Ketua panitia dipimpin oleh Raden Ngabei Angga Pradata dan Dr Yasa Sutarna.
Banyak buku yang pernah dikarang oleh RNg Ranggawarsita semasa hidupnya. Setidaknya ada 23 judul naskah atau serat Jawa, di antaranya: Serat Jaka Lodang, Serat Kalatidha, Serat Cemporet, Serat Paramayoga, dan Serat Wirid Hidayat Jati. Di kemudian hari nanti, banyak karya-karyanya ini yang dijadikan bahan atau obyek penelitian untuk meraih gelar S-2 (tesis) maupun S-3/doktor (desertasi).
Tidak hanya itu, sebagian karya RNg Ranggawarsita diyakini menginspirasi di zaman sekarang. Misalnya saja, istilah Zaman Edan. Istilah tersebut sudah ditulis oleh RNg Ranggawarsita di dalam naskah Serat Kalatida, yang terdiri dari 12 bait (pada) tembang Sinom. Salah satu baitnya sebagai berikut: //Amenangi jaman edan/ ewuh aya ing pambudi/ melu ngedan ora tahan/ yen tan melu anglakoni/ boya keduman melik/ kaliren wekasanipun/ ndilalah kersa Allah/ begja-begjaning kang lali/ luwih begja kang eling lawan waspada//. Arti terjemahan bebasnya: //menyaksikan zaman gila (kacau)/ hatinya serba susah hendak berbuat/ mau ikut gila tetapi hati tidak tahan (tega)/ tetapi jika tidak mengikuti berbuat gila/ tentu tidak akan mendapat bagian/ akhirnya hanya akan memperoleh kelaparan (miskin)/ namun telah menjadi kehendak Allah/ sebahagianya orang yang lalai/ masih lebih bahagia orang yang tetap mengedepankan sifat ingat dan waspada//.
Itulah sebabnya, karangan-karangan RNg Ranggawarsita hingga saat ini tidak pernah lekang oleh zaman dan terus menginspirasi masyarakat Jawa, khususnya yang selalu mengedepankan akal budi dan bukan keserakahan dan ketamakan.
Naskah dan foto: Suwandi
EDUKASIBaca Juga
- 25-06-15
Sisa Peninggalan Tuan John Kersch di Pantai Parangtritis
Rumah penginapan atau orang sering menyebutnya sebagai Hotel Tuan John Kersch sekarang sudah tidak berbekas lagi. Hotel itu berada di sebelah barat... more » - 24-06-15
Pendok Bunton dalam Ilmu Perkerisan
Disebut Pendok Bunton karena pendok ini menutup seluruh bagian gandar dari warangka (sarung) keris. Pada umumnya, keris berpendok Bunton banyak... more » - 22-06-15
Cheng Ho, Salah Satu Penyebar Islam di Nusantara
Dalam pelayaran tersebut Cheng Ho mengemban misi kemiliteran, kebudayaan dan diplomatik. Cheng Ho banyak membantu dalam menyebarkan agama Islam di... more » - 22-06-15
Perpisahan dengan Outbond di Tembi Rumah Budaya
Sebelum mereka berpisah untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi yaitu SMP, para siswa SD Marsudirini Yogyakarta kelas 6 C mengadakan... more » - 20-06-15
Denmas Bekel 20 Juni 2015
Denmas Bekel 20 Juni 2015 more » - 18-06-15
Dulu Jawa Jadi Pasar Candu yang Menguntungkan Kolonial
Tulisan dalam buku ini mengkaji tentang seluk-beluk perdagangan opium di Jawa terutama tahun-tahun 1860 – 1910, baik perdagangan opium secara legal... more » - 18-06-15
Pesanggrahan Parangtritis yang Tak Berbebas
Oleh karena wujud fisik dari Pesanggrahan Parangtritis tidak lagi diketahui (hilang), maka rekonstruksi imajinasi atas wujud fisik petilasan ini... more » - 16-06-15
Nggutuk Api Lamur
Peribahasa Jawa “Nggutuk api lamur” secara harafiah berarti memukul (tapi) pura-pura buta (tidak melihat). Hal demikian sering terjadi dalam... more » - 12-06-15
Pendok Blewah dalam Ilmu Perkerisan
Pendok blewah atau sering pula disebut dengan pendok blewehan merupakan salah satu jenis dari bentuk pendok. Dinamakan pendok blewah karena pendok... more » - 12-06-15
Kegigihan Kolonel Sungkono dalam Melawan Pendudukan Belanda di Jatim
Judul : Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan... more »
Artikel Terbaru
- 26-06-15
OK Video 2015 Tampil
Masih dalam rangkaian OK Video 2015, kumpulan arsip hasil penelitian tentang cerita pendek berjudul ‘Langit Makin Mendung’ karangan Ki Pandjikusmin... more » - 26-06-15
Mario Kahitna Masuk
Selain seni suara dan musik, pria kelahiran Jakarta 11 Maret 1982 ini mengaku sangat menyukai hal-hal yang berbau desain busana. Desain pertama Mario... more » - 25-06-15
OK Video 2015 Worksh
Festival seni media berskala internasional, OK Video – Indonesia Media Arts Festival, kembali hadir. Bertempat di Galeri Nasional Indonesia tahun ini... more » - 25-06-15
Sisa Peninggalan Tua
Rumah penginapan atau orang sering menyebutnya sebagai Hotel Tuan John Kersch sekarang sudah tidak berbekas lagi. Hotel itu berada di sebelah barat... more » - 24-06-15
Pendok Bunton dalam
Disebut Pendok Bunton karena pendok ini menutup seluruh bagian gandar dari warangka (sarung) keris. Pada umumnya, keris berpendok Bunton banyak... more » - 24-06-15
Slamet Riyadi Sabraw
Sejak masih sebagai mahasiswa, Slamet selain dikenal sebagai penyair, dia juga ikut mengelola majalah kampus “Gelora Mahasiswa” bersama diantaranya... more » - 23-06-15
Ruang Selfie dari Ar
Artjog dalam perkembangannya memang telah menjadi fenomena kebudayaan, yang memberi ruang kepada siapa saja untuk ikut merespon’ karya-karya yang... more » - 23-06-15
Upacara Peh Cun Tanp
Peringatan hari besar Peh Cun biasanya dimeriahkan dengan festival barongsai, tapi untuk tahun 2015 ini hal itu tidak dilakukan. Ini semua untuk... more » - 22-06-15
Puisi Membuka Pemera
Pada pembukaan pameran seni rupa karya Choerodin, terasa agak berbeda, karena hanya diisi dengan pembacan puisi, tanpa ada acara lain. Dengan... more » - 22-06-15
Cheng Ho, Salah Satu
Dalam pelayaran tersebut Cheng Ho mengemban misi kemiliteran, kebudayaan dan diplomatik. Cheng Ho banyak membantu dalam menyebarkan agama Islam di... more »