Kegigihan Kolonel Sungkono dalam Melawan Pendudukan Belanda di Jatim

12 Jun 2015 Judul                  : Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan. Jilid 3

Penulis                : Dra. Irna H.N. Hadi Soewito

Penerbit              : Grasindo, 1994, Jakarta

Bahasa                : Indonesia

Jumlah halaman : xi + 248

Setelah Belanda melakukan Agresi Militer II, 19 Desember 1948, maka di seluruh Pulau Jawa berlaku Pemerintahan Militer. Hal ini berdasarkan maklumat No.2/MBKD (Markas Besar Komando Djawa). Untuk wilayah Jawa Timur di bawah kendali Panglima Divisi I/ Gubernur Militer Jawa Timur, Kolonel Sungkono.

Rintangan-rintangan yang harus dihadapi oleh Kolonel Sungkono antara lain, wilayah Karesidenan Besuki, sebagian wilayah Karesidenan Surabaya dan Karesidenan Malang telah diduduki Belanda. Belanda pun berusaha membuat negara boneka. Madura adalah wilayah yang sudah berhasil dijadikan negara boneka.

Menghadapi tantangan dari Belanda tersebut, Kolonel Sungkono selain berupaya mempersatukan kekuatan fisik, juga berusaha mempersatukan kekuatan aliran politik yang ada. Ada tiga kekuatan pokok pada masa itu yaitu nasionalis, golongan agama dan aliran kiri komunis.

Walaupun berat berbagai masalah tersebut dapat diatasi, sekalipun konflik-konflik kecil masih tetap ada. Strategi yang dipakai Kolonel Sungkono adalah mengoordinasi seluruh potensi yang ada di Jawa Timur untuk perang gerilya. Di setiap wilayah, selain pasukan mobil, ada juga Staf Teritorial, yang berbentuk Staf Teritorial Militer (STM) untuk wilayah karesidenan, Komando Distrik Militer (KDM) untuk wilayah kabupaten dan Komando Onder Distrik Militer (KODM) di kecamatan. Dalam jabatannya sebagai gubernur militer, Kolonel Sungkono, dibantu gubernur sipil. Struktur ini berlaku sampai ke bawah.

Dengan strategi tersebut dan dukungan berbagai pihak (termasuk warga asing/tentara asing yang memilih membela Republik Indonesia) Jawa Timur dapat dipertahankan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia tetap ada dan berdiri kokoh.

M. Kusalamani

EDUKASI

Baca Juga

Artikel Terbaru

  • 31-08-16

    Rujukan untuk Mengen

    Judul            : Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia Penulis        ... more »
  • 30-08-16

    “Paket Kemerdekaan”

    Agustus tiba, Agustus pergi. Layaknya pengulangan yang tak akan berhenti, Agustus di Indonesia adalah perayaan yang memiliki “paketnya” sendiri.... more »
  • 30-08-16

    Wilayah Praja Mangku

    Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tidak hanya terkenal setelah dibangunnya Kompleks Pemakaman Keluarga Suharto, Presiden RI ke-2... more »
  • 29-08-16

    Monolog dan Gerak Pu

    Dua puisi karya Resmiyati, yang dimuat dalam antologi puisi ‘Membelah Bulan’, masing-masing berjudul ‘Katresnan’ dan ‘Sephia 2’ diolah dalam bentuk... more »
  • 29-08-16

    Buku Pelajaran Sejar

    Judul            : Leerboek der Geschiedenis van Nederlandsch Oost-Indie Penulis  ... more »
  • 29-08-16

    Kawasan Panggung Kra

    Panggung Krapyak adalah salah satu bangunan cagar budaya yang berlokasi di Dusun Krapyak, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul... more »
  • 27-08-16

    Bayi Kelahiran Mangs

    Pranatamangsa: memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, 25 Agustus sampai dengan 17 September 2016, umur 24 hari. Candrane: Suta Manut ing Bapa,... more »
  • 27-08-16

    Topeng, Tradisi yang

    Topeng, merupakan salah satu koleksi di Museum Tembi Rumah Budaya Yogyakarta. Ada sekitar 15 topeng kuno yang dikumpulkan oleh Bapak Drs P Swantoro,... more »
  • 27-08-16

    Pameran Kriya Besar

    Tanggal 22-28 Agustus 2016 secara khusus Jogja Gallery, di Jl Pekapalan 1, Alun-alun Utara Yogyakarta  menyelenggarakan pameran besar kriya... more »
  • 26-08-16

    Teater Gandrik Penta

    Lakon “Orde Tabung” karya Heru Kesawa Murti akan dipentaskan Teater Gandrik dalam bentuk dramatic reading di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (... more »