Sarasehan Kebudayaan di Bantul
Author:editorTembi / Date:06-02-2015 / Sarasehan dihadiri para praktisi budaya di Bantul dari pelaku seni tradisi sampai seni modern, misalnya ada pengrawit, penari, pemain teater dan praktisi seni lainnya. Dalam dialog, para praktisi seni merasa perlu forum komunikasi seperti sarasehan ini diteruskan.
Para narasumber dari kiri ke kanan: Yoeke Indra, Umar Priyono, Ons Untoro,
Idham Samawi dan Bambang Wisnu Handoyo
Satu sarasehan kebudayaan yang mengambil topik ‘Kesenian Dalam Keistimewaan’ diselenggarakan Selasa pagi, 3 Februari 2015 di Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, di Jalan Ir. H.Djuanda no 1, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta, dengan menghadirkan Idham Samawi, Ketua Dewan Pendidikan Bantul, Bambang Wisnu Handoyo, Kepala Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DIY, Umar Priyono, Kepala Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Yoeke Indra, Ketua DPRD DIY dan Ons Untoro, Pegiat Budaya di Tembi Rumah Budaya.
Menurut Idham Samawi, dalam Keistimewaan Yogya kita perlu memikirkan, agar apa yang dilakukan di Yogya bisa memberi warna terhadap Indonesia, sehingga Keistimewaan Yogya akan memiliki arti bukan hanya untuk Yogya, melainkan Indonesia.
Bambang Wisnu Handoyo, yang tampil setelah Idham Samawi menyampaikan pemikirannya menjelaskan dari pendekatan undang-undang. Bambang melihat, para SKPD, lebih-lebih dinas kebudayaan, selalu merujuk Peraturan Pemerintah (PP) sehingga sering merasa kesulitan melangkah.
“Padahal Keistimewaan didasari undang-undang, bukan peraturan pemerintah,” ujar Bambang Wisnu penuh semangat.
Idham Samawi
Sarasehan dihadiri para praktisi budaya di Bantul dari pelaku seni tradisi sampai seni modern, misalnya ada pengrawit, penari, pemain teater dan praktisi seni lainnya. Dalam dialog, para praktisi seni merasa perlu forum komunikasi seperti sarasehan ini diteruskan, karena bisa untuk melakukan evaluasi aktivitas kesenian di Bantul dan sekaligus tukar informasi antarpraktisi seni.
“Forum seperti ini justru bisa mewadahi seluruh praktisi seni ketimbang membuat organisasi kebudayaan atau organisasi seni,” kata Daru Maheldaswara, pemain teater dan penyair yang tinggal di Bantul.
Ons Untoro
Berita budayaLatest News
- 30-04-15
Pagelaran Busana “De
Dewaraja menampilkan sebanyak 60 koleksi busana mayoritas untuk perempuan dalam bentuk high neck dress serta flowing coat dress dan sebagian kemeja... more » - 30-04-15
Ini Buku Seni Suara
Dibandingkan dengan buku keluaran baru, buku cetakan tahun 1956 dari Penerbit Yayasan Kanisius ini terkesan sungguh sederhana. Kertasnya warna coklat... more » - 29-04-15
PGTK KHalifah Datang
Kedatangan mereka masih dalam rangka peringatan Hari Kartini sehingga sebagian dari mereka mengenakan pakaian tradisional dan pakaian yang... more » - 29-04-15
Membaca Jejak Chairi
Dalam acara ini ditampilkan pembacaan puisi, musikalisasi puisi dan pidato kebudayaan. Para penyair muda dan penyair senior bergabung menjadi satu... more » - 28-04-15
Denmas Bekel 28 Apri
more » - 28-04-15
Anak-anak Tim-Tim di
Metode yang digunakan Helena van Klinken untuk menyusun buku ini adalah dengan mewawancarai 90 sumber lisan. Berdasarkan hal ini penulis kemudian... more » - 27-04-15
Kearifan Lokal yang
Dengan membaca buku ini, Anda akan mengetahui berbagai kearifan lokal masyarakat Lombok, sebagai media pendidikan antikorupsi. Juga berbagai bentuk... more » - 27-04-15
‘Di antara Perempuan
Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan... more » - 27-04-15
Pada Tiap Rumah Hany
Bertepatan dengan Hari Kartini, Selasa malam, 21 April 2015, Bentara Budaya Yogyakarta, membuka pameran seni grafis karya Theresia “Tere” Agustina... more » - 25-04-15
Anak Yang Lahir Tang
Tanggal 8 (Jawa) adalah ‘dina Menjangan.’ Anak yang lahir pada tanggal tersebut baik wataknya, beruntung hidupnya, dikasihi orang-orang agung. Untuk... more »