Rumah Gempa di Sangkring Art Project
Author:editorTembi / Date:27-06-2014 / Melalui tajuk ‘Melankolia’ lima perupa dari Malang, Jawa Timur, masing-masing Antoe Budiono, Gatot Pujianto, Iwan Yusuf, Joni Ramlan dan Keo Budi Harijanto, menggelar karya-karyanya di Sangkring Art Project. Selain seni instalasi, dipamerkan pula seni lukis di atas kanvas dan karya seni fotografi.
Tiga Wajah si Gendheng, karya Antoe Budiono
Tiga bangunan rumah tahan gempa, dalam bentuk yang artistik, tapi tidak bisa ditempati didirikan di ruang pamer Sangkring Art Project, Nitiprayan RT 1 RW 20 No 88, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta dari 19 Juni sampai 2 Juli 2014. Karya seni instalasi tersebut merupakan karya Gatot Pujianto.
Melalui tajuk ‘Melankolia’ lima perupa dari Malang, Jawa Timur, masing-masing Antoe Budiono, Gatot Pujianto, Iwan Yusuf, Joni Ramlan dan Keo Budi Harijanto, menggelar karya-karyanya di Sangkring Art Project. Selain seni instalasi, dipamerkan pula seni lukis di atas kanvas dan karya seni fotografi.
Karya Gatot Pujianto lebih banyak mengeksplorasi benang, yang dikreasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan karya seni yang artistik dan abstrak. Pada karya berjudul ‘Rumah Gempa’, yang menggunakan bahan benang, kain, kanvas, baja anti karat, memberikan sajian sebagai seni instalasi ketimbang bangunan rumah.
Lain lagi dengan Antoe Budiono, yang menyajikan wajah realis, bahkan seperti menyerupai foto. Pada karya berjudul ‘Tiga Wajah si Gendheng’, yang menggunakan cat akrilik di atas kanvas, Antoe menggambar wajah Gatot Pujianto, dalam tiga ekspresi: melongo, tertawa dan cemberut. Pada masing-masing kepala dari tiga wajah ada balutan kain.
Kata ‘Si Gendheng’ pada judul karya yang disertakan bukan menunjuk pada subyek yang digambar sebagai orang gendheng atau gila. Tetapi kata itu merupakan pujian dari pelukisnya, dalam hal ini Antoe, pada Gatot Pujianto, yang dalam berkarya sangat eksploratif, dan mungkin membuat Antoe mengaguminya.
Rumah Gempa, karya Gatot Pujiarto
Karya Antoe Budiono memang menyajikan wajah-wajah realis, dan hanya ditampilkan tampak dari kepala dan leher, sehingga jika dirujuk pada foto setengah badan pun tidak memenuhi syarat. Wajah-wajah realis sedang melakukan berbagai aktivitas, seperti gosok gigi, mencukur kumis dan lainnya. Melalui wajah-wajah realis, terlihat sekali Antoe memiliki kekuatan menyajikan ‘kisah kenyataan’ sebagaimana dia melihat kenyataan itu.
Berbeda lagi dengan Joni Ramlan, yang menyajikan barang bekas, seperti sepeda bekas, yang ia rangkai menjadi seni instalasi dan dia pajang berjajar dari bawah sampai pada satu ketinggian. Sepeda-sepeda bekas itu dicat warna putih, dan karyanya diberi judul ‘Rangka Putih’.
Pada karya yang lain, dan juga menyajikan kisah sepeda, dalam bentuk lukisan cat minyak di atas kanvas. Visualnya berupa sepeda onthel dalam berbagai macam posisi dan semua sepeda berwarna merah, sehingga karyanya itu diberi judul ‘Rangka Merah Tua’.
Mungkin Joni Ramlam memiliki kenangan akan sepeda onthel. Sepedanya memang tidak lagi utuh, setidaknya seperti memberi pesan: bahwa sepeda tersebut dipakai dalam jangka waktu yang lama sampai sepeda itu rusak dan tak bisa dipakai lagi.
Kisah sepeda tersebut bisa kita tempatkan dalam cara berpikir dikotomik, yaitu antara berfungsi dan rusak (tidak berfungsi). Cara berpikir seperti ini memang sempat menyita pikiran kita dalam waktu yang cukup lama, sehingga orang seolah selalu menemukan dua situasi antara bahagia dan susah, siang dan malam dan seterusnya, yang dalam bahasa Orde Baru berpikir dikotomik itu bisa kita kenali dalam bunyi pribumi-nonprobumi, Jawa-luar Jawa, Islam-non-Islam dan seterusnya.
Rangka Putih, karya Joni Ramlan
Pada karya seni, berpikir dikotomik itu seperti hendak dipatahkan sekaligus dikritik sebagai tidak lagi relevan, sehingga pada karya seni instalasi sepeda yang diberi judul ‘Rangka Putih’ semua sepeda dicat warna putih, dan komposisi sepedanya tidak dalam posisi fungsional, melainkan dalam komposisi dipajang. Dengan demikian, orang bisa menikmati komposisi sepeda, tetapi imajinasinya bukan bagaimana menggunakannya, melainkan pada seni visual dari komposisi sepeda.
Karya seni rupa, menyerupai infus, seperti pada karya Keo Budi Harijanto, yang menyajikan karya fotografi dan diberi judul seri infus, tetapi tidak menyajikan bentuk infus, melainkan visual peristiwa, misalnya wajah orang dengan mata terpejam, yang kepalanya dipegang dua telapak tangan, dan diberi judul ‘seri infus: Tidur Panjang III’.
Dalam kata lain, seperti halnya infus, karya seni rupa ada intervensi dari luar untuk memberi dinamika pada keindahan karya itu sendiri.
Naskah dan foto: Ons Untoro
Berita budayaLatest News
- 01-07-14
Kapi Kingkin, Seekor
Yuyu Kingkin merupakan ‘anak pujan’ dari Batara Rekatatama dan dititipkan kepada Sugriwa, raja kera kerajaan Goa Kiskenda. Sebelumnya ia tidak... more » - 01-07-14
Sastra Ambyar dalam
Suara saling saut terdengar mengomentari pembacaan puisi, bahkan pembaca bisa ikut komentar menimpali. Kisah sastra ambyar ini menjadi terasa unik,... more » - 01-07-14
Pameran Teks dan Fot
Pameran itu dilaksanakan untuk memperingati kemerdekaan RI yang ke-69. Materi pameran diambil dari beberapa penerbitan seperti Harian Merdeka yang... more » - 30-06-14
Batik Kontemporer. T
Judul : Batik Kontemporer. Teknik Batik sebagai Media Transformasi Budaya Penulis : Lucky Wijayanti, Benny Gratha Penerbit :... more » - 30-06-14
Sekolah Gajahwong, S
Orangtua siswa sebagian besar berprofesi pemulung dan buruh. Menurut koordinator pendidikan Sekolah Gajahwong, Faiz Fakhrudin, sekolah ini didirikan... more » - 30-06-14
Rekaman Video Tsunam
Selain koleksi film tsunami Aceh, Museum Penerangan Jakarta juga memamerkan koleksi unik, berupa mesin ketik manual beraksara Jawa. Mesin ketik ini... more » - 30-06-14
Denmas Bekel 30 Juni
more » - 28-06-14
Hari Keberuntungan O
Dewa yang menaungi Wuku Kuruwelut adalah Batara Wisnu yang menggambarkan terang pandangannya serta berwawasan luas dan bijaksana. Orang Kuruwelut... more » - 28-06-14
Sajian Spesial Menu
Paket menu ketiga dinamakan Takjil Kurma Ramadan, yang punya variasi isi lebih banyak. Paket ini berisi satu mangkuk jenang monte, dua butir kurma,... more » - 28-06-14
Mas Cebolang Kaget I
Setelah mengenal lebih dekat dengan para wanita yang ditinggal para lelakinya, Mas Cebolang ingin mengetahui seperti apa kehidupan para lelaki yang... more »