Kapi Kingkin, Seekor ’Yuyu’ yang Berjasa Kepada Negeri

Author:editorTembi / Date:01-07-2014 / Yuyu Kingkin merupakan ‘anak pujan’ dari Batara Rekatatama dan dititipkan kepada Sugriwa, raja kera kerajaan Goa Kiskenda. Sebelumnya ia tidak mempunyai peranan penting di antara balatentara kera.

Kapi Yuyu Kingkin dalam bentuk wayang kulit, koleksi museum Tembi Rumah Budaya.

Pada mulanya Prabu Dasamuka memandang enteng perihal rencana Prabu Ramawijaya untuk membangun tambak atau jembatan batu, mulai dari negara Pancawati sampai negara Alengka yang mempunyai panjang kira-kira 27 kilometer. Jika jembatan itu dapat terwujud, tentunya akan memakan waktu puluhan tahun.

Namun ternyata perkiraan Dasamuka meleset. Dengan mengerahkan ratusan ribu balatentara kera, serta dibantu oleh Gunawan Wibisana, adik Dasamuka yang membelot, Ramawijaya hampir dapat menyelesaikan pembangunan tambak yang menjadi sarana untuk mengambil kembali Dewi Sinta dari tangan Dasamuka.

Mendapat laporan bahwa jembatan akan segera selesai, Prabu Dasamuka memerintahkan Ditya Yuyu Rumpung, raksasa berkepala yuyu atau kepiting, serta seluruh pasukannya yang ada di samudera, untuk menghancurkan jembatan buatan Ramawijaya. Pasukan raksasa berkepala kepiting di bawah komando Yuyu Rumpung, merupakan pasukan elit yang ada di samudera. Mereka mampu bergerak dengan cepat dan sistematis dalam merusak tambak yang sudah hampir jadi.

Maka gegerlah bala tentara kera yang diserang dari bawah laut secara tiba-tiba. Banyak diantara mereka yang tercebur ke laut bersamaan dengan runtuhnya jembatan. Sementara itu bala tentara kera yang berada di atas tambak mengalami kepanikan luar biasa, karena jebolnya tambak di sana-sini dengan tak terduga.

Melihat hal itu Wibisana tahu bahwa ada pasukan musuh dalam jumlah besar yang digerakan dari bawah laut untuk merusak tambak. Oleh karenanya ia memohon kepada Prabu Ramawijaya agar memerintahkan Kapi Yuyu Kingkin beserta balatentaranya untuk menghadapi pasukan musuh di bawah laut. Kapi Kingkin adalah jenis kera, berkepala yuyu serta mempunyai capit tajam dan kuat. Ia sanggup bertahan hidup di dalam samudera dalam waktu lama.

Dengan petunjuk Wibisana, balatentara Kapi Kingkin dibantu oleh balatentara Kapi Sarpacitra dikerahkan untuk menghadapi pasukan musuh yang merusak tambak. Kapi Kingkin beserta balatentara yuyu dengan cekatan menyelam ke dasar laut. Di dasar laut mereka melihat pasukan Alengka yang dipimpin Ditya Yuyu Rumpung sedang melakukuan pengerusakan tambak, seperti yang diperkirakan Wibisana. Maka pertempuran pun tak dapat dihindari.

Ditya Yuyu Rumpung adalah panglima sakti yang tidak mudah untuk dikalahkan. Kapi Yuyu Kingkin kewalahan menghadapinya di dalam air. Melihat Kapi Yuyu Kingkin mengalami kesulitan, Kapi Sarpacitra menggunakan ekornya yang panjang untuk melilit tubuh Yuyu Rumpung dan melemparkannya ke daratan. Kapi Yuyu Kingkin pun segera naik ke daratan. Pertempuran pun kembali dilanjutkan di darat. Ternyata bertempur di darat Yuyu Rumpung tidak sehebat saat bertarung di dalam air. Semakin lama Yuyu Rumpung semakin terdesak, dan akhirnya tewas di tangan Kapi Kingkin. Pasukan Yuyu Rumpung yang masih hidup berusaha lari menyelamatkan diri.

Setelah mengalahkan Ditya Yuyu Rumpung, Kapi Yuyu Kingkin diangkat Ramawijaya menjadi pemimpin. Ia memimpin balatentara yang menjadi andalan dalam menghadapi serangan dari laut.

Yuyu Kingkin merupakan ‘anak pujan’ dari Batara Rekatatama dan dititipkan kepada Sugriwa, raja kera kerajaan Goa Kiskenda. Sebelumnya ia tidak mempunyai peranan penting di antara balatentara kera. Baru setelah kehadiran Wibisana, Kapi Kingin diberi kesempatan tampil untuk menunjukkan jati dirinya dan kesaktiannya dalam menghadapi Yuyu Rumpung. Kemungkinan jika tidak atas ketajaman mata batin Wibisana, Yuyu Kingkin tidak akan pernah menjadi populer. Demikian pula dengan kerusakan tambak yang dilakukuan oleh Yuyu Rumpung, mungkin tidak pernah dapat dihentikan.

Herjaka HS
Foto: Sartono

Ensiklopedi Figur Wayang

Latest News

  • 04-07-14

    Mangan Kanggo Urip O

    Pada intinya kebutuhan makan memang digunakan untuk menyelenggarakan hidup atau kehidupan. Tapi, makan bukan tujuan utama dari hidup. Makan merupakan... more »
  • 04-07-14

    Taman Seni Rupa dari

    Ruang pameran Artjog 2014 di Taman Budaya Yogyakarta, laiknya seperti tempat wisata, dimana setiap orang yang berkunjung mengabadikan diri dengan... more »
  • 04-07-14

    Konser Musik Warna-W

    Kali ini Fombi menggandeng pemusik-pemusik muda belia (usia SD-SMP) yang tergabung dalam AMARI (Ansambel Anak dan Remaja) Yogya untuk berkiprah.... more »
  • 03-07-14

    Serat Jayengbaya

    Judul : Serat Jayengbaya  Penulis : R.Ng. Ranggawarsita Alih aksara dan bahasa : L. Mardiwarsito  Penerbit : Balai Pustaka, 1988,... more »
  • 03-07-14

    Rainforest World Mus

    Gelaran Rainforest World Music Festival 2014 (RWMF) yang berlangsung di Sarawak Cultural Village pada tanggal 20-22 Juni menghadirkan banyak musisi... more »
  • 03-07-14

    Rainforest World Mus

    Dalam waktu singkat, panggung menjadi sangat semarak. Sesi penutup ini sekaligus menjadi salam perpisahan RWMF 2014. Sebuah momen yang mengharukan... more »
  • 02-07-14

    Rainforest World Mus

    Grup musik asal Afrika, Dademba yang membawakan jenis musik menghentak khas Afrika, menutup pertunjukan hari kedua festival yang menjadi barometer... more »
  • 02-07-14

    Sarawak Cultural Vil

    Sarawak Cultural Village semakin menjadi tempat favorit para wisatawan saat menjadi rumah bagi Rainforest World Music Festival (RWMF) sejak 17 tahun... more »
  • 02-07-14

    Keceriaan Olah Perma

    Ada beberapa jenis game yang mereka ikuti, di antaranya: estafet bola, kipas balon, jepit balon, memasukkan bendera dalam botol serta mencocokkan... more »
  • 01-07-14

    Kapi Kingkin, Seekor

    Yuyu Kingkin merupakan ‘anak pujan’ dari Batara Rekatatama dan dititipkan kepada Sugriwa, raja kera kerajaan Goa Kiskenda. Sebelumnya ia tidak... more »