Rainforest World Music Festival 2014: Jagwa, Musisi dari Jalanan Dar Es Salaam
Author:editorTembi / Date:03-07-2014 / Gelaran Rainforest World Music Festival 2014 (RWMF) yang berlangsung di Sarawak Cultural Village pada tanggal 20-22 Juni menghadirkan banyak musisi dari berbagai negara. Salah satu penampil yang sayang untuk dilewatkan aksinya dalam festival tahun ini adalah Jagwa, sebuah grup dari jalanan Dar Es Salaam, Tanzania, Afrika. Jagwa mendapat jatah tampil pada malam penutup RWMF 2014, yakni tanggal 22 Juni di Jungle Stage, salah satu dari ketiga panggung dalam RWMF 2014.
Saat workshop di Rumah Melayu yang dipandu oleh
Werner Graebner dan para personil Jagwa
Sebelum Jagwa beraksi di panggung, ada sebuah workshop mengenai musik Jagwa dan kisah musik di jalanan Dar Es Salaam pada hari pertama festival. Workshop dipandu oleh Werner Graebner, seorang peneliti musik dari Jerman yang pernah melakukan riset mengenai musik di Dar Es Salaam. Werner ditemani para personil Jagwa menceritakan perkembangan musik di Dar Es Salaam dari masa ke masa.
Jagwa hadir dengan formasi lengkap, yakni enam musisi dengan satu vokalis dan seorang penari perempuan. Jagwa datang dari jalanan Dar Es Salaam, kota terbesar dan merupakan pusat perekonomian di Tanzania. Selain itu, sejak dekade 70-an, Dar Es Salaam telah menjadi pusat perkembangan musik di Tanzania.
Werner Graebner mengawali workshop dengan bercerita mengenai perkembangan musik di Dar Es Salaam pada dekade 60-an hingga 70-an. Pada masa itu, sebuah pergerakan kebudayaan musik tumbuh dengan pesat. Penyebabnya, ada stasiun-stasiun radio lokal yang lahir di Dar Es Salaam dan menjadi ruang baru bagi para musisi untuk memperdengarkan karya-karya mereka. Radio menjadi instrumen penting saat itu karena pesawat televisi yang mahal jarang didapat. Selanjutnya, Werner memutarkan dua contoh lagu yang populer di radio lokal Dar Es Salaam pada dekade ini.
Pada dekade 90-an awal, sebuah peristiwa unik terjadi dan inilah yang akan memberi warna baru bagi musik di Dar Es Salaam. Peristiwa tersebut adalah masuknya keyboard mini merek Casio yang berharga murah, serta teknologi amplifier dan megaphone. Musik di Dar Es Salaam yang sebelumnya didominasi oleh perkusi, kini mendapat tambahan instrumen baru. Karena harganya yang terjangkau, para musisi mulai memakai keyboard ini dalam grup musik mereka. Keyboard mini Casio ini menggantikan peranan harmonium atau akordeon yang sempat muncul di dekade sebelumnya, namun karena harga yang mahal tidak begitu populer dan jarang digunakan para musisi.
Jadilah tabuhan perkusi ditambah dengan suara keyboard mini Casio yang diamplifikasi ke megaphone menjadi gaya dan citarasa tersendiri bagi musik di jalanan Dar Es Salaam yang disebut dengan gaya Mchiriku. Bebunyian musik gaya baru ini benar-benar khas dan populer hingga saat ini.
Begitu pula dengan Jagwa yang hadir dengan format instrumen yang sama. Jagwa juga memainkan gaya musik Mchiriku, dan mereka menambahkan unsur musik tarian Chakacha dalam permainan mereka. Keyboard mini Casio berpadu dengan tabuhan perkusi mengingatkan sebuah korelasi kuat antara Jagwa dengan jalanan di Dar Es Salaam.
Aksi Jagwa di Jungle Stage pada Hari Ketiga RWMF 2014
Musik Jagwa adala musik keseharian di Dar Es Salaam. Lagu-lagu mereka berisi pesan-pesan sosial yakni isu-isu mengenai perjuangan terhadap kemiskinan dan pengangguran yang tertuang dalam liriknya. Keseharian di Dar Es Salaam memang keras, namun melalui musik, Jagwa menyampaikan sisi kontradiksinya. Mereka menghibur dan melawan kesusahan tersebut dengan sukacita lewat bebunyian dan tarian. Dalam biografi yang tertulis di website resmi Jagwa, www.jagwamusic.net, disebutkan bahwa masyarakat lokal di Tanzania hafal lagu-lagu Jagwa yang lekat dengan isu-isu keseharian mereka.
Kisah-kisah menarik mengenai musik Jagwa dan latar belakang sosial budaya di Dar Es Salaam, Tanzania akhirnya hadir di panggung RWMF. Pada pengujung hari ketiga festival, Jagwa beraksi di Jungle Stage. Ribuan audien menyimak aksi mereka.
Saat sebelum mulai, MC membacakan sepintas biografi Jagwa dari jalanan Dar Es Salaam, dilanjutkan dengan cerita mengenai musik Mchiriku dan kehidupan sosial di sana.
Tibalah saat Jagwa bermain musik. Keyboard mini Casio mengawali dengan melodi dan bebunyian yang begitu khas. Disusul dengan tabuhan perkusi yang energik. Jackson Aluta Kazimoto, sang vokalis mulai bernyanyi. Musik Jagwa terasa begitu atraktif dan senantiasa mengajak audien untuk menari dan bergoyang. Barangkali, memang beginilah cara melupakan beban kehidupan lewat musik a la Jagwa.
Naskah dan foto: Gardika Gigih Pradipta
Berita budayaLatest News
- 08-07-14
Jeans Khusus Pengend
Wrangler, brand denim legendaris sejak tahun 1904 dari Amerika Serikat, meluncurkan produk inovasi terbaru berupa koleksi Wrangler Denim Performance... more » - 08-07-14
Ketika Yaksa Agus be
Yaksa mengibaratkan pamerannya seperti orang berjualan bakso pada saat ada keramaian pertunjukan wayang. “Kalau orang Jawa bilang, ‘nunut kamulyan’ (... more » - 08-07-14
Maslihar “Panjul” Be
Pameran ‘Janur Gunung’ adalah pameran tunggal pertama Maslihar. Pameran yang akhirnya terwujud berkat kegigihan dirinya dan dukungan teman-temannya.... more » - 08-07-14
Museum Sarawak Pajan
Museum Sarawak banyak menyuguhkan informasi mengenai Suku Dayak di Serawak, replika rumah Suku Iban dan Suku Bedayuh. Ada juga koleksi ragam... more » - 07-07-14
Dua Pasang Capres-ca
Yang unik dalam perhitungan kosmologi Jawa baik capres maupun cawapres memiliki hari pasaran atau neptu sama. Dengan kata lain masing-masing memiliki... more » - 07-07-14
Denmas Bekel 7 Juli
more » - 07-07-14
Lahirnya Ramawijaya,
Melalui pegelaran serial Ramayana episode Rama lahir ini, ada sebuah nilai kehidupan yang ditawarkan. Kelahiran Rama yang kemudian mengemban tugas... more » - 07-07-14
Rainforest Music Fes
Kelompok musik dari Padang, Sumatera Barat menjadi penampil pertama di panggung Theater Stage SCV Auditorium Rainforest Music Festival 2014 di hari... more » - 05-07-14
Pulung Gantung. Meny
Judul : Pulung Gantung. Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul Penulis : Darmaningtyas Penerbit : Salwa, 2002, Yogyakarta... more » - 05-07-14
Orang Wuku Marakeh S
Dewa yang menaungi Wuku Marakeh adalah Batara Surenggana, yang tajam ingatannya, berani menghadapi kesulitan. Ia ramah dalam pergaulan. Bencana... more »