Rahadi Zakaria, Penyair dan Politisi, Telah Berpulang
Author:editorTembi / Date:16-10-2014 / Hendrawan Nadesul, seorang dokter sekaligus penyair, sahabat dekat Rahadi Zakaria melalui status di Facebook-nya menulis: Ia satu dari sahabat lama kami. Penyair yang anggota DPR RI. Yang kental menaruh perhatian dan sumbangsihnya bagi dunia sastra, dunia perpuisian Indonesia.
Rahadi Zakaria
Tidak banyak penyair sekaligus politisi. Yang mudah ditemukan seniman menjadi politisi, tetapi akhirnya meninggalkan dunia seni dan serius menekuni politik.
Salah seorang penyair, yang masih terus menulis puisi dan bahkan bangga dengan predikat kepenyairan, meski telah menyandang predikat anggota DPR 2009-2014, ialah Rahadi Zakaria.
Berita duka datang dari teman-teman penyair yang tinggal di Jakarta, memberitahukan bahwa Rahadi Zakaria meninggal karena serangan jantung di Semarang. Kurniawan Junaidi, melalui akun Facebook-nya menulis status:
“Berita duka: Innalillahi Wainna Lillahi Rojiun, Telah berpulang ke Rahmatullah Bapak H. Rahadi Zakaria, pada hari ini 8 Oktober, pukul 14.30 WIB di Semarang akibat serangan jantung. Jenazah sekarang disemayamkan di RS Telogorejo, Semarang. Dimakamkan besok di Depok. Semoga arwahnya diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketawakalan oleh-Nya.”
Hendrawan Nadesul, seorang dokter sekaligus penyair, sahabat dekat Rahadi Zakaria melalui status di Facebook-nya menulis: Ia satu dari sahabat lama kami. Penyair yang anggota DPR RI. Yang kental menaruh perhatian dan sumbangsihnya bagi dunia sastra, dunia perpuisian Indonesia.
“Terakhir bersamanya ketika Acara Bulan Purnama Tembi Yogyakarta 2 bulan lalu. Sejak dulu penuh perhatiannya kepada teman dan sahabat. Kami kehilangan. Terakhir dia bicara kepada saya dan Mas Ons Untoro di Acara Tembi 2 bulan lalu itu. Ia menggagas hendak mengumpulkan teman-teman penyair seluruh Nusantara di Tembi,” tulis Hendrawan.
Tapi rupanya, tulis Hendrawan, tak nyana, itulah gagasan terakhirnya untuk kami. Dia juga yang menyatakan bahwa posisi penyair itu bukan subordinat. Penyair itu orang berkelas, tampil sebagai kelompok terhormat, kaum terpandang. Sayang, mimpinya penyair mendapat posisi yang layak, belum ia saksikan.
Rahadi Zakaria dan Taufik Kiemas
Esti Ismawati penyair dari Klaten menuliskan di status Facebook-nya, “dua kali aku memandang wajahmu, di Tegal dan di Tembi. Meski belum sempat mengenal lebih jauh, tetapi aku yakin Bapak adalah pribadi yang bersahaja dan lembut hati”.
Sambil merujuk nama Uki Bayu Sedjati, sahabat Rahadi Zakaria, Esti menuliskan "Rahadi Zakaria adalah anggota DPR RI komisi II dari faksi PDI Perjuangan. Dia adalah sosok anggota DPR yang sederhana. Pria kelahiran Purworejo ini memilih naik kereta api atau ojek menuju kantornya. Rahadi sudah kerap menggunakan sarana transportasi tersebut ketika masih bekerja sebagai wartawan. Kebiasaan lama itu pun kemudian terbawa ketika menjalani rutinitas sebagai anggota DPR RI. Setahun lebih menjalani masa tugas di DPR, bekas wartawan Harian Merdeka ini tak pernah absen menggunakan kereta api dan ojek menuju Senayan".
Ketika Rahadi Zakaria hadir di Tembi Rumah Budaya, pada acara Sastra Bulan Purnama yang diselenggarakan bulan Agustus 2014, yang salah satunya diisi launching antologi puisi 153 Penyair Indonesia ‘Negeri Langit’, salah satunya adalah penyair Rahadi Zakaria. Dalam acara ini ia memberi sambutan:
“Bahwa pemerintah tidak terlalu memperhatikan dunia sastra, apalagi membantu pendanaan untuk kelangsungan hidup sastra. Namun demikian, sastra terus hidup karena para aktivisnya tidak henti-hentinya menjaga dan mengembangkan sastra khususnya dan kebudayaan pada umumnya’.
Berikut ini satu puisi karya Rahadi Zakaria, yang dimuat dalam antologi 153 Penyair Indonesia ‘Negeri Langit’.
Sajak Tentang Sebuah Negeri
sebelum berangkat tidur
di malam yang dingin dan sepi
seorang kakek berkisah pada cucunya
tentang sebuah negeri
kaya raya bertabur susu
gemah ripah loh jinawi
gemar ripah repeh rapih
di malam dingin dan sepi
di sela kisah yang menentramkan
ada yang berbisik
dengarlah
ada perempuan muda
diam diam merebus batu
demi anak-anaknya
yang meronta
minta susu
Cimahi 2014
Ons Untoro
Berita budayaLatest News
- 08-11-14
Home, Ruang Kreasi I
Dalam konteks karya Wayan, Home bukan hanya rumah tinggal, tetapi merupakan suatu ruang yang saling terpisah, tetapi masing-masing memberi energi... more » - 08-11-14
Rica-rica Banyak nan
Kenikmatan Rica-rica Banyak menjadi lebih sempurna jika dilengkapi minuman yang juga dilansir WD Pulo Segaran pada bulan November ini, yakni Es... more » - 08-11-14
Watak Orang Berdasar
Orang kelahiran Rabu Kliwon, 12 November 201 punya berkemauan keras, teguh pendiriannya, sangat hati-hati, cukup rezekinya, sejahtera, pandai... more » - 08-11-14
Dira Sugandi Dalami
Nama Dira Sugandi di kancah musik jazz patut dibanggakan. Karena suaranya yang mengagumkan ia sempat berbagi panggung dengan Incognito, kelompok... more » - 07-11-14
Rumah Budaya Babaran
Jika RUU ini disahkan DPR maka tidak mustahil kebudayaan akan dikerdilkan dan nyaris tak memiliki nilai. Tidak mendaulatkan kebudayaan itu sendiri... more » - 07-11-14
Lauching Novel dan P
Dua karya sastra berupa novel berjudul “Meja 17” dan antologi puisi ‘Peneroka Malam’, keduanya karya Irwan Abu Bakar, sastrawan dari Malaysia akan... more » - 07-11-14
Kaya Pandung Entuk B
Peribahasa atau pepatah tersebut sebenarnya ingin menggambarkan tentang maksud buruk seseorang yang kemudian mendapatkan dukungan/sokongan, cara,... more » - 06-11-14
Akhir Festival Ketop
Festival ketoprak antarkecamatan kota Yogyakarta ini memang bertujuan untuk memberdayakan warga kota Yogyakarta dalam hal ketoprak karena ketoprak... more » - 06-11-14
Diskusi Buku Demokre
Hari Prast dan Yogi Adhitrisna menyampaikan kisah kreatifnya dalam merespon iklan-iklan pemilu. Bagi keduanya, iklan-iklan yang disampaikan tidak... more » - 05-11-14
Kisah Arca-arca Peru
Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui lebih jauh tentang arca-arca perunggu koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.... more »