Kisah Arca-arca Perunggu Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta

Author:editorTembi / Date:05-11-2014 / Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui lebih jauh tentang arca-arca perunggu koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Misalnya tempat ditemukannya, namanya, fungsi/kedudukannya berdasarkan bentuk arca, perhiasan yang dipakai, benda yang dibawa (senjata atau alat musik) dan lain-lain.

Judul : Koleksi Arca Perunggu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta 
Penulis : Drs. Agus Waluyo, dkk 
Penerbit : BP3, 2011, Yogyakarta 
Bahasa : Indonesia 
Jumlah halaman : 96

Arca perunggu adalah salah satu koleksi benda cagar budaya bergerak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta. Berdasarkan klasifikasinya arca tersebut merupakan arca Pantheon Buddha dan Pantheon Hindu. Koleksi tersebut merupakan temuan lepas dan juga berkelompok dari berbagai daerah.

Misalnya, arca-arca dari Dusun Kleben, Pendowoharjo, Sleman yang ditemukan pada tahun 1975 terdiri dari 3 buah arca Pantheon Buddha yaituMahavairocanaLocana, dan Avalokiteswara. Arca dari Dusun Surocolo, Seloharjo, Pundong, Bantul yang ditemukan pada tahun 1976, terdiri dari 19 buah arca Pantheon Buddha yaitu arca Bodhisatva (Padmapani, Vajrapani) dan 17 buah arca pendamping serta 1 buah arca Pantheon Hindu (Siva). Dari Dusun Mayangan, Trihanggo, Gamping, Sleman pada tahun 1990 ditemukan berbagai peninggalan purbakala, di antaranya 10 buah arca (misal Aksobhya,VairocanaRatnasambhava), lampu gantung, cincin, tongkat pendeta dan lain-lain.

Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui lebih jauh tentang arca-arca perunggu tersebut. Misalnya tempat ditemukannya, namanya, fungsi/kedudukannya berdasarkan bentuk arca, perhiasan yang dipakai, benda yang dibawa (senjata atau alat musik) dan lain-lain.

Baca yuk ..!

MKusalamani

Bale Dokumentasi Resensi Buku

Latest News

  • 26-12-14

    Voice of Asmat, Perp

    Pertunjukan musik akustik dibawakan sekelompok anak muda berbakat, yaitu Putri Soesilo, Aji Setyo, Dika Chasmala, dan Alwin. Mereka memadukan rasa... more »
  • 26-12-14

    Puntadewa Masuk Nera

    Puntadewa tersentak hatinya. Ia tidak dapat membayangkan betapa sakit dan sengsara keempat adiknya. Tanpa berpikir panjang, Puntadewa bergegas... more »
  • 24-12-14

    Rumah Kebangsaan. Da

    KRT Jayadipura adalah salah satu tokoh gerakan kebangsaan. Karena itu, tidak heran apabila dalem Jayadipuran sering dipakai untuk pertemuan atau... more »
  • 24-12-14

    Cuplikan dari Festiv

    Kirab atau pawai ini merupakan awal atau pembukaan Festival Seni Budaya Klasik yang diselenggarakan oleh Pura Paku Alaman pada tanggal 17-20 Desember... more »
  • 23-12-14

    Gladhen Tembang Maca

    Pada Gladhen 22 ini tembang yang dipakai untuk belajar adalah tembang Asmarandana yang dilagukan dengan notasi Slobok. Sedangkan teks tembang,... more »
  • 23-12-14

    Pembacaan Puisi untu

    Jalan menuju Desa Kedunggubah sedikit terjal, dan terasa agak terpencil, jauh dari pusat kota. Jalann menuju desa bukan hanya berlubang, tetapi juga... more »
  • 23-12-14

    Pameran Tunggal Visu

    Bulan Desember 2014 ini Ong ditantang untuk berpameran tunggal oleh Bentara Budaya Yogyakarta, yang sempat membuat dirinya ragu-ragu, antara meng-iya... more »
  • 22-12-14

    Ini Buku Akutansi Za

    Perpustakaan Tembi, yang terbuka untuk umum, menyimpan buku kuno ini yang berisi tentang pengantar ilmu dagang. Istilah sekarang akuntansi. Buku... more »
  • 22-12-14

    “Kecubung Pengasihan

    Perkumpulan Seni Nusantara Baca (PSBN) menggarap cerpen karya Danarto itu menjadi sebuah pertujukan, yang memadukan antara musik, alunan dan... more »
  • 22-12-14

    Tangis Gandrik dalam

    Lakon Tangis yang merupakan naskah karya almarhum Heru Kesawa Murti yang berjudul Tangis, memang menyuguhkan kritik sosial tentang pusaran tipu-tipu... more »