Perbincangan Cerpen Olenka dan Sukab Karya Ikun SK di PKKH UGM
Author:editorTembi / Date:05-11-2014 / Diskusi yang digelar lesehan di depan panggung pertunjukan PKKH UGM ini menghadirkan pembahas Gunawan Maryanto (sastrawan) dan Arif Kurniar Rakhman (mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM) serta moderator Khairiyah Eka Januaristi.
Dari kiri, moderator Khairiyah Eka Januaristi,
pembahas Arif Kurniar Rakhman,
dan Gunawan Maryanto dalam acara pembacaan
dan diskusi cerpen Olenka
dan Sukab di PKKH UGM
Jika seni rupa muncul atas permainan garis, goresan, dan warna untuk melahirkan gagasan, imajinasi, harapan, dan mimpi, maka karya sastra memainkan huruf, kata, frasa, kalimat, paragraf, dan sekian perangkat kebahasaan dan unsur sastrawi di dalamnya. Inilah yang diulik dan dimain-mainkan oleh cerpenis Ikun SK dalam karyanya Olenka dan Sukab yang didiskusikan di Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri (PKKH), Universitas Gadjah Mada, Rabu malam, 29 Oktober 2014.
Diskusi yang digelar lesehan di depan panggung pertunjukan PKKH UGM ini menghadirkan pembahas Gunawan Maryanto (sastrawan) dan Arif Kurniar Rakhman (mahasiswa S2 Ilmu Sastra FIB UGM) serta moderator Khairiyah Eka Januaristi. Diskusi diawali dengan pembacaan cerpen tersebut oleh penulisnya, Ikun SK. Diskusi tampak demikian dinamis dan hangat oleh banyaknya tanggapan atau pertanyaan.
Suasana diskusi cerpen Olenka dan Sukab
Selain itu, diskusi dilengkapi dengan katalog atau booklet yang berisi kritik atau bahasan mengenai cerpen Olenka dan Sukab ini. Olenka adalah salah satu novel karya Budi Darma sedangkan Sukab adalah cerpen karya Seno Gumira Ajidarma. Dari sisi judul saja Ikun SK tampak telah mencomot begitu saja dua karya terkenal sebelumnya. Apa yang dilakukan Ikun SK ini disebut sebagai menculik, mencopet, atau mencuri. Dalam bahasa kritik Faruk HT, Ikun SK tidak saja menculik judul-judul tersebut, namun juga menculik tokoh-tokoh yang ada pada dua karya sebelumnya.
Bukan hanya menculik, namun Ikun SK juga telah mendandani, menata ulang, menambahkan, dan mengurangi karya-karya yang sudah dicurinya itu. Pada sisi ini tampaknya Ikun SK ingin bermain-main pada gaya pewacanaan postmodernisme yang menurut seorang ahli merupakan wacana yang menganggap bahwa realitas selalu termediasi.
Ikun SK membacakan karya cerpennya
Olenka dan Sukab
Oleh karena itu setiap wacana tiak mengacu pada realitas, melainkan pada wacana yang lain. Dengan pandangan serupa itu sebuah wacana postmodern cenderung membatalkan acuannya pada realitas, menertawakan secara ironis segala harapan atau keinginan untuk mendapatkan realitas yang diacu oleh sebuah wacana. Demikian seperti yang dituliskan Faruk HT. Terhadap wacana lain, wacana postmodern itu digambarkan dengan apa yang di dalam cerpen ini sudah dilakukan Sukab terhadap Olenka.
Ikun SK memang melakukan eksperimentasi terhadap penculikan, pencurian, perkosaan, dan lain-lain sehingga cerpen tersebut menjadikan karya-karya lain seperti menari-nari dengan sangat lincah gaya Olenka. Barangkali karya ini menelanjangi karya sebelumnya, menggugatnya, menyangsikannya, atau setengah menelanjangi. Eksperimen gaya Ikun SK bukan eksperimen yang harus diterima karena tidak diterima pun esensinya tetaplah eksperimen: pengembaraan imajinasi dan gagasan dalam wahana perangkat bahasa dan sastra yang bahkan merupakan hasil curian dan penculikannya atas Olenka dan Sukab.
Peserta diskusi cerpen Olenka dan Sukab
Dengan demikian, apakah karya Ikun SK bisa dikatakan sebagai tidak asli ? Nanti dulu. Oleh karena realitas selalu termediasi, maka asli dan tidak asli, ori atau tidak ori pada sisi ini menjadi sesuatu yang barangkali tidak terlalu signifikan. Yang jelas secara terbuka Ikun SK telah “mengambil” Olenka dan Sukab serta memaksanya untuk menyalurkan hasrat, memainkan rasa, kehendak, cita-cita, dan gagasannya. Tentu saja dalam ketajaman dan kepiawaian Ikun SK dalam bermain perangkat bahasa dan sastra serta penjungkirbalikan harapan akan sesuatu yang sesuai dengan realita umum dan bahkan logika lumrah.
a.sartono
Berita budayaLatest News
- 15-11-14
Prajurit Keraton Kas
Kini jumlah prajurit di Keraton Yogyakarta kira-kira hanya sekitar 700 orang. Pimpinan dari keseluruhan prajurit yang ada disebut dengan nama... more » - 15-11-14
Orang Selasa Legi Pa
Orang kelahiran Selasa Legi, 18 November 2014, punya watak: kurang dapat merasakan kententraman hidup, karena hatinya panas, agak dengki, selalu... more » - 15-11-14
Puisi Penyair Malays
Puisi dalam buku tersebut dibacakan beberapa penyair dari Yogya, seperti Bambang Eka, Slamet Riyadi Sabrawi, Ida Fitri, Savitri Damayanti, Umi Kulsum... more » - 15-11-14
Macapatan Massal Ke-
Peserta macapatan massal berasal dari 4 kabupaten dan 1 kota di wilayah DIY. Masing-masing kota dan kabupaten mewakilkan sekitar 60 peserta yang... more » - 14-11-14
Jodangan Dusun Srung
Penyelenggaraan merti dusun yang dinamakan Merti Dusun Jodangan Dusun Srunggo ini dilaksanakan pada hari Minggu Pahing di bulan Jawa, Sura atau jika... more » - 14-11-14
Membahas Realisasi G
Yogyasiana tidak mungkin dapat dikerjakan oleh BPAD sendiri. Sangat dibutuhkan peran serta masyarakat luas untuk terus melengkapi dan... more » - 14-11-14
Pasinaon Basa Jawa K
Kata adus ’mandi’ digunakan dalam bahasa Ngoko (kasar). Demikian pula untuk berbahasa sopan bagi diri pribadi juga menggunakan kata adus ’mandi’,... more » - 13-11-14
Promo Indonesia Mena
Para penari yang terdiri dari peserta pemilihan Abang None Jakarta dan siswa dari sejumlah sanggar tari Jakarta tersebut sedang mempromosikan acara “... more » - 13-11-14
Museum Tembi Punya D
Semasa Kerajaan Kasultanan Yogyakarta berdiri dan mempunyai kekuasaan otonomi, maka daerah ini memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan... more » - 13-11-14
Kisah Kelahiran Rama
Buku keluaran tahun 1964 dalam bahasa Jawa ini mengisahkan tentang kelahiran dan perjalanan hidup Rama, yang diambil dari epik Ramayana. Judul :... more »