Pasinaon Basa Jawa Kaping Rong Atus Pitung Puluh Telu Edhisi Mirunggan: 7 November 2014

Author:editorTembi / Date:14-11-2014 / Kata adus ’mandi’ digunakan dalam bahasa Ngoko (kasar). Demikian pula untuk berbahasa sopan bagi diri pribadi juga menggunakan kata adus ’mandi’, tidak boleh menggunakan kata siram ’mandi’. Kata siram ’mandi’ hanya boleh dipakai untuk membahasakan orang lain sebagai bentuk sopan atau hormat, lebih-lebih yang dianggap tua atau yang perlu dihormati.

Kamus Unggah-Ungguh Basa Jawa, foto: Suwandi/tembi
Kamus Unggah-Ungguh Bahasa Jawa cocok 
untuk belajar mengenal bahasa krama

Undha-Usuk Basa Jawi ing Wekdal Samenika

Ing ngadhap menika tuladha trap-trapanipun tembung wonten ing undha-usuk basa Jawi samenika, kanthi katrangan: n = cekakan saking basa ngoko, na = basa ngoko alus, k = basa krama, saha ka = basa krama alus. Sawetawis, tembung panyebat tiyang ’kata ganti orang’ lan tembung kriya ’kata kerja’ nyocogaken kaliyan undha-usukipun.

Dene tembung ingkang badhe kagem tuladha inggih menika: ”adus” (tembung Ngoko/n) ingkang gadhah undha-usuk tembung ”adus” (tembung Krama Ngoko/kn) lan tembung ”siram” (tembung Krama Inggil/ki).

n = Kae, embah lanang dikon adus dhisik! 
na = Kae, eyang kakung diaturi siram dhisik! 
k = Menika, embah jaler dipunken adus rumiyin! 
ka = Menika, eyang kakung dipunaturi siram rumiyin!

Cathetan:

  • Ing ukara nginggil, tembung adus, nyocogagaken kaliyan undha-usuk basa Jawi. Semanten ugi tembung-tembung sanesipun.

  • Tembung: adus (n)  adus (k)  siram (ki).

  • Tembung: kae (n)  menika (k)  menika (ki).

  • Tembung: embah lanang (n)  embah jaler (k)  eyang kakung (ki).

  • Tembung: dikon (n)  dipunken (k)  dipunaturi (ki).

  • Tembung: dhisik (n)  rumiyin (k)  rumiyin (ki).

Dudutan:

Tembung adus dipun ginakaken kangge basa ngoko. Semanten ugi kangge mbasakaken dhiri pribadi ugi ngangge adus, boten kepareng ngangge siram. Tembung siram kangge mbasakake priyantun sanes, langkung-langkung ingkang sepuh menapa dene ingkang dipun kurmati.

Tuladhanipun:

(1) ”Bapak, dalem pun tengga sekedhap gih, dalem badhe adus rumiyin”. (leres) Boten kepareng lajeng matur mekaten:

(2) ”Bapak, dalem pun tengga sekedhap gih, dalem badhe siram rumiyin”. (klentu/lepat)

 Terjemahan dalam Bahasa Indonesia Pembelajaran Bahasa Jawa Kedua Ratus Tujuh Puluh Tiga 
Edisi Khusus: 7 November 2014

Tingkatan Tutur Bahasa Jawa di Zaman Sekarang

Di Bawah ini contoh penerapan kata pada tataran bahasa Jawa saat ini, dengan keterangan: n = singkatan dari bahasa ngoko, na = bahasa ngoko halus, k = bahasa krama, saha ka = bahasa krama halus. Sementara, kata ganti orang dan kata kerja yang digunakan menyesuaikan tataran itu.

Sementara itu kata yang dipakai untuk contoh adalah kata nggawa artinya ”membawa” (termasuk kata Ngoko/n) yang mempunyai tingkatan tutur kata mbekta artinya juga ”membawa” (termasuk kata Krama/k) dan kata ngampil juga berati ”membawa” (termasuk kata Krama Inggil/ki). Dari beberapa contoh di atas, mempunyai arti dalam bahasa Indonesia:

Ind = Sana, kakek disuruh mandi dulu!

Catatan:

  • Pada kalimat di atas, kata adus ”mandi”, menyesuaikan dengan tingkat tutur bahasa Jawa. Demikian pula dengan kata-kata lainnya.
  • Tembung: adus (n)  adus (k)  siram (ki).
  • Tembung: kae (n)  menika (k)  menika (ki).
  • Tembung: embah lanang (n)  embah jaler (k)  eyang kakung (ki).
  • Tembung: dikon (n)  dipunken (k)  dipunaturi (ki).
  • Tembung: dhisik (n)  rumiyin (k)  rumiyin (ki).

Kesimpulan:

Kata adus ’mandi’ digunakan dalam bahasa Ngoko (kasar). Demikian pula untuk berbahasa sopan bagi diri pribadi juga menggunakan kata adus ’mandi’, tidak boleh menggunakan kata siram ’mandi’. Kata siram ’mandi’ hanya boleh dipakai untuk membahasakan orang lain sebagai bentuk sopan atau hormat, lebih-lebih yang dianggap tua atau yang perlu dihormati.

Contoh:

(1) ”Ayah, saya ditunggu sebentar ya, saya mau adus (mandi) dulu. (bahasa Jawa: adus). (benar) Tidak boleh kemudian berkata demikian:

(2) ”Ayah, saya ditunggu sebentar ya, saya mau siram (mandi) dulu. (bahasa Jawa: siram). (keliru/salah)

Suwandi 
Diolah dari buku “Kamus Unggah-Ungguh Basa Jawa” karangan Drs. Haryana Harjawiyana, S.U. dan Drs. Th. Supriya, tahun 2001, penerbit: Kanisius Yogyakarta, hlm. 15.

Pasinaon Basa Jawa

Latest News

  • 27-11-14

    Misbar Kineforum Sug

    Program Misbar, kerja sama Kineforum dan Dewan Kesenian Jakarta memasuki tahun kedua. Bioskop temporer hasil desain Bob Anzac Perwira dan Gerrits SBC... more »
  • 27-11-14

    SMA I Temon Berfoto

    Bagi mereka berfoto dengan tamu asing (bule) mungkin merupakan kesempatan yang langka. Terpaksalah tamu asing tersebut melayani mereka untuk berfoto... more »
  • 27-11-14

    Pak Tatang Terbang d

    Buku ini merupakan buku cerita untuk anak-anak dengan bahasa yang sangat ringan. Mengisahkan seekor anak perkutut yang diberi nama Manyul dan... more »
  • 26-11-14

    Ngayogjazz yang Wang

    Tagline tersebut adalah bentuk representasi dari bunyi kendang yang merupakan intro. Intro di sini merupakan sebuah proses untuk membuka atau memulai... more »
  • 26-11-14

    Durung Tekan Titi Ma

    Pepatah ini mendasarkan diri pada pandangan bahwa semua ada saatnya. Semua kehidupan di dunia ini sesuai dengan timing atau waktunya. Pada sisi ini... more »
  • 26-11-14

    Kamus Bahasa Melayu

    Perpustakaan Tembi mengoleksi buku-buku maupun naskah kuno, yang terbuka bagi siapa pun untuk membacanya. Salah satu koleksinya adalah buku berupa... more »
  • 25-11-14

    Anak-anak SD Suryodi

    Anak-anak ini cukup heboh bertanya dan berfoto saat berada di dalam ruang Madyosuro yang menyimpan ikon budaya Jawa, seperti keris, tombak, batik,... more »
  • 25-11-14

    Karte Wardaya, Meluk

    Di usianya yang ke-48 Karte semakin mantap dengan jalan melukis. Ia bisa menjalani profesinya di rumah, mempunyai lebih banyak waktu bergaul dengan... more »
  • 25-11-14

    Puntadewa adalah Keb

    Pada umumnya Puntadewa dianggap tokoh baik, berwatak suci, berbudi halus, sabar, berbelas kasih, setia, tidak mau mengecewakan orang lain, dan tulus... more »
  • 24-11-14

    Diskusi Novel Meja 1

    Setelah diluncurkan dalam acara Sastra Bulan Purnama Senin malam 10 November 2014, novel ‘Meja 17’ karya Irwan Abu Bakar, sastrawan Malaysia,... more »