Mahasiswa Berlatih Wirausaha Lewat Nemukarta
20 Nov 2015Tema kegiatan ini ‘Witing Tresna Jalaran Saka Kuliner’, yang merupakan plesetan pepatah Jawa, 'Witing Tresna Jalaran Saka Kulina'. Mungkin maksud panitia, cinta bukan hanya karena terbiasa tapi juga karena kuliner.
Rasanya tidak berlebihan kalau praktik kewirausahaan semakin dibutuhkan saat ini. Bukan semata karena kondisi ekonomi yang sulit menyediakan lapangan kerja tapi kewirausahaan bisa membentuk kemandirian ekonomi. Jadi semakin banyak pelatihan kewirausahaan semakin bagus. Karena bukan sebatas menambah pengetahuan tapi mengembangkan keberanian, kreativitas, dan keuletan. Program yang dilakukan oleh mahasiswa jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) misalnya.
Sejak tahun 2014, mereka membuat program tahunan yang disebut Nemukarta, singkatan dari Enterpreneur Muda Kota Yogyakarta. Menurut Ketua Panitia Nemukarta #2, Nadia Kaulika, Nemukarta merupakan kegiatan Kapstra Himpunan Mahasiswa Jurusan Fisipol UGM. Kapstra adalah singkatan dari Keluarga Mahasiswa Pembangunan Sosial dan Kesejahateraan, nama baru pada 2011, menggantikan Komatri (Korps Mahasiswa Ilmu Sosiatri). Hal ini terkait dengan perubahan nama jurusan Sosiatri menjadi jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (PSDK).
Nadia menambahkan, Kapstra memberikan media pembelajaran wirausaha dan mengembangkan kemampuan inovasi dan ide kreatif berwirausaha bagi mahasiswa. Dalam program ini, antara lain mereka belajar dan berlatih menjadi event organizer bazar.
Pada tahun ini, mereka menyelenggarakan Nemukarta untuk kedua kalinya di Plaza Ngasem pada akhir Oktober lalu. Temanya, ‘Witing Tresna Jalaran Saka Kuliner’, yang merupakan plesetan pepatah Jawa, 'Witing Tresna Jalaran Saka Kulina'. Mungkin maksud panitia, cinta bukan hanya karena terbiasa tapi juga karena kuliner.
Stan kuliner yang ada cukup beragam. Di satu sisi adalah kuliner tradisional yang menyertakan nama daerahnya, semacam soto Surabaya, tahu gimbal Semarang, klepon Kudus, dan sego abang lombok ijo Gunung Kidul. Ada pula seblak basah khas Sunda yang populer belakangan ini. Kuliner yang melejit di Bandung ini terbuat dari kerupuk yang direbus, dan diberi bumbu bawang, garam, kencur, dan cabe rawit. Di sisi lain adalah kuliner asing populer, seperti es krim, banana frozen, pie, dan mojito (minuman khas Kuba).
Menarik untuk mencermati kreativitas dalam mengolah kuliner sehingga lebih menarik perhatian. Misalnya, batagor (baso tahu goreng) yang berasal dari Bandung. Bedanya, batagor di stan ini dikombinasi dengan saus karamel pedas manis, dengan nama Batagor Caramello. Es krim dalam pot yang sedang ngetren juga tampil di sini. Menggunakan pot asli, bentuk es krimnya menyerupai tanah dan tanaman, malah lengkap dengan cacingnya. Begitu juga kreasi baru, es krim berbentuk kuburan dan nisannya. Es krim bernama ‘kuburan mantan’ ini berupa lajur mirip tanah kuburan berwarna coklat yang ditaburi meses, dengan sendok kayu es krim sebagai nisannya.
Selain kuliner, acara ini diramaikan oleh pentas musik, tari dan stand up comedy yang tampil di panggung terbuka. Panitia juga mengadakan berbagai lomba, seperti lomba makan dan foto. Ada pula aksi sosial donor darah. Atmosfir acara gaya anak muda yang ngepop dan heboh tak bisa dilepaskan dari acara ini.
Acara Nemukarta #2 ini tampaknya lebih berhasil daripada tahun sebelumnya. Menurut Nadia, pada tahun sebelumnya hanya 20 stan yang terlibat, kali ini ada 42 stan. Salah satunya mungkin karena temanya. Pada tahun sebelumnya jenis stannya lebih bersifat umum, kali ini lebih mengutamakan kuliner. Nadia menjelaskan, pilihan pada kuliner karena animo masyarakat terhadap acara kuliner cukup tinggi.
Dengan belajar dari pengalaman pada dua acara Nemukarta ini, kemungkinan konsep dan pelaksanaan Nemukarta #3 akan lebih baik lagi. Yang penting, mahasiswa bisa belajar dan berlatih kewirausahaan secara coba dan salah (trial and error) di lapangan tanpa harus menempuh pendidikan formal ekonomi dan bisnis. Kampus tidak saja menelurkan sarjana tapi juga wirausahawan.
Naskah dan foto: Barata
Berita BUDAYABaca Juga
- 21-11-15
Ngayogjazz 2015 Merepresentasikan Makna Sebuah Keberagaman
Ngayogjazz diselenggarakan pada hari Sabtu Wage, 21 November 2015, di Desa Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.... more » - 20-11-15
Kirab Merti Kali Boyong, Sentilan Terhadap Pembangunan yang Merusak
Merti Kali Boyong ini juga merupakan bagian dari ungkapan kegelisahan masyarakat terhadap pembangunan di Kabupaten Sleman yang mulai merambah... more » - 16-11-15
Peresmian Patung Sapto Hoedojo di Makam Seniman
Untuk mengenang jasa Sapto Hoedojo, tepat pada hari pahlawan, 10 November 2015, di pelataran Giri Sapto, diresmikan patung Sapto Hoedojo. Patung ini... more » - 14-11-15
Tapa Ngali Sebagai Ajakan Untuk Mencintai Sungai
Sebagai awalan dari rencana “merti sungai” oleh warga Dusun Glondong, Kelurahan Pakembinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, yang akan... more » - 14-11-15
Museum Sonobudoyo Ultah ke-80 Gelar Program Sehari Kunjungan Gratis
Bertepatan dengan hari jadi yang ke-80 tahun di bulan November 2015, Museum Negeri Sonobudoyo Yogyakarta mengadakan program kunjungan gratis sehari... more » - 12-11-15
Indonesia Menari 2015 Targetkan Ribuan Peserta
Sukses digelar sejak tahun 2012, Indonesia Menari yang digagas Galeri Indonesia Kaya kembali hadir mengajak masyarakat untuk menari massal dengan... more » - 12-11-15
Merti Tuk Wujud Komitmen Menjaga Sumber Air
Merti Tuk ini dilakukan dengan kirab yang melibatkan hampir semua warga Dusun Ngepring dan Kemiri. Ada pun yang dikirab adalah nasi tumpeng, nasi... more » - 05-11-15
Festival Memedi Sawah 2015 Semakin Meriah
Pada FMS kali ini bentuk memedi sawah, yang umumnya terbuat dari jerami atau sekam padi, semakin bervariasi dan beraneka ragam. Memedi sawah adalah... more » - 03-11-15
Penghargaan Untuk Seniman Dan Pelestari Budaya Bantul
Pada Kamis, 29 Oktober 2015 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul menggelar acara pemberian penghargaan kepada seniman, kelompok seni, dan... more » - 31-10-15
Merti Bumi Kampung Surocolo, Telah Ada Sejak Zaman Diponegoro
Merti Bumi Kampung Surocolo-Gua Jepang, Pundong, Bantul, selalu dilakukan rutin setiap tahun sekali. Acara tersebut umumnya dilaksanakan pada musim... more »
Artikel Terbaru
- 21-11-15
Ngayogjazz 2015 Mere
Ngayogjazz diselenggarakan pada hari Sabtu Wage, 21 November 2015, di Desa Pendowoharjo, Sleman, Yogyakarta, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.... more » - 21-11-15
Pentas Baca Godlob N
SuguhanTeater STEMKA di Pendapa Tembi Rumah Budaya malam itu memukau penonton yang berjubel di seputaran pendapa hingga halaman depan, kanan, dan... more » - 20-11-15
Kirab Merti Kali Boy
Merti Kali Boyong ini juga merupakan bagian dari ungkapan kegelisahan masyarakat terhadap pembangunan di Kabupaten Sleman yang mulai merambah... more » - 20-11-15
Mahasiswa Berlatih W
Tema kegiatan ini ‘Witing Tresna Jalaran Saka Kuliner’, yang merupakan plesetan pepatah Jawa, 'Witing Tresna Jalaran Saka Kulina'. Mungkin maksud... more » - 20-11-15
Bupati Wates Dirawat
Jiwanya tidak tertolong, karena mungkin sakitnya sudah parah sebelum dibawa ke rumah sakit ini. Berita wafatnya bupati Adikarto tersebut terekam di... more » - 19-11-15
Sardono’s Restrospec
Tokoh tari kotemporer Indonesia ini memodernkan tari tradisi dan berhasil mengenalkannya ke dunia internasional. Melalui pagelaran budaya... more » - 19-11-15
Membuka Peninggalan
Buku ini membahas berbagai peninggalan abad VIII-X, perbedaan yang ada antara yang terdapat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, serta lokasi ditemukan... more » - 19-11-15
Cetakan Kue Carabika
Cetakan kue carabikan termasuk alat dapur tradisional masyarakat Jawa yang dipakai terutama jika punya hajatan, seperti pernikahan (mantu), kelahiran... more » - 18-11-15
Sebaran Batu Lumpang
Ada relatif banyak lumpang batu yang ditemukan di Bantul. Sebagian diamankan di Museum Purbakala Pleret, namun sebagian lagi masih tersebar di... more » - 18-11-15
Bibit-bibit baru Pem
Jumlah film yang masuk ke panitia Kompetisi Film Pendek ada 183 buah. Karya-karya tersebut, 70% berasal dari luar Jakarta. Film-film tersebut... more »