Ki Dr Suyanto Menggelar ‘Kuliah’ Melalui Anoman
Author:editorTembi / Date:13-09-2014 / Memang seperti itulah Ki Suyanto. Setiap ada kesempatan, baik di perkuliahan maupun di pegelaran, ia senantiasa menyampaikan kawruh-kawruh pakeliran-pedalangan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai positif kepada anak didiknya, generasi penerus yang bakal menghidupi serta mengembangkan pentas pakeliran di masa mendatang.
Anoman gaya Yogyakarta (kiri), Anoman gaya Solo (tengah),
Anoman gaya Jawa Timur (kanan)
Diawali dengan sebuah tarian, pagelaran wayang kulit purwa gaya Jawa Timuran pun dimulai. Ki Dr Suyanto SKar MA wakil rektor ISI Surakarta dari Gondanglegi, Malang, Jawa Timur, mendapat giliran pentas serial Ramayana pada Jumat 29 Agustus 2014 di PKKH UGM, Yogyakarta, dengan lakon Anoman atau Senggana Duta.
Pada kesempatan tersebut, Ki Suyanto memberikan apresiasi perihal kekayaan dunia pakeliran. Ada tiga jenis Anoman yang malam itu menjadi lakon, yang dihadirkan dalam satu kelir, yaitu wayang Anoman Gaya Yogya, wayang Anoman gaya Solo dan wayang Anoman gaya Jawa Timur. Tidak berhenti di situ, Ki Suyanto yang berperan sebagai dalang, juga memperagakan cara Anoman berperang diiringi keprak atau kecrek dan gamelan dari tiga gaya yang berbeda itu. Dengan demikian penonton dapat melihat dan merasakan perbedaan masing-masing gaya. Tentunya hal tersebut sangat berguna bagi para mahasiswa pedalangan yang menyaksikan pegelaran malam itu, rasanya seperti kuliah umum di luar kampus.
Anoman digoda wanita cantik, Dewi Sayempraba
Memang seperti itulah Ki Suyanto. Setiap ada kesempatan, baik di perkuliahan maupun di pegelaran, ia senantiasa menyampaikan kawruh-kawruh pakeliran-pedalangan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai positif kepada anak didiknya, generasi penerus yang bakal menghidupi serta mengembangkan pentas pakeliran di masa mendatang.
Sejalan dengan harapan Ki Gondo Suharno SSn, ketua Paguyuban Dalang Muda Sukrakasih Yogyakarta, bahwa pentas pakeliran serial Ramayana yang diadakan di PKKH UGM ini memberi kesempatan kepada para pesinden muda, pengrawit muda dan dalang muda untuk mewarisi, menghidupi serta mengembangkan pakeliran wayang purwa.
Menonton pentas pakeliran sama halnya dengan menonton kehidupan di dunia ini. Menurut Ki Suyanto, kelir diibaratkan dunia semesta, warna putih menggambarkan suasana bersih atau kosong tidak ada apa-apa. Pada bagian atas ada langit-langit sebagai simbol dunia atas, sedangkan pada bagian bawah diberi palemahan atau siten, sebagai lambang bumi atau dunia bawah. Di tengah-tengah kelir diberi sebuah lampu yang disebut bléncong, ini merupakan simbol sinar matahari atau sinar kehidupan. Boneka wayang adalah lambang dunia individu atau kosmis, bisa berupa tokoh-tokoh yang menggambarkan karakter manusia, juga tokoh-tokoh yang melukiskan makhluk hidup lainnya.
Pesinden muda yang tampil semarak
Lakon yang dipentaskan dalam pakeliran adalah bayangan perwujudan dari lakon yang ada dalam dunia semesta ini. Tokoh Anoman yang diwisuda sebagai duta raja malam itu, untuk menemui Dewi Sinta yang disekap di Taman Argasoka, negara Alengka, sesungguhnya ingin mengatakan bahwa setiap orang telah diwisuda menjadi “duta raja semesta alam”, untuk membebaskan mahluk yang disekap dan dibelenggu oleh ketamakan dan keangkaramurkaan.
Duta raja adalah sebuah kepercayaan untuk melaksanakan serta menyelesaikan tugas yang diembannya. Diceritakan, setelah diangkat menjadi duta oleh Ramawijaya, Anoman menghadapi berbagai rintangan, baik rintangan dari dalam, maupun rintangan dari luar dirinya.
Pertama-tama rintangan yang dihadapi Anoman adalah sifat iri Anggada adiknya yang menginginkan kedudukan sebagai duta raja. Rintangan kedua adalah perjalanannya saat terbang. Dikarenakan tidak berhati-hati, Anoman jatuh tersandung gunung. Untunglah bahwa gunung tersebut merupakan saudara tunggal Bayu sehingga tidak mencelakainya, bahkan memberi Anoman buah jambu untuk menangkal racun. Rintangan yang ketiga, Anoman digoda wanita cantik, Dewi Sayempraba namanya. Ia adalah salah satu istri Dasamuka yang ditugaskan membunuh Anoman dengan rayuan dan racun.
Dengan keberanian dan keteguhan jiwa serta didasari oleh ketulusan hati, Anoman berhasil melewati segala rintangan itu. Ia berhasil pula menyelundup masuk ke taman Argasoka dan bertemu muka dengan Dewi Sinta, serta memberikan cincin Rama kepada Sinta. Sebagai imbal baliknya, Sinta memberikan tusuk kondenya untuk disampaikan kepada Rama. Sesudah menunaikan tugas pokoknya Anoman sengaja membuat gara-gara dengan melakukan pengerusakan di lingkungan keraton Alengka. Prabu Dasamuka segera mengutus putranya, Indrajit, untuk menangkapnya.
Anoman diangkat sebagai duta oleh Ramawijaya
Dengan belitan ribuan ular, yang muncul dari panah pusaka Nagapasa, Indrajit berhasil menangkap Anoman. Dalam keadaan terikat, Anoman dibakar hidup-hidup di tengah Alun-alun Alengka. Pada saat itulah, Anoman justru berhasil meloloskan diri sembari menyebarkan api yang menempel pada bulunya, ke berbagai penjuru kota.
Terbakarnya Kota Alengka dapat dimaknai sebagai upaya pemurnian nafsu tamak dan angkara yang bercokol di dalam hati penghuni Alengka. Ibarat emas yang dibakar di perapian, akan memunculkan emas murni kuning kemilau, di tengah-tengah kerak tanah dan batu yang kotor.
Kota Alengka sudah dibakar oleh Anoman, duta Ramawijaya. Akankah hal tersebut menjadikan Dasamuka dan pengikutnya bersih dari kerak dosa dan ketamakan, serta memunculkan kerendahan hati dan keluhuran budi seperti kilauan emas murni?.
Keberhasilan Anoman dalam menjalankan tugasnya sebagai duta raja, adalah keberhasilan setiap orang, yang mau menjalani laku seperti Anoman, yaitu jujur dan tulus dalam mengabdi, teguh dan berani dalam bertindak.
Naskah dan foto: Herjaka HS
Berita budayaLatest News
- 22-09-14
Antologi Puisi Sastr
Setiap bulan tajuk dari Sastra Bulan Purnama, yang sering disingkat SBP berganti-ganti, misalnya, ‘Lima Penyair Tiga Kota Membaca Puisi’, karena... more » - 22-09-14
Gapura Padureksa Lam
Gapura yang menghubungan antarruang atau antarkompleks bangunan di kawasan itu semuanya bergaya gapura padureksa, yakni gapura yang pada bagian... more » - 22-09-14
Inventarisasi Perlin
Judul : Inventarisasi Perlindungan Karya Budaya. Seni Ukir Kayu Jepara Penulis : Dr. Widya Nayati, M.A. Penerbit : BPNB + PSK UGM... more » - 20-09-14
Denmas Bekel 20 Sept
more » - 20-09-14
Pesona Bahasa Nusant
Judul : Pesona Bahasa Nusantara Menjelang Abad ke -21 Penyusun : Parakitri T. Simbolon Penerbit : PMB-LIPI, KPG & The Ford... more » - 20-09-14
Orang Jumat Pon Hati
Gaya bicara orang Jumat Pon menyenangkan. Hatinya baik, tidak mempunyai nafsu jahat, kuat untuk menahan tidur, cepat mencapai sejahtera lahir batin,... more » - 19-09-14
Kirab Ki Ageng Tungg
Dapat dipastikan bahwa upacara tersebut dilaksanakan pada setiap habis masa panen rendhengan atau panen raya di akhir musim penghujan yang biasanya... more » - 19-09-14
Malam Ini Landung Si
Berbeda dengan pembacaan-pembacaan Diponegoro oleh Landung sebelumnya, kali ini episode yang diangkat adalah sejak lahir hingga kematian pangeran... more » - 19-09-14
Sajian Lagu-lagu The
Musik The Beatles dihadirkan berbeda oleh Anime String Orchestra dengan konduktor Haryo “Yose” Soejoto. Musik-musik The Beatles, yang digubah oleh... more » - 18-09-14
Mengungkap Keprihati
Ada cukup banyak keprihatinan berkaitan dengan kehidupan sastra Jawa yang sepertinya hidup segan mati tak mau. Kondisi demikian sesungguhnya juga... more »