Diskusi Buku Demokreatif di Atma Jaya Yogya
Author:editorTembi / Date:06-11-2014 / Hari Prast dan Yogi Adhitrisna menyampaikan kisah kreatifnya dalam merespon iklan-iklan pemilu. Bagi keduanya, iklan-iklan yang disampaikan tidak memberi informasi yang baru dan pesannya tidak jelas, kecuali malah instruksi untuk memilih. Iklan-iklan seperti ini tidak menyadarkan orang.
demokreatif
Buku yang diberi judul “demokreatif’, merupakan plesetan dari kata demokrasi, menyajikan proses kreatif atas respon pesta demokrasi pemilihan presiden beberapa waktu lalu. Hari Prast, Yoga Adhitrisna dan Satriyo Wibowo, secara kreatif menyajikan visual Joko Widodo dan disebar nelalui jejaring sosial.
Diskusi membahas buku tersebut diselenggarakan di lobi perpustakaan Universitas Atma Jaya, jalan Babarsari Yogya, Kamis siang 30 Oktober 2014 dengan narasumber Hari Prast dan Yoga Adhitrisna, keduanya penulis buku dan pembahas, Dedi Purwadi, peneliti dari Lembaga Penelitian dan Penerbitan Pers (LP3Y), Yogyakarta. Bertindak sebagai moderator Kunharibowo, pengajar prodi Sosiologi Fisip Atma Jaya.
Hari Prast dan Yogi Adhitrisna menyampaikan kisah kreatifnya dalam merespon iklan-iklan pemilu. Bagi keduanya, iklan-iklan yang disampaikan tidak memberi informasi yang baru dan pesannya tidak jelas, kecuali malah instruksi untuk memilih. Iklan-iklan seperti ini tidak menyadarkan orang.
“Kebanyakan iklan-iklan kampanye berkutat pada what, how belum merujuk pada why, padahal untuk menggugah orang, iklan penting sekali mengeksplor why,” kata Yoga.
Yoga dan Hari Prast saling mengisi dan menerjemahkan, Hari Prast pada visual dan Yoga pada gagasan dan teks. Keduanya terus berdiskusi, dan tentu dengan orang lain juga untuk mewujudkan iklan kampanye yang kultural dan bersifat probono.
“Yang saya maksud probono adalah gratis. Semua yang saya lakukan dan melibatkan orang lain, semuanya bersifat probono,” ujar Hari Prast.
“Yang saya maksud probono adalah gratis. Semua yang saya lakukan dan melibatkan orang lain, semuanya bersifat probono,” ujar Hari Prast.
“Karena itu, bagi saya cara kerja yang mereka lakukan adalah cara kerja wartawan,” kata Dedi Purwadi.
Kunharibowo, moderator, tiga narasumber: Dedi Purwadi,
Yoga Adhitrisna dan Hari Prast
Karya-karya Hari Prast dan Yoga Adhitrisna mencoba menyajikan pesta demokrasi dengan cara meyenangkan. Karena kata pesta identik dengan suasana menyenangkan, penuh kegembiraan. Bukan malah sebaliknya penuh caci maki. Selama ini, pesta demokrasi tak bisa menghindarkan dari situasi yang menegangkan, dan kedua penulis ini melihat dan merasakan situasi seperti itu.
Keduanya menyajikan kisah-kisah iklan, terutama iklan Jokowi dalam kisah yang menyengkankan sekaligus kultural, sehingga kisah blusukan Jokowi, yang merupakan nilai lebih dari dia merupakan ikon yang menarik, dan beberapa kisah mengenai blusukan Jokowi dijadikan sebagai narasi.
Naskah dan foto: Ons Untoro
Berita budayaLatest News
- 15-11-14
Prajurit Keraton Kas
Kini jumlah prajurit di Keraton Yogyakarta kira-kira hanya sekitar 700 orang. Pimpinan dari keseluruhan prajurit yang ada disebut dengan nama... more » - 15-11-14
Orang Selasa Legi Pa
Orang kelahiran Selasa Legi, 18 November 2014, punya watak: kurang dapat merasakan kententraman hidup, karena hatinya panas, agak dengki, selalu... more » - 15-11-14
Puisi Penyair Malays
Puisi dalam buku tersebut dibacakan beberapa penyair dari Yogya, seperti Bambang Eka, Slamet Riyadi Sabrawi, Ida Fitri, Savitri Damayanti, Umi Kulsum... more » - 15-11-14
Macapatan Massal Ke-
Peserta macapatan massal berasal dari 4 kabupaten dan 1 kota di wilayah DIY. Masing-masing kota dan kabupaten mewakilkan sekitar 60 peserta yang... more » - 14-11-14
Jodangan Dusun Srung
Penyelenggaraan merti dusun yang dinamakan Merti Dusun Jodangan Dusun Srunggo ini dilaksanakan pada hari Minggu Pahing di bulan Jawa, Sura atau jika... more » - 14-11-14
Membahas Realisasi G
Yogyasiana tidak mungkin dapat dikerjakan oleh BPAD sendiri. Sangat dibutuhkan peran serta masyarakat luas untuk terus melengkapi dan... more » - 14-11-14
Pasinaon Basa Jawa K
Kata adus ’mandi’ digunakan dalam bahasa Ngoko (kasar). Demikian pula untuk berbahasa sopan bagi diri pribadi juga menggunakan kata adus ’mandi’,... more » - 13-11-14
Promo Indonesia Mena
Para penari yang terdiri dari peserta pemilihan Abang None Jakarta dan siswa dari sejumlah sanggar tari Jakarta tersebut sedang mempromosikan acara “... more » - 13-11-14
Museum Tembi Punya D
Semasa Kerajaan Kasultanan Yogyakarta berdiri dan mempunyai kekuasaan otonomi, maka daerah ini memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dengan... more » - 13-11-14
Kisah Kelahiran Rama
Buku keluaran tahun 1964 dalam bahasa Jawa ini mengisahkan tentang kelahiran dan perjalanan hidup Rama, yang diambil dari epik Ramayana. Judul :... more »