Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Utara
Author:editorTembi / Date:05-06-2014 /
Judul : Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sumatera Utara
Editor : Anhar Gonggong, Sutrisno Kutoyo
Penerbit : Depdikbud, 1977/1978, Jakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xi + 78
Buku ini berisi tentang keadaan masyarakat Sumatera Utara masa penjajahan Belanda dan Jepang. Misalnya berbagai perubahan dalam masyarakat akibat masuknya nilai-nilai baru, juga berbagai organisasi yang muncul dan bentuk perlawanan yang terjadi terhadap kaum penjajah dan lain-lain.
Pada abad XIX terjadi perubahan penting dalam susunan pemerintahan Sumatera Utara sebagai akibat masuknya Belanda. Belanda berhasil memegang kekuasan kemudian menempatkan pemerintahan tradisional di bawah pemerintahan Kolonial Belanda.
Perubahan lain adalah di bidang pendidikan, yaitu pendidikan “modern” yang didirikan oleh pemerintah Kolonial Belanda dan kaum misionaris Kristen. Juga perubahan di bidang perekonomian dengan adanya perkebunan-perkebunan yang memunculkan pekerja buruh atau kuli.
Secara umum, masyarakat Sumatera Utara pada masa tersebut terbagi menjadi tiga. Pertama, golongan rakyat jelata seperti petani miskin, kuli kebun, dan nelayan kecil. Mereka cenderung bodoh dan apatis. Kedua, golongan orang-orang yang secara turun temurun secara tradisional memerintah/memegang kekuasaaan, yaitu para bangsawan. Ketiga, golongan petani maju, pedagang, intelektual dan pemimpin agama.
Golongan ketiga inilah yang melahirkan tokoh-tokoh pergerakan, yang menentang penjajahan. Dari tangan-tangan mereka lahir berbagai bentuk organisasi untuk mendidik dan memajukan kaum pribumi, misalnya Budi Utomo, Syarikat Islam, Taman Siswa dan lain-lain. Organisasi-organisasi ini memunculkan kesadaran untuk menuntut kemerdekaan, karena penjajahan bertentangan dengan hak asasi manusia.
Buku ini berisi tentang keadaan masyarakat Sumatera Utara masa penjajahan Belanda dan Jepang. Misalnya berbagai perubahan dalam masyarakat akibat masuknya nilai-nilai baru, juga berbagai organisasi yang muncul dan bentuk perlawanan yang terjadi terhadap kaum penjajah dan lain-lain.
Baca yuk ..!
M. Kusalamani
Bale Dokumentasi Resensi BukuLatest News
- 07-06-14
Patung Prajurit Pata
Kesatuan/bregada prajurit ini mula-mula dibentuk pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana I (1755-1792). Jumlah personilnya 40 orang. Oleh... more » - 07-06-14
Hari Keberuntungan O
Bencana bagi orang Wuku Mandasiya adalah terkena senjata tajam dan kebakaran. Agar terhindar dari marabahaya, orang wuku Mandasiya perlu membuat sega... more » - 07-06-14
Wajah Baru Museum Ko
Suasana Museum PWI yang menempati satu kompleks dengan Balai Srikandi ini, sekarang tampak begitu bagus, asri, dan nyaman. Pintu masuk menghadap ke... more » - 07-06-14
Rakyat Jawa Timur Me
Judul : Rakyat Jawa Timur Mempertahankan Kemerdekaan. Jilid 1 Penulis : Dra. Irna H.N. Hadi Soewito Penerbit : Grasindo, 1994,... more » - 06-06-14
Puro Pakualaman Yogy
Setiap hari Minggu pekan ke-2 dan ke-4 dalam sebulan, di halaman Sewandanan Puro Pakualaman Yogyakarta, yang berlokasi di Jalan Sultan Agung, selalu... more » - 06-06-14
Nola Be3 Turunkan Ba
Penyanyi Be3, Riafinola Ifanisasi alias Nola tak pernah dengan sengaja mengarahkan putrinya, Naura, untuk serius di dunia tarik suara. Bakat itu... more » - 06-06-14
Salah Satu Pramuka I
Pramuka-pramuka kecil ini memang sengaja diajak ke Tembi supaya pengetahuan mereka semakin lengkap. Bukan hanya soal belajar sandi, baris-berbaris,... more » - 06-06-14
Yen Pinuju Bungah El
Pepatah ini mengajarkan bahwa kehidupan manusia bisa dipastikan selalu diikuti oleh dua hal yang sifatnya seperti bertentangan, namun keduanya... more » - 05-06-14
Menjelajah Majapahit
Tak perlu pergi jauh ke Rijks Museum di Amsterdam untuk melihat arca Maharesi Agastya, di Indonesia kita bisa melihatnya dengan simulasi virtual yang... more » - 05-06-14
Monolog ‘Jual Ubat’
Pertunjukannya sarat kritik sosial, dan permainannya bersahaja, tetapi terlihat dia memiliki kemampuan keaktoran. Khalid sedang melakukan penyadaran... more »