Pulung Gantung. Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul
Author:editorTembi / Date:05-07-2014 /
Judul : Pulung Gantung. Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul
Penulis : Darmaningtyas
Penerbit : Salwa, 2002, Yogyakarta
Bahasa : Indonesia
Jumlah halaman : xliv + 470
Pulung gantung adalah tanda dari langit. Bentuknya cahaya berekor, kemerah-merahan agak kuning dengan semburat biru, yang jatuh dengan cepat menuju atau seolah-olah menuju rumah atau dekat rumah si “korban”. Dengan adanya tanda tersebut peristiwa bunuh diri oleh masyarakat diterima sebagai suratan nasib (pepesthen).
Bunuh diri adalah peristiwa seseorang mengakhiri hidupnya sendiri. Banyak cara dan alasan yang dipakai untuk bunuh diri. Kabupaten Gunungkidul adalah wilayah yang (pernah) mempunyai angka bunuh diri cukup tinggi.
Di Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, apabila terjadi peristiwa bunuh diri, masyarakat biasanya mengaitkannya dengan pulung gantung. Suatu istilah untuk membenarkan tindakan bunuh diri dengan cara menggantung.
Pulung gantung adalah tanda dari langit. Bentuknya cahaya berekor, kemerah-merahan agak kuning dengan semburat biru, yang jatuh dengan cepat menuju atau seolah-olah menuju rumah atau dekat rumah si “korban”. Dengan adanya tanda tersebut peristiwa bunuh diri oleh masyarakat diterima sebagai suratan nasib (pepesthen). Sehingga bunuh diri ala pulung gantung dapat diartikan didikte oleh kuasa alam.
Penulis buku ini (Darmaningtyas) membuktikan bahwa pulung gantung hanyalah mitos dan gejala alami biasa, yang baru memiliki makna setelah terjadinya peristiwa (post factum). Sebenarnya penyebab utama bunuh diri di Gunungkidul adalah tekanan sosial-ekonomi yang dianggap sangat berat. Akibat tidak kuat menanggung beban ini, bunuh diri dianggap tindakan yang paling tepat.
Gunungkidul adalah wilayah perbukitan kapur yang relatif kurang subur. Pada musim kemarau air sulit didapat. Dari data yang diungkap oleh penulis buku ini, pelaku bunuh diri kebanyakan berasal dari golongan rendah (baik ekonomi maupun pendidikan), orang yang tidak jelas asal-usulnya (kabur kanginan), mempunyai penyakit tidak sembuh-sembuh serta tidak mempunyai pekerjaan yang memadai untuk kelangsungan hidupnya.
Untuk mencegah agar peristiwa tragis tersebut tidak terjadi lagi, penulis menyarankan dilakukan pendekatan secara religius, dan yang tidak kalah pentingya adalah pemberdayaan secara ekonomi dan sosial.
Baca yuk ..!
M. Kusalamani
Bale Dokumentasi Resensi BukuLatest News
- 08-07-14
Jeans Khusus Pengend
Wrangler, brand denim legendaris sejak tahun 1904 dari Amerika Serikat, meluncurkan produk inovasi terbaru berupa koleksi Wrangler Denim Performance... more » - 08-07-14
Ketika Yaksa Agus be
Yaksa mengibaratkan pamerannya seperti orang berjualan bakso pada saat ada keramaian pertunjukan wayang. “Kalau orang Jawa bilang, ‘nunut kamulyan’ (... more » - 08-07-14
Maslihar “Panjul” Be
Pameran ‘Janur Gunung’ adalah pameran tunggal pertama Maslihar. Pameran yang akhirnya terwujud berkat kegigihan dirinya dan dukungan teman-temannya.... more » - 08-07-14
Museum Sarawak Pajan
Museum Sarawak banyak menyuguhkan informasi mengenai Suku Dayak di Serawak, replika rumah Suku Iban dan Suku Bedayuh. Ada juga koleksi ragam... more » - 07-07-14
Dua Pasang Capres-ca
Yang unik dalam perhitungan kosmologi Jawa baik capres maupun cawapres memiliki hari pasaran atau neptu sama. Dengan kata lain masing-masing memiliki... more » - 07-07-14
Denmas Bekel 7 Juli
more » - 07-07-14
Lahirnya Ramawijaya,
Melalui pegelaran serial Ramayana episode Rama lahir ini, ada sebuah nilai kehidupan yang ditawarkan. Kelahiran Rama yang kemudian mengemban tugas... more » - 07-07-14
Rainforest Music Fes
Kelompok musik dari Padang, Sumatera Barat menjadi penampil pertama di panggung Theater Stage SCV Auditorium Rainforest Music Festival 2014 di hari... more » - 05-07-14
Pulung Gantung. Meny
Judul : Pulung Gantung. Menyingkap Tragedi Bunuh Diri di Gunungkidul Penulis : Darmaningtyas Penerbit : Salwa, 2002, Yogyakarta... more » - 05-07-14
Orang Wuku Marakeh S
Dewa yang menaungi Wuku Marakeh adalah Batara Surenggana, yang tajam ingatannya, berani menghadapi kesulitan. Ia ramah dalam pergaulan. Bencana... more »