Gudeg Mercon Asem Gede, yang Meledak-ledak di Mulut
26 Apr 2014 Bu Tinah ingin membuat terobosan baru. Jadilah ia memadukan gudeg konvensional (basah) dengan Oseng-oseng Mercon, yang berupa oseng-oseng kikil dan tempe dengan cabai yang luar biasa banyak sehingga terasa sangat pedas dan meledak-ledak di mulut seperti mercon.
Detail tampilan Gudeg Mercon Bu Tinah
Gudeg seperti yang telah umum dikenal mungkin bukan merupakan kuliner yang aneh. Namun Gudeg Mercon mungkin merupakan sesuatu yang unik. Gudeg Mercon dapat ditemukan di Jl Asem Gede, Jetis, Yogyakarta. Gudeg ini dikelola oleh Ibu Ngatinah (55) yang populer dengan sebutan Bu Tinah. Gudeg Mercon merupakan gudeg lesehan yang mulai buka pukul 20.00 WIB. Warung Gudeg Mercon ini terletakan persis di seberang jalan sisi utara dari Gudeg Bu Djuminten.
Menurut Resy, putri Bu Tinah yang mendampingi Bu Tinah dalam kesehariannya, mereka sengaja membuat Gudeg Mercon karena telah begitu banyak gudeg konvensional di Yogya. Bu Tinah ingin membuat terobosan baru. Jadilah ia memadukan gudeg konvensional (basah) dengan Oseng-oseng Mercon, yang berupa oseng-oseng kikil dan tempe dengan cabai yang luar biasa banyak sehingga terasa sangat pedas dan meledak-ledak di mulut seperti mercon.
Bukan hanya itu, Bu Tinah juga memadukan gudeg produksinya dengan sate dan tempe mendoan. Memang sate dan tempe mendoan ini sifatnya bebas. Artinya, konsumen boleh menambahkan atau tidak dalam menu utama gudegnya.
Tampilan Warung Gudeg Mercon Bu Tinah
Bagi Tembi hal yang disajikan dalam Warung Gudeg Mercon Bu Tinah ini memang menantang. Di samping kurang lazim, sensasi rasa dan tampilannya tentu juga kurang umum sebagai gudeg biasa. Untuk itu Tembi mencoba Gudeg Mercon dengan oseng-oseng mercon, suwiran, telur, tahu, krecek, dan satu tusuk sate ayam.
Gudeg Mercon memang beda dengan gudeg pada umumnya. Sensasi ledakan merconnya yang pedas memang terasa seperti memporakporandakan syaraf dalam mulut. Pada galibnya Gudeg Mercon terasa lebih ringan daripada gudeg konvensional. Selain itu, rasa manis yang nyamleng (sempurna) dari gudeg konvensional tidak didapatkan dalam Gudeg Mercon.
Rasa manis Gudeg Mercon terintimidasi oleh pedas mercon, dan takaran gula jawa yang memang sengaja dikurangi. Kuah areh (santan)-nya pun terasa lebih ringan. Gudeg Mercon yang ditambah setusuk sate ayam dalam irisan relatif besar ternyata bisa juga nyambung dalam keseluruhan komposisi rasanya. Sungguh beda dengan gudeg konvensional.
Untuk Gudeg Mercon dengan komposisi gudeg, tahu, telur, krecek, oseng-oseng mercon, dan satu tusuk sate ayam dibanderol dengan harga 23 ribu rupiah. Teh panas dihargai 2 ribu rupiah.
Bu Tinah sedang melayani pelanggan
Rata-rata dalam sehari warung ini mampu menghabiskan 6 ekor ayam. Itu belum dihitung berapa kilo (butir) telur, rempela ati, berapa tusuk sate, tahu dan tempe, krecek, dan sebagainya.
Seperti umumnya lesehan model kaki lima, penikmat Gudeg Mercon dipersilakan bersantap beralaskan tikar yang digelar di atas trotoar. Penerangan untuk tempat makan mengandalkan nyala lampu jalan dan lampu emperan toko. Dalam hembusan angin malam dan langit terbuka Gudeg Mercon memberikan pengalaman dan sensasi tersendiri. Bagi yang ingin mencicip Gudeg Mercon diharap punya cukup kesabaran mengingat antrenya sering relatif banyak.
Menurut Resy Gudeg Mercon ternyata telah buka sejak tahun 1992. Jadi sudah cukup lama juga malang-melintang di dunia pergudegan dengan style dan taste yang berbeda dengan mainstream pergudegan pada umumnya.
Makan yuk ..!
Naskah dan foto: A. Sartono
KULINERBaca Juga
- 12-03-16
Bubur Koyor Srikandi nan Klop
Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more » - 05-03-16
Soto Betawi Bang H Pitung, Soto Khas Jakarta di Kota Yogyakarta
Saat ini tidak lagi sulit untuk dapat menikmati soto betawi, makanan khas Jakarta, di Yogyakarta. Salah satu tempat untuk menikmati makanan itu... more » - 27-02-16
Mie Ayam Grabyas Rarasati
Mie ayam tergolong salah satu menu terpopuler di negeri kita. Ada satu menu mie ayam yang agak unik, namanya mie ayam grabyas. Dulu istilah... more » - 20-02-16
Es Gosrok Jadul yang Murah Menyegarkan
Namanya es gosrok karena cara membuatnya dengan menggosokkan (gosrok) es maju mundur melewati sebilah besi tajam. Dengan komposisi sederhana... more » - 06-02-16
Nasi kuning Muna di Pasar Pathuk
Salah satu menu yang menggoda untuk disantap pada pagi hari adalah nasi kuning. Namun mencari rasa nasi kuning yang ‘nyantol’ di lidah tidak gampang... more » - 03-02-16
Merem Melek Menikmati Mie Yamin Bandung di Yogyakarta
Jika Anda belanja di Pasar Pathuk, Yogyakarta, pada pagi hari, jangan lupa untuk memanjakan lidah di warung mie di sisi selatan pasar. Warung... more » - 07-11-15
Ragusa Es Italia Yang Tak Termakan Waktu
Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini... more » - 09-10-15
Bubur Kepiting Hokie Yang Tak Pernah Sepi Pengunjung
Agar tetap mendapatkan kualitas kepiting yang terbaik, sampai sekarang kepiting didatangkan langsung dari Tarakan, Kalimantan Utara. Rasa khas... more » - 19-09-15
Nasi Goreng Mafia, Sangar Seperti Namanya
Ada beragam menu yang disajikan. Semua dengan nama berbau mafia. Nama-nama sangar ini sekaligus mencitrakan kesan menyengat, pedas, atau panas yang... more » - 12-09-15
Gudeg pertama di Wijilan, Bu Slamet
Soal rasa, gudeg Bu Slamet sangat layak dipuji. Kental dan ‘medok’. Mulai dari gudeg, areh, krecek sampai telur pindang dan ayamnya, semuanya memikat... more »
Artikel Terbaru
- 26-03-16
Masuk Mangsa Kasepul
Pranatamangsa masuk mangsa Kasepuluh (10), umurnya 24 hari, mulai 26 Maret s/d 18 April. Musim padi tua, burung-burung sedang membuat sarang. Ternak-... more » - 26-03-16
Hujan Membasahi Bula
Hujan deras sejak siang sampai malam hari mengisi Yogyakarta, sehingga Sastra Bulan Purnama edisi ke-54, Rabu malam, 23 Maret 2016 di Tembi Rumah... more » - 26-03-16
Mulat Sarira Nagri P
Pematung Indonesia yang dikenal lewat mahakaryanya Patung Garuda Wisnu Kencana, Bali; I Nyoman Nuarta menggelar acara Mulat Sarira Nagri Parahyangan... more » - 24-03-16
Irama Tjitra Pernah
Pada Jumat, 18 Maret 2016 di Pendapa Wiyatapraja Kepatihan Danurejan Yogyakarta ditampilkan dua jenis tarian, yakni Tari Bedaya Menak dan Tari Klana... more » - 24-03-16
Candu di Jawa pada A
Berikut ini adalah foto tempat penjualan candu (opium) dan beberapa aktivitas menikmati candu di Jawa. Khusus untuk bangunan (rumah) penjualan candu... more » - 23-03-16
Macapat Malam Rabu P
Malam itu, Malam Bulan Purnama. Kangjeng Adipati Wirasaba mengadakan syukuran besar guna memenuhi ‘nadar’ yang pernah diucapkan. Jika istrinya dapat... more » - 23-03-16
Kapel Santo Petrus K
Kapel Santo Petrus Kuroboyo secara administratif terletak di Dusun Kuroboyo, Kelurahan Caturharjo, Kecamatan Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah... more » - 22-03-16
Ajaran Luhur dalam S
Pendidikan budi pekerti bagi masyarakat Jawa menjadi hal yang penting dan diprioritaskan. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya serat Jawa dan buku... more » - 22-03-16
Berekspresi dan Bere
Bagi anak-anak, musik merupakan hal yang sangat melekat dan identik dengan keceriaan. Tak sedikit orangtua yang memperkenalkan musik sejak dini,... more » - 21-03-16
Pergantian Pengurus
Pergelaran wayang kulit semalam suntuk hasil kerja bareng Tembi Rumah Budaya dengan paguyuban dalang muda Sukra Kasih kembali dilakukan pada hari... more »