Jokowi Nyaur Utang

Author:editorTembi / Date:18-10-2014 / Dengan mengacungkan kedua ibu jarinya sebagai pertanda amat bagus, Semar bersama kawula Sapta arga (tujuh gunung), berdiri di barisan paling depan untuk menyambut presiden pilihannya Jokowi. Semar optimis bahwa Jokowi mampu menjalankan pedati yang ditarik oleh dua kerbau.

Pelantikan Jokowi-JK, foto: Lukisan Herjaka
Nyaur Utang, cat minyak pada kanvas 90cm x 140cm 
lukisan karya Herjaka HS tahun 2014

Pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla sebagai presiden dan wakil presiden 2014-2019 dilaksanakan pada hari Senin Paing 20 Oktober 2014 atau tanggal 25 Besar 1947 Alip. Kawula Indonesia berharap agar presiden serta wakil presiden yang dipilihnya mampu mengantarkan bangsa Indonesia ke dalam keadaan yang lebih baik dalam segala bidang. Semar sebagai ‘pamomong’ sepanjang zaman atas nama rakyat Indonesia, mulai 20 Oktober 2014 sampai dengan lima tahun ke depan telah memercayakan terwujudnya harapan rakyat kepada pasangan Jokowi-JK.

Selama ini Semar prihatin melihat yang di-emong-nya, dalam hal ini kawula Indonesia, selalu saja diingkari oleh pemimpin-pemimpin mereka. Janji-janji yang diucapkan hanyalah tinggal janji, tidak pernah ditepati. Sehingga dengan demikian para pemimpin tersebut telah menumpuk utang janji kepada kawulanya.

Janji ingin menyejahterakan rakyat, tapi nyatanya pengangguran dan kemiskinan meningkat. Janji berlaku adil, nyatanya rakyat tidak mendapatkan keadilan tetapi malah mendapatkan ‘pengadilan’ dikalahkan dan disalahkan. Janji akan bersikap jujur, wong nyatanya korupsi merajalela. Janji akan ‘nguwongke’, memanusiakan manusia, yang terjadi adalah memanipulasi manusia. Itulah tumpukan utang yang diwariskan oleh sebagian besar pemimpin bangsa terdahulu.

Dengan mengacungkan kedua ibu jarinya sebagai pertanda amat bagus, Semar bersama kawula Sapta arga (tujuh gunung), berdiri di barisan paling depan untuk menyambut presiden pilihannya Jokowi. Semar optimis bahwa Jokowi mampu menjalankan pedati yang ditarik oleh dua kerbau. Kerbau hitam kemerahan menggambarkan kekuatan bekerja keras. Kerbau bule atau putih sebagai ‘tolak bala’ menjauhkan diri dari segala mara bahaya. Sementara itu sepasang ‘banyak’ atau angsa yang ada di depan menggambarkan kepekaan serta kewaspadaan. Sedangkan di belakang ada pengawal wanita yang membawa serta anjingnya merupakan lambang kesetiaan.

Di depan sana kawula sudah menanti bahwasannya roda pedati yang dijalankan oleh Jokowi tanpa mengenal lelah, dibarengi kepekaan rasa, mau mendengar, serta bersikap waspada. Juga kesetiaannya kepada janji yang diucapkan pada sumpah pelantikan, niscaya pedati akan berjalan selamat sembari membawa kantong ajaib berisi janji-janji yang akan direalisasikan, serta membawa tumpukan padi hasil dari bumi Nusantara yang subur. Semuanya itu akan dikembalikan, ‘disaurke’, kepada rakyat yang menjadi haknya.

Babak baru sedang dimulai, di pundak Jokowi-JK ada beban yang tidak ringan, yaitu nyaur utang yang ditinggalkan pemimpin-pemimpin sebelumnya. Oleh karenanya Semar mengajak seluruh kawula yang diemongnya bergotong-royong, ‘sahiyeg saeka kapti’ membantu pemerintahan baru, mengingatkan jika memasuki jalan keliru. Sembari mendaraskan doa dan mantra bagi keselamatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Herjaka HS

Berita budaya

Latest News

  • 08-11-14

    Home, Ruang Kreasi I

    Dalam konteks karya Wayan, Home bukan hanya rumah tinggal, tetapi merupakan suatu ruang yang saling terpisah, tetapi masing-masing memberi energi... more »
  • 08-11-14

    Rica-rica Banyak nan

    Kenikmatan Rica-rica Banyak menjadi lebih sempurna jika dilengkapi minuman yang juga dilansir WD Pulo Segaran pada bulan November ini, yakni Es... more »
  • 08-11-14

    Watak Orang Berdasar

    Orang kelahiran Rabu Kliwon, 12 November 201 punya berkemauan keras, teguh pendiriannya, sangat hati-hati, cukup rezekinya, sejahtera, pandai... more »
  • 08-11-14

    Dira Sugandi Dalami

    Nama Dira Sugandi di kancah musik jazz patut dibanggakan. Karena suaranya yang mengagumkan ia sempat berbagi panggung dengan Incognito, kelompok... more »
  • 07-11-14

    Rumah Budaya Babaran

    Jika RUU ini disahkan DPR maka tidak mustahil kebudayaan akan dikerdilkan dan nyaris tak memiliki nilai. Tidak mendaulatkan kebudayaan itu sendiri... more »
  • 07-11-14

    Lauching Novel dan P

    Dua karya sastra berupa novel berjudul “Meja 17” dan antologi puisi ‘Peneroka Malam’, keduanya karya Irwan Abu Bakar, sastrawan dari Malaysia akan... more »
  • 07-11-14

    Kaya Pandung Entuk B

    Peribahasa atau pepatah tersebut sebenarnya ingin menggambarkan tentang maksud buruk seseorang yang kemudian mendapatkan dukungan/sokongan, cara,... more »
  • 06-11-14

    Akhir Festival Ketop

    Festival ketoprak antarkecamatan kota Yogyakarta ini memang bertujuan untuk memberdayakan warga kota Yogyakarta dalam hal ketoprak karena ketoprak... more »
  • 06-11-14

    Diskusi Buku Demokre

    Hari Prast dan Yogi Adhitrisna menyampaikan kisah kreatifnya dalam merespon iklan-iklan pemilu. Bagi keduanya, iklan-iklan yang disampaikan tidak... more »
  • 05-11-14

    Kisah Arca-arca Peru

    Dengan membaca buku ini, kita akan mengetahui lebih jauh tentang arca-arca perunggu koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.... more »