Bangunan Antik Bergaya Gothic di Kampung Sayidan
Author:editorTembi / Date:05-07-2014 / Bangunan bergaya Gothic yang sering disangkakan sebagai gereja itu kosong alias tidak dihuni. Untuk dapat memasuki rumah unik ini juga tidak mungkin dilakukan karena memang tidak ada orang yang diberi tanggung jawab untuk menunggu, merawat, atau mengelolanya.
Salah satu menara dengan patung
Yesus Kristus di Rumah Gothic Sayidan
Di Jalan Brigjen Katamso, di wilayah Kampung Sayidan Yogyakarta, ada sebuah bangunan yang cukup unik. Bangunan tersebut tampak menjulang dan kelihatan menonjol daripada bangunan di sekelilingnya.
Orang sering menduga bahwa bangunan tersebut adalah sebuah gereja. Salah duga ini kemungkinan besar karena bangunan tersebut memiliki menara-menara lancip yang di ujungnya dihiasi dengan salib. Selain itu, pada bagian depan atas bangunan itu terdapat sebuah patung Yesus Kristus dengan posisi berdiri dan mengangsurkan tangan seperti sikap memberkati atau mengajak.
Rumah Gothic Sayidan dilihat dari sisi timur-utara
Bangunan bergaya Gothic yang sering disangkakan sebagai gereja itu kosong alias tidak dihuni. Untuk dapat memasuki rumah unik ini juga tidak mungkin dilakukan karena memang tidak ada orang yang diberi tanggung jawab untuk menunggu, merawat, atau mengelolanya.
Untuk menuju lokasi yang dimaksud orang bisa memutari Pasar Sayidan di Jl Lobaningratan. Bisa juga dilakukan dengan mengikuti Jl Brigjen Katamso dari arah utara (Kelenteng Fuk Ling Miao) ke selatan. Setelah ketemu traffic light ambil arah ke kiri masuk Kampung Sayidan atau masuk Gang Belimbing. Rumah bergaya Gothic tersebut terletak di Kampung Sayidan RT 04/ RW 10, Gondomanan, Yogyakarta. Sering pula hanya dituliskan Sayidan GM I/I.
Mungkin rumah yang di ambang salah satu pintunya memiliki papan nama bertuliskan Ullen Sentalu ini memang merupakan satu-satunya rumah di Yogyakarta yang bergaya Gothic. Disebut demikian karena rumah ini memang menonjolkan gaya Gothic. Gaya itu dapat dilihat dari vertikalisime konstruksi bangunan. Gaya vertikalisme ini dipercaya sebagai simbol bahwa manusia ingin mendekatkan dirinya kepada Sang Khalik. Selain itu gaya vertikalisme yang meninggi ini juga mengesankan superior, terutama pada zamannya.
Rumah Gothic Sayidan dilihat dari
Gang Belimbing sisi barat-utara
Ciri lain dari gaya bangunan Gothic adalah pada pointed arch-nya (busur lancip), yakni pertemuan dua pilar yang membentuk lengkung berujung lancip. Ada pula ciri lain, yakni clustered columns (kenampakan seperti pilar-pilar kecil yang mengelompok jadi satu), rib vanets (kubah berusuk), tracery (hiasan berukir yang bisanya terdapat pada dinding luar), jendela kaca patri, pintu yang seperti berlapis-lapis dari depan ke belakang semakin mengecil, dan menara.
Gaya Gothic mejadi tren di Eropa pada abad ke-11-16. Pada beberapa gereja bergaya Gothic umumnya dilengkapi lonceng atau salib di ujung puncak menara. Selain itu pada bangunan gereja (Katolik) umumnya dilengkapi dengan apa yang dinamakan rose window (jendela berbentuk bulat) di bagian fasad depan dengan kerangka berbentuk bulat serta garis melengkung yang membentuk bunga mawar sebagai lambang dari Bunda Maria.
Ada pula kelengkapan lain yang disebut gargoyle, yakni ujung (moncong) talang air yang diwujudkan dalam patung-patung setan. Jika air hujan tertampung dan dialirkan ke talang maka air akan jatuh ke tanah melalui moncong-moncong gargoyle ini. Ciri lainnya adalah apa yang disebut butterss yakni dinding penopang atau pilar yang tampak menonjol keluar serta flying butterssess yakni butterss yangberfungsi sebagai penopang berat dinding bangunan-dibuat terpisah dari bangunan dan dihubungkan dengan bangunan utama oleh sebuah lengkungan.
Pintu di sisi utara bangunan Rumah Gothic Sayidan
yang selalu terkunci sepanjang waktu
Jika dicermati, Rumah Gothic Sayidan ini tidak memiliki beberapa ciri tersebut. Mungkin karena rumah ini memang dimaksudkan sebagai rumah hunian sehingga beberapa ciri Gothic lain tidak disertakan. Namun hal ini tidak menghilangkan kesan kegothikannya yang cukup unik di tengah kota Yogyakarta.
Ke Yogya yuk ..!
Naskah & foto: A.Sartono
Yogyakarta YogyamuLatest News
- 29-04-15
PGTK KHalifah Datang
Kedatangan mereka masih dalam rangka peringatan Hari Kartini sehingga sebagian dari mereka mengenakan pakaian tradisional dan pakaian yang... more » - 29-04-15
Membaca Jejak Chairi
Dalam acara ini ditampilkan pembacaan puisi, musikalisasi puisi dan pidato kebudayaan. Para penyair muda dan penyair senior bergabung menjadi satu... more » - 28-04-15
Denmas Bekel 28 Apri
more » - 28-04-15
Anak-anak Tim-Tim di
Metode yang digunakan Helena van Klinken untuk menyusun buku ini adalah dengan mewawancarai 90 sumber lisan. Berdasarkan hal ini penulis kemudian... more » - 27-04-15
Kearifan Lokal yang
Dengan membaca buku ini, Anda akan mengetahui berbagai kearifan lokal masyarakat Lombok, sebagai media pendidikan antikorupsi. Juga berbagai bentuk... more » - 27-04-15
‘Di antara Perempuan
Sebanyak 7 penyair, satu diantaranya pria dan sisanya penyair perempuan, sedang menyiapkan antologi puisi yang diberi judul ‘Di Antara Perempuan’ dan... more » - 27-04-15
Pada Tiap Rumah Hany
Bertepatan dengan Hari Kartini, Selasa malam, 21 April 2015, Bentara Budaya Yogyakarta, membuka pameran seni grafis karya Theresia “Tere” Agustina... more » - 25-04-15
Anak Yang Lahir Tang
Tanggal 8 (Jawa) adalah ‘dina Menjangan.’ Anak yang lahir pada tanggal tersebut baik wataknya, beruntung hidupnya, dikasihi orang-orang agung. Untuk... more » - 25-04-15
Kunjungan SMA Pangud
SMA Pangudi Luhur (PL) Yogyakarta kembali berkunjung ke Tembi Rumah Budaya Yogyakarta untuk mengenal budaya Jawa secara lebih dekat. Kali ini,... more » - 25-04-15
Hanyaterra meluncurk
Hanyaterra adalah kelompok kolektif musik keramik dari Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, yang terdiri dari Tedi En , Iwan Maulana, Ami... more »