Dunia Kerbau di Jawa Tahun 1930-an
Author:editortembi / Date:24-04-2014 / Foto karya Satake tersebut menunjukkan pemandangan kedamaian di sebuah desa. Ketenteraman sekelompok kerbau dalam lingkungan alam yang demikian asri dan damai ini mungkin yang menginspirasi Satake untuk mengabadikannya.
Dunia kerbau tahun 1930-an
Kerbau mungkin semakin tidak populer di Jawa, terutama di kota-kota besar atau wilayah-wilayah yang mulai meng-kota. Tenaga dari binatang jenis ini telah tergantikan oleh mesin yang dianggap lebih praktis dan efisien. Binatang jenis ini juga tidak lagi menjadi semacam tabungan keluarga. Orang lebih suka menabung atau memutar uangnya untuk bisnis lain yang dianggap lebih menjanjikan.
Kerbau juga tidak lagi menjadi teman bermain anak-anak dan remaja seperti pada masa lalu, utamanya di tahun-tahun 1980-an ke belakang. Elektronik dan mall telah menggantikan teman bermain anak-anak dan remaja. Serunai atau seruling yang ditiupkan di atas punggung kerbau oleh anak-anak desa juga telah punah. Demikian pula gambaran anak-anak yang kelihatan menikmati dan tekun membaca buku di atas punggung kerbau juga tinggal menjadi kenangan belaka.
Kini, anak-anak bahkan orang dewasa kota bisa dikatakan tidak lagi mengenal atau minimal pernah melihatnya. Kemungkinan besar mereka bisa melihat kerbau hanya melalui internet atau buku. Gambaran tentang ketenangan hidup anak-anak desa masa lalu yang biasa bermain dan naik kerbau mungkin hanya menjadi semacam kilasan bayangan imajinasi tanpa dasar pengalaman empirik.
Berikut ini adalah gambaran tentang “surga kerbau” di sebuah pingiran desa di Jawa. Foto ini dibuat sekitar tahun 1930-an oleh KT Satake dalam buku album fotonya yang diberi tema atau judul Camera-Beelden van Sumatra, Java, Bali yang dipublikasikan di Surabaya tahun 1935 serta dibuat dan dicetak di kota Middlesbrough, Inggris oleh Hood & Co Ltd..
Kerbau di areal persawahan Tembi Rumah Budaya, 2014
Foto karya Satake tersebut menunjukkan pemandangan kedamaian di sebuah desa. Ketenteraman sekelompok kerbau dalam lingkungan alam yang demikian asri dan damai ini mungkin yang menginspirasi Satake untuk mengabadikannya. Nuansa surgawi Jawa masa lalu ini mungkin menjadi daya sihir tersendiri bagi kepekaan Satake.
Untuk membandingkan kerbau tahun 1930-an Tembi juga menyajikan bidikan tentang kerbau yang dilakukan tahun 2014 dan 2012. Namun apa yang dilakukan Tembi tentu saja berbeda dengan apa yang dilakukan Satake. Berbeda masanya, peristiwa, nuansa, setting, maupun getar hati yang menggerakkannya.
Naskah dan foto: A. Sartono
Sumber: K.T. Satake,1935, Camera-Beelden van Sumatra, Java, Bali, Middlesbrough: Hood & Co. Ltd.
Latest News
- 29-04-14
Dinding, Ingatan dan
Empat orang arsitek yakni Aditya Novali, Eko Prawoto, Iswanto Hartoni dan Titin Yulia, merespon dinding sebagai basis karyanya, yang dipamerkan pada... more » - 29-04-14
Langgar Duwur Jagala
Langgar duwur bisa diartikan sebagai surau yang berada di bangunan atas rumah. Bentuknya seperti bangunan yang ditempelkan pada bangunan induk (rumah... more » - 29-04-14
Ora Polo Ora Uteg
Peribahasa ini sebenarnya terkesan kasar. Umumnya peribahasa ini hanya digunakan terhadap orang yang sudah tidak bisa diberi nasihat, karena orang... more » - 28-04-14
Brieven, Kotak Surat
Gedung atau bangunan zaman Belanda memang pada umumnya mempunyai kotak surat macam itu. Pada perkembangan zaman selanjutnya, kotak surat-surat tak... more » - 28-04-14
Balasrewu Dipenuhi N
Ada dua hal yang menyebabkan seorang ksatria titisan Dewa Wisnu dan titisan Dewa Darma berubah menjadi Balasrewu, yaitu karena marah besar dan atau... more » - 28-04-14
Pameran Karya Syahna
Bagi Syahnagra kesenian adalah kemerdekaan, kebahagiaan, kebebasan/kemerdekaan, dan keindahan. Idealisme berkesenian baginya demikian penting karena... more » - 28-04-14
Mahasiswa Australia
Ketika mereka masuk ke pasar tradisional berlantai tanah dengan atap lapak berupa seng dan aneka kain yang letaknya relatif rendah terpaksalah mereka... more » - 26-04-14
Bahaya Bagi Orang Wu
Orang Wuku Warigagung hemat dan pandai mencari nafkah, namun kemauannya keras, punya watak sombong dan suka banyak bicara. Oleh karena kerja kerasnya... more » - 26-04-14
Sri Sultan Hamengkub
Sebagai seorang raja Yogyakarta, HB IX juga dikenal sangat dekat dengan rakyatnya dan dikenal dengan prinsipnya “Tahta Untuk Rakyat”. Bahkan semasa... more » - 26-04-14
Gudeg Mercon Asem Ge
Bu Tinah ingin membuat terobosan baru. Jadilah ia memadukan gudeg konvensional (basah) dengan Oseng-oseng Mercon, yang berupa oseng-oseng kikil dan... more »