Ragusa Es Italia Yang Tak Termakan Waktu
07 Nov 2015Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini cepat mencair namun rasanya tetap segar.
Ragusa Es Italia berada di salah satu “ruko” kuno yang berderet di Jalan Veteran 1, Jakarta Pusat. Ketika memasuki bangunan tua tersebut, terasa sekali suasana tempo dulu yang masih dipertahankan oleh pemiliknya.
Di dalam resto atau kafe khusus es krim itu terdapat kursi-kursi yang terbuat dari rotan dengan model kuno dan meja yang sederhana. Di dinding resto terpasang foto-foto hitam putih yang menggambarkan rupa-rupa es krim Ragusa, dan potret sudut-sudut kota Jakarta zaman dulu. Terlihat pula mesin es krim kuno di balik kaca dapur pembuatan es krim tersebut.
Meski sudah banyak toko es krim yang lebih bagus dan nyaman karena ber-AC, Ragusa tetap tidak kehilangan pelanggan dan penikmatnya. “Rasanya dari dulu masih sama enaknya, rasanya berbeda dari es krim lain, saya sudah berlangganan sejak saya masih kecil,” kata Samuel (36), pembeli asal Jakarta yang sedang mengantri.
Banyak pelanggan yang terus menerus datang sore itu. Mereka rela mengantri panjang hingga keluar bangunan untuk menikmati rasa es krim zaman lampau tersebut. Rasa lelah mengantri panjang pun terbayar sudah ketika merasakan sensasi es krim Ragusa. Es krimnya tidak terlalu manis, dengan tekstur yang sangat halus dan dilengkapi taburan kacang yang agak manis dan agar kering warna-warni berasa buah, merupakan perpaduan rasa yang sangat pas.
Cita rasa es krim ini memang berbeda dengan es krim di tempat lain. Resepnya pun dijaga ketat kerahasiannya. Salah satu keunggulan es krim Ragusa yang paling terasa adalah tidak menggunakan bahan pengawet dan menggunakan susu sapi murni, sehingga es krim ini cepat mencair namun rasanya tetap segar.
Pilihan menu nya terdapat gambar es krim yang sangat beragam, ada banana split, special mix, spaghetti ice cream, cassata siciliana, tutti frutti, chocolate sundae, lemon ice, cola float dan nougat. Harga es krim tersebut mulai dari Rp 15.000 – Rp 35.000.
Dalam catatan Wikipedia, Ragusa Es Italia didirikan oleh dua orang bersaudara berkebangsaan Italia yang bernama Luigie Ragusa dan Vincenzo Ragusa. Semula mereka datang ke Batavia untuk belajar menjahit di daerah Jakarta Pusat tahun 1930. Namun ketika lulus, justru mereka melihat peluang lain. Mereka memanfaatkan peluang dari seorang kenalan asal Eropa yang memiliki peternakan sapi dan memberikan mereka banyak susu sapi. Mereka membuka toko es krim Ragusa yang pertama dan dibantu oleh 3 saudaranya di Jalan Pos (sekarang Jalan Naripan), Bandung.
Dalam menjalankan usahanya di Jakarta, Ragusa bersaudara dibantu oleh Jo Giok Siaw (Yo Giok Siang) teman di sekolah menjahit yang berketurunan Tionghoa. Mereka mulai menjual es krim di Pasar Gambir (Jakarta Fair) pada tahun 1932. Namun karena tempat tersebut hanya ramai setahun sekali, akhirnya mereka membuka kafe yang menjadi pusat pembuatan dan penjualannya di Citadelweg (sekarang Jalan Veteran I no. 10), Jakarta Pusat pada tahun 1947.
Persahabatan Jo Giok Siaw dan Ragusa bersaudara berlanjut, bahkan hingga terjalin persaudaraan ketika salah seorang dari lima bersaudara Ragusa, yaitu Francesco Ragusa menikah dengan anak putri Jo Giok Siaw. Pada tahun 1970-an, Ragusa bersaudara pindah ke Grottaglie, Taranto, Italia dan menyerahkan usaha es krim mereka ke putra Jo Giok Siaw yang bernama Buntoro Kurniawan (Yo Boen Kong) dan istrinya Sias Mawarni (Lie Pit Yin).
Dalam perjalanan yang dirintis mereka, Ragusa Es Italia sempat memiliki 22 cabang toko es krim. Namun akibat kerusuhan tahun 1998, banyak toko mereka dirusak dan dibakar massa. Saat ini masih ada tiga cabang Ragusa yang tersisa, yaitu di Duta Merlin (Jakarta), arena Pekan Raya Jakarta (setahun sekali), dan di Cipanas (Jawa Barat).
Naskah dan Foto: Marcellina Rosiana
KULINERBaca Juga
- 20-08-16
Mangut Beyong di Warung Makan Mbah Juri Kulon Progo
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 03-08-16
Gudeg Koyor Varian dari Gudeg Yogyakarta
Jenis makanan gudeg yang telah menjadi identitas makanan khas Yogyakarta mungkin sudah tidak asing lagi banyak orang. Namun gudeg koyor mungkin masih... more » - 04-06-16
Warung Sederhana Imogiri Sejak 1958 Masih Bertahan dengan Menu Jadul
Kuliner tempo dulu bisa dikatakan selalu ngangeni. Banyak orang yang mulai jenuh dengan kuliner kekinian kemudian mencoba mencari lagi kuliner tempo... more » - 10-05-16
Di Jakarta Namanya Kembang Tahu, di Yogya Namanya Wedang Tahu
Wedang tahu di Yogyakarta dikenal juga dengan nama tahok di Solo. Sedangkan untuk Surabaya menamai jenis makanan ini dengan nama tahua sedangkan... more » - 30-04-16
Bebek Goreng Kang Dono
Bantul punya sejumlah kuliner khas primadona dimana warungnya juga tergolong jawara, seperti sate klathak pak Pong dan mangut lele mbah Marto. Bahkan... more » - 23-04-16
Karangan, Makanan Khas Bantul nan Sangat Langka
Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more » - 16-04-16
Baso Oen yang Gurih dan Kenyal
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more » - 09-04-16
Menu Kreatif Belut di Kebelet Belut
Rumah makan spesial belut tergolong sangat jarang di Yogyakarta. Biasanya kalau menyebut belut, asosiasi orang terutama ke satu nama, warung pak... more » - 12-03-16
Bubur Koyor Srikandi nan Klop
Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more » - 05-03-16
Soto Betawi Bang H Pitung, Soto Khas Jakarta di Kota Yogyakarta
Saat ini tidak lagi sulit untuk dapat menikmati soto betawi, makanan khas Jakarta, di Yogyakarta. Salah satu tempat untuk menikmati makanan itu... more »
Artikel Terbaru
- 20-08-16
Mangut Beyong di War
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 20-08-16
Ada Tiga Hari Baik P
Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more » - 20-08-16
Macapatan di Museum
Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more » - 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »