Mangut Beyong di Warung Makan Mbah Juri Kulon Progo
20 Aug 2016 Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis tawes liar yang hidup di sungai-sungai besar berarus deras) dan beyong (sejenis patin yang juga hidup di sungai-sungai besar berarus deras). Kedua jenis ikan ini hampir tidak mungkin didapatkan dari kolam budidaya. Justru karena itu menu ini menjadi unik.Menu lainnya yang terbilang unik adalah jangan lompong (sayur dari batang tales kebun). Tales ini berbeda dengan tales Bogor meskipun masih satu rumpun. Lompong kebon ini biasa dibudidayakan petani di Jawa sebagai tanaman selingan yang bisa dimanfaatkan umbinya (biasanya anakan umbi yang disebut enthik/kimpul), batang (untuk sayur), dan daunnya untuk membuat buntil.
Tiga jenis menu ini dapat ditemukan dan dinikmati di Warung Makan Mangut Beyong dan Ikan Duri Lunak Mbah Juri yang beralamatkan di Dusun Slanden, Kelurahan Banjaroya, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Lokasi warungnya dapat dijangkau melalui Jl Deksa-Muntilan, setelah sampai di depan Kantor Balai Desa Banjaroya akan ditemukan pertigaan. Ambil arah ke kiri (arah Sendang Sono). Warung Mbah Juri hanya 200 meter dari pertigaan tersebut.
Warung ini buka mulai pukul 06.00-18.00 WIB. Tidak ada hari libur untuk warung ini, kecuali memang ada keperluan yang sangat khusus. Dalam sehari warung ini bisa menjual 10 kg ikan salem dan 10 kg ikan beyong plus satu wajan besar sayur lompong. Selain itu, warung ini juga menyajikan menu lokal lain seperti buntil, bothok teri, dll.
Bu Juri yang aslinya bernama Ngadinah (63) memulai usahanya sejak tahun 2008. Sebelumnya ia pernah jualan makanan di rumahnya, pernah pula bekerja di Banjarnegara sebagai juru masak. Lalu ia mendirikan usaha (warung) sendiri yang berkaitan dengan olahan ikan, utamanya mangut beyong dan salem. Semuanya itu terinspirasi dari mendiang ibunya yang sering memasak mangut ikan dari Sungai Progo yang demikian lezat untuk keluarga. Berawal dari itu ia meneruskan kebiasaan ibunya dengan inovasi dan pengembangan di sana-sini sehingga lahirlah mangut beyong dan salem khas dari Mbah Juri (nama suaminya) ini.
Mangut di tempat ini diolah kira-kira mulai pukul 10.00 dan kemudian diangkat pada hari berikutnya sekitar pukul 06.00. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan tungku kayu bakar dengan nyala bara yang tidak pernah mati. Dengan demikian semua bumbu dan rempahnya meresap ke dalam daging ikan. Kesan amis dari ikan tidak ada lagi. Setiap serat daging ikannya pun menyuguhkan kelezatan yang sempurna. Bahkan tulang dan duri ikan salem pun menjadi lunak karena proses ini. Jadi orang tidak perlu lagi memisahkan daging ikan salem dengan tulang/durinya.
Demikian pun dengan mangut ikan beyong yang memiliki citarasa berbeda dengan daging ikan salem. Jika daging ikan salem lebih mirip daging ikan wader atau bandeng, daging ikan beyong mendekati karakter ikan patin. Olahan mangut Mbah Juri membuat keduanya menjadi santapan yang lezat dalam balutan kesederhanaan suasana ndesonya. Pun dengan sayur lompongnya. Sayur lompong Mbah Juri disajikan dalam tingkat kematangan yang pas, disajikan dalam wajah sumringah hijau namun matang. Kekentalan kuah santannya juga pas. Demikian juga komponen bumbunya.
Sekalipun Warung Mbah Juri ini relatif jauh dari Kota Yogyakarta, namun jarak yang demikian dengan sedikit kelelahan di perjalanan akan terbayar lunas di tempat ini. Untuk 1 porsi mangut beyong lengkap dengan nasi dan segelas minuman dibanderol dengan harga bergradasi, mulai dari Rp 30.000 hingga Rp 50.000 sesuai dengan besar kecilnya ikan beyong. Sedangkan untuk satu porsi mangut salem duri lunak lengkap dengan nasi dan segelas minuman dibanderol Rp 20.000. Sedangkan untuk Ssur lompong dipatok dengan harga Rp 5.000/porsi.
Naskah dan foto:a.sartono
KULINERBaca Juga
- 03-08-16
Gudeg Koyor Varian dari Gudeg Yogyakarta
Jenis makanan gudeg yang telah menjadi identitas makanan khas Yogyakarta mungkin sudah tidak asing lagi banyak orang. Namun gudeg koyor mungkin masih... more » - 04-06-16
Warung Sederhana Imogiri Sejak 1958 Masih Bertahan dengan Menu Jadul
Kuliner tempo dulu bisa dikatakan selalu ngangeni. Banyak orang yang mulai jenuh dengan kuliner kekinian kemudian mencoba mencari lagi kuliner tempo... more » - 10-05-16
Di Jakarta Namanya Kembang Tahu, di Yogya Namanya Wedang Tahu
Wedang tahu di Yogyakarta dikenal juga dengan nama tahok di Solo. Sedangkan untuk Surabaya menamai jenis makanan ini dengan nama tahua sedangkan... more » - 30-04-16
Bebek Goreng Kang Dono
Bantul punya sejumlah kuliner khas primadona dimana warungnya juga tergolong jawara, seperti sate klathak pak Pong dan mangut lele mbah Marto. Bahkan... more » - 23-04-16
Karangan, Makanan Khas Bantul nan Sangat Langka
Karangan adalah kuliner lokal yang mungkin hanya bisa ditemukan di Pasar Turi, Sidomulyo, Bambanglipuro, Bantul dan Pasar Ngangkruksari, Parangtritis... more » - 16-04-16
Baso Oen yang Gurih dan Kenyal
Kualitas baso tak pernah lepas dari kualitas dagingnya. Begitu pun dengan baso di warung Baso Oen di Jalan Parangtritis Km 7, Sewon, Bantul. Melihat... more » - 09-04-16
Menu Kreatif Belut di Kebelet Belut
Rumah makan spesial belut tergolong sangat jarang di Yogyakarta. Biasanya kalau menyebut belut, asosiasi orang terutama ke satu nama, warung pak... more » - 12-03-16
Bubur Koyor Srikandi nan Klop
Koyor atau urat sapi mungkin tidak sepopuler bagian tubuh sapi lainnya. Tapi bagi sebagian orang, koyor justru tampil sebagai primadona. Koyor... more » - 05-03-16
Soto Betawi Bang H Pitung, Soto Khas Jakarta di Kota Yogyakarta
Saat ini tidak lagi sulit untuk dapat menikmati soto betawi, makanan khas Jakarta, di Yogyakarta. Salah satu tempat untuk menikmati makanan itu... more » - 27-02-16
Mie Ayam Grabyas Rarasati
Mie ayam tergolong salah satu menu terpopuler di negeri kita. Ada satu menu mie ayam yang agak unik, namanya mie ayam grabyas. Dulu istilah... more »
Artikel Terbaru
- 20-08-16
Mangut Beyong di War
Ada cukup banyak kuliner khas, unik, yang sesungguhnya berangkat dari menu-menu tradisional Jawa. Salah satunya adalah mangut ikan salem (sejenis... more » - 20-08-16
Kisah Kemuliaan Hati
Judul : Sita. Sedjarah dan Pengorbanan serta Nilainja dalam Ramayana Penulis : Imam Supardi... more » - 20-08-16
Ada Tiga Hari Baik P
Pranatamangsa: mulai 25 Agustus memasuki Mangsa Surya III Mangsa Katelu, usia 24 hari, sampai dengan 17 September 2016. Candrane: Suta Manut ing Bapa... more » - 20-08-16
Macapatan di Museum
Sri Sultan Hamengkubuwana II adalah salah satu raja di Yogyakarta yang disegani oleh Belanda di kala itu. Ia mewarisi sikap ayahnya, yakni... more » - 19-08-16
Hardi: Sang Presiden
Sekitar pertengahan 2000-an, saya pernah melihat sebuah gambar yang terpampang di tangga rumah seorang sastrawan yang kebetulan saya kenal secara... more » - 19-08-16
Wisuda MC Jawa Lanju
Para wisudawan kursus Panatacara Pamedharsabda MC Basa Jawa di Tembi Rumah Budaya angkatan IX rupanya mempunyai pandangan yang hampir sama. Kesamaan... more » - 18-08-16
Obituari Slamet Riya
Mestinya, pada Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang digelar 18 Agustus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Slamet... more » - 18-08-16
Peserta Badan Diklat
Sebanyak 80 orang SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) baik provinsi, kabupaten, dan kota dari seluruh Indonesia yang berkunjung ke Tembi Rumah... more » - 16-08-16
Karyawan Bir Bintang
Menjelang maghrib hari Kamis 11 Agustus 2016, Tembi Rumah Budaya dikunjungi oleh karyawan PT Bir Bintang Jakarta sejumlah 100 orang. Mereka datang ke... more » - 16-08-16
Suara Malam dan Peso
Sastra Bulan Purnama edisi ke-59, yang akan diselenggarakan Kamis, 18 Agsutus 2016, pukul 19.30 di Tembi Rumah Budaya, Sewon, Bantul, Yogyakarta akan... more »